Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Johan Detektif Kecil (Membebaskan Sahabat) Script Film
Suka
Favorit
Bagikan
9. #9 Scene 41 - 45

41. RUMAH JOHAN, KAMAR JOHAN & RUANG TENGAH – SORE  

 

Jam duduk yang ada di atas meja belajar yang ada di kamar Johan berdering, lalu Johan yang sedang  tidur berbaring tampak mendadak terbangun. Spontan Johan menatap ke jam duduk yang menunjukan pukul 2.30.

 

Johan bangkit dari berbaring, lalu beranjak ke luar kamar dan di ruang tengah (ruang keluarga) ia melihat  Mira sudah berdandan rapi dan mengenakan baju yang bagus.       

 

JOHAN

(heran)

Mir, kok sudah rapi berdandan, mau ke mana?.

 

MIRA

Ke Terminal Bantargebang dengan Ibu,  mengantar Kakek dan Nenek pulang ke Solo.

 

JOHAN

(heran)

Lho, Ibu sudah pulang dari kerja?

 

MIRA

Aduh, Kak Johan ini ngigau kali. Ini kan hari Sabtu, Ibu kan libur kerja.

 

JOHAN

(mengaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal)

Mm,,,lupa. (lalu seperti ingat akan sesuatu) Ah, aku ikut ah, ke Terminal Bantargebang... (lalu beranjak pergi meninggalkan Mira, untuk mencari ibunya.)

 

CUT TO

 

42. RUMAH JOHAN, KAMAR LUSI – SORE

    

Lusi sedang berhias mengenakan make up di depan cermin dan tampak Johan sedang menatap Lusi

 

 

JOHAN

Bu, saya ikut ke Terminal Bantargebang  untuk mengantar Kakek dan Nenek pulang ke Solo, ya?

 

LUSI

(sambil tetap berhias)

Boleh. Cepat mandi lalu ganti baju, ya?

 

JOHAN

(dengan jejingkrakan meninggalkan kamar Lusi)

Hare... hore... aku boleh ikut ke Terminal Bantargebang...

 

CUT TO

 

 

43. EXT. TERMINAL BANTARGEBANG, RUANG TUNGGU  – SORE

 

Di keramaian Terminal Bantargebang,  tampak kakek, nenek, Lusi, Johan dan Mira duduk di bangku panjang, lalu di hadapan mereka melintas seorang penjual koran.   

 

PENJUAL KORAN

Koran, koran… Warta Kota, Pos kota, Republika, Koran Tempo, cuma seribuan.

 

MIRA

(ke penjual koran)

Bang, ada Bobo?

 

Penjual koran menghentikan langkahnya.

 

PENJUAL KORAN

( ke Mira)

Wah, nggak ada, Dik. (menunjuk ke sebuah kios yang menjual majalah) Kalau mau beli Bobo, di kios sana, tuh… (lalu penjual koran beranjak pergi).

 

MIRA

(ke Lusi dengan merengek)

Bu, saya ingin beli Bobo.

 

LUSI

Kamu punya uang apa tidak?

    

MIRA

Nggak punya. Sisa uang jajan pagi tadi sudah saya masukkan ke celengan semua.

    

Lusi membuka dompet, lalu mengambil selembar uang seratus ribuan dan memberikannya pada Mira.

    

Mira menyambuti uang pemberian Lusi.

 

MIRA

(merengek)

Tapi saya nggak berani beli sendiri, Bu.

 

LUSI

(ke Johan)

Jo, temani Adikmu beli Bobo (menunjuk ke kios yang menjual majalah) di kios sana.

 

JOHAN

(mengangguk)

Baik, Bu.

Kemudian Mira dan Johan jalan berdampingan menuju ke kios yang menjual majalah. Dan Mira bernyanyi-nyanyi riang sambil mengibar-ngibarkan uang seratus ribu yang dibawanya. Tapi belum lama Mira dan Johan melangkah, tiba-tiba ada orang yang mencabut uang seratus ribu yang dipegang Mira. Sejenak Mira dan Johan kaget, tapi kemudian Johan bereaksi

 

JOHAN

(berteriak)

Copet… Copet…!

 

Mendengar teriakan Johan, spontan ada beberapa orang yang berusaha mengejar si pencopet dan di antara orang-orang yang mengejar pencopet itu, ada satu orang yang menggunakan sepatu roda (orang ini adalah Bragas). Dan Bragaslah  yang berlari paling cepat dan hampir menyusul si poncopet. 

 

Merasa terdesak, si pencopet melepas uang seratus ribu yang dipegangnya, sedang dia terus berlari meloloskan diri. Dan Bragas memungut uang seratus ribu itu. Ia merasa lega dapat menyelamatkan uang seratus ribu itu, walau tak berhasil menangkap si pencopet. Kemudian Bragas menghampiri Johan dan Mira dan  menyerahkan selembar uang seratus ribu itu kepada Johan.

   

JOHAN

Terima kasih Pak, atas bantuannya.

 

Bragas hanya tersenyum, lalu melepas sepatu rodanya.

 

BRAGAS

(menyodorkan sepatu roda)

Ini untuk kamu, Jo.

 

Johan diam, tidak mau menerimanya.

 

BRAGAS

(melanjutkan)

Kamu lupa dengan saya, Jo? Saya Bragas.

 

Johan tampak kaget bercampur takut. Mendadak ia ingat pada penodong uang Pak Badri saat diinterogasi oleh Ajun Komisaris Heru.

 

FLASBACK TO SCENE 14 – Partial SCENE

.

AJUN KOMISARIS HERU

Siapa namamu?

 

 

 

 

PENODONG

(lirih)

Bragas, Pak.

 

BACK TO NORMAL SCENE

 

Hati Johan ciut, sedang Bragas dapat membaca perasaan Johan dan pada saat inilah  Lusi, kakek dan nenek datang menghampiri Johan dan Mira.

 

BRAGAS

Jangan kaget dan takut, Jo. Saya sudah bebas dari tahanan, sekarang jadi orang baik-baik dan diberi tugas oleh  Pak Polisi untuk ikut  membantu mengamankan Terminal Bantargebang.

 

Johan menghela nafas lega.

    

BRAGAS

(menyodorkan sepatu roda)

Terimalah sepatu roda ini Jo, sebagai tanda persahabatan kita.

 

Johan menyambuti sepatu roda itu.

 

JOHAN

(senyum)

Terima kasih, Pak Bragas.

 

BRAGAS

Itu sepatu roda model terbaru, Jo. Rodanya bisa dimasukkan ke dalam sepatu kalau sedang tidak digunakan. Jadi sepatu itu bisa juga kamu pakai untuk ke sekolah maupun bepergian.

 

JOHAN

(kagum)

Oh, hebat sekali. Tapi sepatu ini masih terlalu besar untuk saya, Pak Bragas.

 

BRAGAS

Sekarang simpanlah dulu sebagai kenangan-kenangan dari saya, Jo. Dan pakailah kalau kamu sudah cukup besar nanti..

 

JOHAN

(haru & bahagia)

Sekali lagi terima kasih, Pak Bragas.

 

 

 

 Lusi, kakek dan nenek  mengangguk pada Bragas (sebagai tanda ucapan terima kasih).

 

CUT TO

 

44.EXT. TERMINAL BANTAR GEBANG, AREA PEMBERANGKATAN BIS KE LUAR KOTA – MAGRIB 

 

Tampak kakek dan nenek sudah duduk di bis tujuan Solo, sedang Lusi, Johan dan Mira berdiri tak jauh dari bis yang dinaiki oleh kakek dan nenek. Lalu perlahan-lahan bis melaju dan Lusi, Johan serta Mira melambai-ambaikan tangan. Di dalam bis kakek dan nenek juga tampak melambai-lambaikan tangan.

 

CUT TO

 

45. INT. TAKSI – MAGRIB

 

Lusi, Johan dan Mira duduk di jok belakang. Karena lelah, Lusi dan Mira menyandarkan punggung ke sandaran jok, sedang Johan dengan wajah berseri dan kagum memandangi sepatu roda pemberian Bragas.

 

JOHAN (V.O.)

Pak Bragas, sekarang kau jadi sahabatku yang baru. Suatu saat nanti, siapa tahu kau dapat membantuku untuk menumpas penjahat.

 

CUT TO

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)