Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
50. EXT/INT. JALANAN, MOBIL ANGKOT – SIANG
Tampak sebuah angkot melaju di keramaian Kota Solo, lalu di dalam angkot itu tampak di dalam angkot itu penumpangnya hanya tiga orang, Agus, Marno (teman sekelas Agus) dan seorang bapak bernama Bledus yang bertampang sedikit sangar. Agus dan Marno asyik bercakap-cakap dan Bledus dengan cermat mengamati percakapan Agus dan Marno. Agus dan Marno tidak mengenal Pak Bledus.
AGUS
Mar, waktu Bu Retno bertanya siapa yang pernah ke Jakarta tadi, kamu mengangkat tangan. Memangnya kapan kamu ke Jakarta?
MARNO
Waktu kelas 4.
AGUS
Wah, udah lama juga, ya?
MARNO
Ya menag sudah agak lama.
AGUS
(menyungut)
Enak kamu udah pernah ke Jakarta.
MARNO
Kalau kamu Gus, kapan rencananya akan ke Jakarta? Kamu kan punya saudara sepupu di sana, Johan?
AGUS
Nenek dan Kakekku janji, kalau aku sudah naik kelas 6, baru aku akan diajak liburan ke Jakarta.
MARNO
Ah kelamaan, Gus.
BLEDUS
(menyela)
Iya, kelamaan. (sambil menatap Agus dan marni berganti-ganti) Kalau mau, kalian berdua bisa ikut dengan saya ke Jakarta, sekarang.
MARNO
Memangnya Bapak mau ke Jakarta?
BLEDUS
Iya. Apa kalian berdua mau ikut?”
MARNO
Ah saya tidak, Pak. Saya sudah pernah ke sana, kok.
BLEDUS
(ke Agus)
Kalau kamu mau?
AGUS
(bersemangat)
Ya, ya saya mau, Pak. Saya sudah sangat ingin tahu Jakarta. Tapi jangan lama-lama di sana ya, Pak. Saya kan nggak sedang libur sekolah.
BLEDUS
Ya nggak perlu lama-lama, cukup sehari saja. Ini kan hari Sabtu. Hari Minggu pagi berada di Jakarta, sore harinya sudah balik lagi ke Solo. Jadi hari Senin pagi sudah kembali sampai di Solo, sehingga kamu nggak sampai bolos sekolah.
AGUS
(gembira)
Ya ya bagus begitu, Pak. Jadi saya nggak sampai bolos sekolah.
BLEDUS
(mangggut-manggut)
Bagus, bagus... Oya, nama saya Bledus. (ke Agus) Naman kamu siapa?
AGUS
Agus, Pak. Agus Kuncoro.
Laju mobil angkot sampai di depan Stasiun Kereta Api.
BLEDUS
(berteriak)
Stop, stop, brenti di sini.
Mobil angkot menepi, lalu berhenti.
BLEDUS
Ayo Gus, kita turun.
Agus menurut ajakan dari Bledus, ikut turun dari mobil angkot.
MARNO
(berteriak dari dalam angkot)
Gus, apa kamu nggak pamitan dulu pada Bapak dan Ibumu?
Agus tidak mempedulikan, ia terus mengikuti langkah Bledus masuk ke dalam Stasiun Kereta Api.
CUT TO
51. INT. RUMAH MARNO, RUANG TAMU & DALAM RUMAH – SORE
Ayahnya Agus, Jalil sedang bercakap-cakap dengan ayahnya Marno, Saidi
JALIL
Saya mau tanya pada Marno, ke mana perginya Agus, kok sampe sore begini belum pulang.
SAIDI
O, begitu. (menoleh ke belakang/ke dalam rumah dan setengah berteriak memanggil anaknya) Marno...
Marno muncul dari dalam rumah, menghampiri ayahnya.
MARNO
Apa, Yah?
SAIDI
Kamu tau ke mana perginya Agus sepulang dari sekolah tadi?
MARNO
Tadi Agus ikut dengan Pak Bledus, yang mengajaknya ke Jakarta naik kereta api.
JALIL
(ke Marno)
Pak Bledus itu siapa?
MARNO
Orang yang baru dikenal saya dan Agus di dalam angkot.
JALIL
(sedikit kaget)
Waduh, ini berarti Agus sudah diculik.
SAIDI
Kalau begitu sampaen harus cepat menyusul ke stasiun kereta api, Pak Jalil.
JALIL
(sedikit panik)
Ya, harus segera aaya susul. Permisi dulu, Pak Saidi. (lalu bangkit dari duduk dan meninggalkan rumah Marno.
Saidi dan Marno memandangi kepulangan Jalil dengan wajah prihatin.
CUT TO
52. EXT. STASIUN KERETA API BALAPAN SOLO – SENJA
Tampak keriuhan situasi di Stasiun Kereta Api, lalu tampak Jalil sedang bertanya paada Petugas Bagian Informasi.
JALIL
Pak, kereta api tujuan Jakarta sudah berangkat?
PETUGAS BAGIAN INFORMASI
Sudah Pak, sepuluh menit yang lalu.
JALIL
(kecewa dan panik)
Waduh, celaka ini.
CUT TO
53. EXT/INT. KERETA API EKONOMI, DALAM KERETA API – MALAM
Sekilas kereta api ekonomi yang melaju ke arah Jakarta, lalu tampak di dalam salah satu gerbong kereta api Agus duduk berdampingan Bledus. Agus duduk dekat kaca jendela dan dengan wajah senang memandang ke luar jendela. Sedang Pak Bledus tampak merenung, mereka-reka apa yang akan ia perbuat pada Agus setiba di Jakarta nanti.
CUT TO