Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
24. EXT/INT. SEKOLAH JOHAN, KELAS JOHAN – PAGI
Terdengar bel tanda masuk sekolah berdentang. Semua murid SD di sekolahnya Johan masuk ke kelasnya masing-masing. Lalu tampak kelasnya Johan yang riuh, masing-masing anak bicara dengan teman sebangkunya. Begitu juga dengan David, bicara dengan teman sebangkunya (kita sebut saja ia bernama Anton)
ANTON
Vid, Detektif Kecil Johan nggak masuk. Apa dia diculik oleh teman-temannya penodong itu, ya?
DAVID
Ah nggak, nggak...
ANTON
(penasaran)
Lalu kenapa?
David akan menjawab tapi urung, karena pintu kelas terbuka, lalu masuk Pak Yasir. Semua murid kontan diam, tak ada yang bicara, suasana kelas sunyi.
PAK YASIR
Assalamualaikum, selamat pagi Anak-anak.
SEMUA MURID
(serempak)
Waalaikumssalam, pagi Pak...
PAK YASIR
Sebelum memulai pelajaran matematika, terlebih dulu saya beritahukan, bahwa saya baru mendapat telpon dari Ibunya Johan yang mengabarkan, hari ini Johan tidak dapat masuk sekolah, karena sakit.
Mendengar penjelasan ini semua murid menghela nafas lega.
PAK YASIR
(melanjutkan dengan curiga)
Kenapa semua menghela nafas lega?
BEBERAPA MURID
(hampir bersamaan)
Karena kita takut Pak, kalau Johan diculik oleh teman-temannya si penodong.
PAK YASIR
(menyela)
Oh tidak ya, tidak. Johan sedang sakit panas. Jadi kalian semua nggak perlu menguatirkannya.
Semua murid (kembali) menghela nafas lega.
PAK YASIR
(melanjutkan)
Siapa di antara kalian yang rumahnya dekat dengan rumah Johan?
SENO, DAVID & ADI
(bersamaan mengacungkan tangan)
Saya, Pak!
PAK YASIR
Untuk kalian bertiga, saya sarankan, pulang sekolah nanti menjenguk Johan, ya? Biar Johan senang hatinya, sehingga dia cepat sembuh.
SENO, DAVID & ADI
(bersamaan)
Baik, Pak.
CUT TO
25. INT. RUMAH JOHAN, KAMAR JOHAN – SORE
Jendela kamar terbuka lebar, tampak Johan sedang berbaring dengan merenung, wajahnya murung POV Johan: matahari sudah condong ke barat, warna lembayung menghiasi angkasa.
JOHAN (V.O.)
Ah, sore ini tentu Seno, David, Adi dan teman-temanku yang lain sedang bersika ria di Lapangan Pormas, bermain sepak bola. Sedang aku terbaring sakit. Ah ini salahku sendiri, tidak mau menuruti nasehat Ibu. (jeda). Aku janji, mulai hari ini nggak mau lagi mandi hujan-hujanan.
Terdengar pintu kamarnya diketuk. Lalu pintu di buka dari luar oleh Lusi dan Lusi masuk kamar disertai oleh Seno, David, dan Adi. Melihat kedatangan tiga sahabatnya, kontan wajah Johan berubah ceria dan ia bangun dari berbaring, duduk di tempat tidur, kemudian ia menyambut uluran tangan ketiga sahabatnya itu secara bergantian dengan gembira.
Melihat wajah Johan sudah kembali ceria, Lusi tampak ikut senang.
LUSI
(ke Seno, David & Adi)
Ajak Johan ngobrol ya, biar Johan cepat sembuh.
SENO. DAVID & ADI
(hampir bersamaan)
Baik, Tante.
Lusi keluar dari kamar, sedang Seno, David dan Adi melanglah lebih dekat ke tempat tidur.
ADI
Makanya jangan suka membandel kalau dinasehati oleh Ibumu, Jo. Akibatnya kamu jatuh sakit.
SENO
Ah, nggak apa-apa sakit-sakit sedikit. Kalau mau jadi detektif beneran, memang harus begitu. Betul kan, Jo?
Johan hanya tersenyum.Dan tangan David yang dari tadi disembunyikan di punggung, dipindahkannya ke depan, maka tampaklah seikat bunga.
DAVID
(sambil menyodorkan seikat bunga kehadapan Johan)
Ini hadiah dariku untuk sang Detektif Kecil.
JOHAN
(riang)
Oh Vid, indah sekali bunga-bunga ini. Dari mana kau mendapatkannya?
DAVID
Kupetik dari taman depan rumahku. Inilah hasilnya Jo, kalau kita suka menanam bunga.
JOHAN
(menyela)
Kamu benar, Vid.
DAVID
(menyindir)
Jadi menanam dan merawat bunga bukan hanya pekerjaan anak perempuan ya, Jo?
Johan hanya meringis, tapi wajahnya sangat berseri-seri.
CUT TO
26.EXT. RUMAH JOHAN, TERAS DEPAN & HALAMAN DEPAN/MOBIL HERMAN – PAGI
Johan, Mira, Lusi, Herman, kakek dan nenek berada di teras depan. Johan dan Mira sudah rapi siap berangkat ke sekolah, Lusi dan Herman juga sudah rapi siap berangkat kerja. Dan Kakek serta nenek tampak segar, karena sudah mandi.
NENEK
(ke Johan)
Kamu sudah benar-benar sehat, Jo?
JOHAN
Sudah Nek, (lalu mengangkat kedua tanganya sampai telinga dengan kedua telapak tangannya mengepal) tuh...
Nenek, kakek, Mira, Lusi dan Herman tertawa.
HERMAN
(ke Johan dan Mira)
Hari ini saja ya, Johan dan Mira, sambil berangkat kerja Ayah dan ibu mengantar kalian berdua ke sekolah. Besok dan selanjutnya, kalian berdua kembali naik mikrolet seperti biasanya.
JOHAN & MIRA
(bersamaan)
Baik, Yah...
HERMAN
Sekarang, ayo kita berangkat.
Lalu Herman, Lusi, Johan dan Mira bergantian menjabat dan mencium tangan nenek dan kakek. Setelah itu mereka berempat melangkah meninggalkan teras. POV Herman, Lusi, Johan dan Mira: di halaman depan tampak terparkir mobil Herman.
CUT TO