Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
48 INT. CAFE – SIANG
Restoran SaladStop. Leo menikmati makanan yang mengandung vegetarian, sedangkan Happy mengekspresikan suka meski jauh di lubuk hatinya tidak ingin makan yang sama dengan Leo.
HAPPY
Le. Setau aku kamu tidak boleh makan makanan mentah. Aha.. (Senyuman lebar) bagaimana kalau kita makan mie goreng, ikan bakar, daging panggang, burger, atau pizza?
LEO
Semua makanan di sini steril dan sehat, dan gue minta ke mereka pesanan kita di rebus. Jadi, aman
Hanya dengan melihatnya saja, tidak ada keinginan untuk dimakan, Happy meletakkan sendok dan garpu. Kemudian, menopang wajah di atas meja, menoleh ke kiri memperhatikan orang-orang sedang menikmati makanan.
HAPPY
Aku tidak suka vegetarian tau
Kemudian, Happy meletakkan wajahnya di atas meja sambil memegang perut.
HAPPY
Lapar...
Leo berhenti makan, melihat Happy seperti anak kecil yang mudah cemberut pada hal-hal kecil.
LEO
Woi
HAPPY
Happy. My name is Happy
Leo melepas alat makan dan melipat tangan di atas meja.
LEO
Gue mau nanya sesuatu sama lu. Kenapa lu peduli sekali dengan orang lain? Kenapa lu selalu memperhatikan orang lain? Kenapa lu ingin tau kehidupan orang lain? Kenapa lu gak peduli pada diri lu sendiri?
Happy terkejut, tidak seperti biasanya Leo bertanya - tanya, tapi ia tutupi dengan tawa kecil.
HAPPY
Tumben , biasanya kamu tidak peduli tentang apa pun
Dengan cepat Happy mengangkat kepala. Senyuman licik terlintas di wajahnya.
HAPPY
Ha. Jangan-jangan kamu diam-diam memperhatikan aku ya...
Leo hanya memasang wajah datar. Happy yang sudah senang, hilang senyuman.
HAPPY
Never mind
Happy menyilang tangan dan membuang muka. (BEAT) Happy merasa Leo terus memperhatikan dirinya.
HAPPY
Arghhh. Apa kita baru kenal?
Happy menarik kursi dan membetulkan posisi duduk.
HAPPY
Oke. Saat aku masih kecil, aku tidak mengerti hubungan dunia dewasa. Apa yang terjadi padaku, ya terjadi pada ku, bahkan aku berpikir sebenarnya apa yang terjadi padaku
Leo mengerutkan kening, tidak mengerti perkataan Happy.
HAPPY
Kejadian itu telah terjadi. Aku tidak boleh keluar, aku hanya bermain di rumah. Aku, ya.. gak seperti biasanya. Never smiled. Jadi, itulah arti teman. Dia, setiap hari ke rumah ku, berusaha membuat aku tersenyum kembali untuk melupakan yang sudah terjadi. Dan yap. That’s my name. Happy, menurut aku, pertanyaan mu itu sesuatu hal yang wajar untuk dilakukan. Kita kan teman, kamunya aja tidak peduli
LEO
Tidak peduli? Sepertinya lu juga baru kenal gue
Leo kembali menyantap makanannya dan Happy terdiam.
LEO
Gue bukan tidak peduli dengan orang lain tapi gue peduli dengan diri gue sendiri dan tidak merugikan orang lain. Waktu lu sakit. Satu kelas menyalahkan gue atas penyebab lu masuk ke rumah sakit. Apakah itu dinamakan teman?
Mata dan mulut Happy membulat.
HAPPY
Ha? R-really?
LEO
Ingin terjadi kedua kalinya setelah kembali dari liburan hari ini?
Happy tertegun dan terpaksa makan.
49 EXT. DEPAN CAFE – SIANG
Happy sudah menulis rencana liburannya di tablet aplikasi memo, dan memberitahu ke Leo tempat kedua berikutnya adalah Mall. Happy menarik tangan Leo untuk pergi ke Mall naik busway.
50 EXT. MALL – TIMEZONE - SIANG
Fotobox. Leo menolak memakai barang – barang lucu seperti bando, rambut palsu dan barang – barang lainnya, tetapi Happy terus memaksanya dan memasang bando di kepala Leo (cekrek), Happy tidak lupa menyuruh Leo untuk tersenyum (cekrek), menggandeng tangan Leo (cekrek) bahkan memeluknya (cekrek). Selesai, selanjutnya Happy menyuruh Leo memainkan Boneka capit. Koin sudah masuk, capitan pertama Leo gagal. Happy menyuruhnya memainkan sekali lagi. Capitan kedua tetap gagal. Leo pun menyerah dan ingin pergi dari tempat ini, namun Happy menghentikannya dan menyuruhnya bermain sekali lagi dengan ekspresi marah. Leo pasrah memainkannya lagi. Dengan hati – hati dan perlahan, akhirnya Leo berhasil mendapatkan satu boneka. Leo kerenanan melihat Happy begitu bahagia. Mereka berdua pun pergi dari tempat permainan.
HAPPY
Boneka ini sangat mirip dengan namamu, Leo, tapi Leo yang dikenal banyak orang sangat menyeramkan. Kalau kamu kan, merepotkan saja
Happy mengikuti mimik Leo yang biasanya selalu datar.
LEO
Cih
51 EXT. MUSIUM SENI - SIANG
Musium seni (Coret) Banyak seni gambar di pajang. Tentu saja menjadi kebahagian Happy berada di sini. Leo memutuskan untuk duduk dan melepaskan Happy sesuka hatinya.
JUMP CUT TO :
Sudah satu jam menunggu, Leo bergerak mencari Happy. Tidak cukup jauh. Happy kembali sambil meregangkan punggung belakangnya. Rasa sakit itu belum hilang.
52 EXT. LAPANGAN PANAHAN - SIANG
Selanjutnya ke tempat nomor empat. Yaitu, tempat olahraga panahan (coret). Di lapangan, banyak orang latihan memanah. Happy berhasil menusuk target di nomor 7 sesuai instruksi yang dikatakan pelatih. Happy sedikit terkejut dengan sensasi saat penembakan panah. Selain itu, Leo juga ikut terlibat dalam panahan. Happy mencoba melakukan sekali lagi dengan berkonsentrasi penuh pada titik tengah. Saat dilepaskan, panah berhasil menempel di angka sembilan. Happy terkejut sekaligus gembira, dan dengan bangga mempamerkan ke Leo. Namun sayangnya, panahnya sudah tertancap di angka sepuluh dan sembilan. Happy mengacungkan dua jempol untuknya dan meminta dua jempol lagi dari pelatih. Total ada empat jempol untuk Leo dan tersenyum lebar. Leo mulai merasakan perasaan terbuka pada Leo.
53 EXT. PANTAI – SORE
Tempat terakhir adalah pantai (coret).
SLOW MOTION
Happy berlari di pinggir pantai dengan kali telanjang.
Tasnya dia letakkan di samping Leo yang hanya duduk dan menyadari bisa begitu dekat dengan Happy. Leo pun tersenyum kecil melihat Happy. Happy melihat senyum itu berlari ke Leo.
HAPPY
Kamu senang?
Leo tidak menjawab, pandangannya lurus ke matahari. Kemudian Happy duduk di sebelahnya.
LEO
Aku tidak pernah melihat kamu tersenyum. Tandanya kamu senang. Kamu bilang, pedulikan diri kami sendiri, coba kamu tersenyum untuk kebahagiaan kamu sendiri
Happy menyenggol lengan Leo dan menyaksikan detik-detik matahari terbenam bersama-sama.
Angin kencang.
HAPPY
(Menghela Nafas)
Apakah surga seperti ini? Sejuk, damai dan tidak ada lagi yang namanya sakit
Leo menoleh ke Happy yang sedang tersenyum menikmati angin laut, saat Happy menolehnya, Leo langsung kembali melihat matahari.
HAPPY
Le, kenapa kamu bisa amnesia?
Leo sedikit lama membalasnya.
LEO
Tidak banyak ingatan gue hilang. Gak usah khawatir. Gue baik-baik saja dengan diri gue seperti ini, dan.. (menoleh Happy) gue belum menemukan jawabannya
HAPPY
(BEAT)
Belum ya.. (Berpaling tatapan) Kalau itu aku tidak—
LEO
(Menjawab cepat)
Tidak mau menjawab?
HAPPY
(Mengangguk)
Mm.. Aku mau, kamu mencari sendiri soal itu
Leo kembali melihat matahari.
LEO
Tidak apa – apa. Bagi gue itu tidak begitu penting, tapi (BEAT) untuk hari ini gue senang kalau lu juga ikut senang, dan gue berterima kasih
Senyum Happy tersenyum lebar dan memberikan high five.
LEO
Apa itu?
HAPPY
Tos. Kamu tidak tau tosan di kelas kita seperti apa?
Leo menggeleng polos.
HAPPY
Sini aku ajari
Happy mengajari Leo cara High five yang biasa teman – temannya lakukan.
HAPPY
Susah ya? Kalau kamu terbiasa melakukan itu ke teman – teman pasti tidak akan susah
Leo tidak menjawab dan merasakan sensasi perbedaan. Happy mengeluarkan tablet dari dalam tas sambil berkata.
HAPPY
Kalau begitu. Kita harus foto sebelum pulang
Happy membuka kamera dan mulai memotret. Pertamanya, ia memotret matahari (cekrek), lalu memotret Leo yang sedang duduk.
HAPPY
Senyum dong
Tapi Leo malah membuang muka dan memasang wajah datar (cekrek). Kemudian, Happy dan Leo foto bersama.
Cekrek, cekrek, cekrek.
HAPPY
Wah.. Ini akan menjadi cerita yang sangat.. sempurna
Happy membuka aplikasi lain dan di dalamnya tersimpan hasil karya – karya buatan sendiri, lalu menunjukkan itu ke Leo.
HAPPY
Lihat deh. Mirip seperti komik, kan?
Happy menggeser - geser slide. Sudah banyak gambar yang Happy buat tapi ada yang belum selesai. Semua dimulai saat Happy memperkenalkan diri di depan kelas, saat bersama teman-temannya di kantin, pertemuan di rumah sakit, dan masih banyak lagi.
HAPPY
Aku hanya bisa menggambar sesuatu yang nyata, ya...walaupun belum sempurna. Aku membuat gambar itu kalau aku tidak bisa tidur. Aneh kan. Nah, foto tadi akan aku gambar
Leo mengambil ahli memegang tabletnya. Gambar Happy mirip seperti komik. Bukan hanya kemiripan pada sketsa tapi kemiripan dengan jalan cerita sang tokoh utama. Saat Leo menggeser slide, ia menemukan gambar insiden saat di gudang sekolah. Hal itu mengingatkannya kembali. Happy menyilang kaki dan mengibas rambut sambil berkata.
HAPPY
Aku tau aku tau. Gambarku sangat bagus. Karena itu, aku ingin jadikan itu sebagai webtoon. Bagaimana? Aku sudah cocok jadi animator?
Happy tidak tau apa yang Leo pikirkan. Leo mengembalikan tabletnya.
LEO
Lebih baik kita pulang. Sudah malam. Perjalanan kita sangat jauh
Leo bangun dan jalan duluan. Happy segera memasukkan tablet ke dalam tas dan memasang sepatu sambil berkata.
HAPPY
Tunggu
Ketika Happy hendak bangun, tiba-tiba kakinya gemetaran.
HAPPY
Kenapa ini? (Jatuh)
LEO
(Menoleh ke Happy)
Jangan bercanda
Happy bangun lagi, baru beberapa langkah, kakinya terasa lemas dan tidak mampu jalan. Leo mendekati Happy dan berjongkok di depannya untuk menggendongnya. Happy sedikit terkejut karena Leo bertindak perhatian. Happy pun menerima tawaran itu.
LEO
Lu terlalu banyak lari. Merepotkan saja
Happy tersenyum walaupun sifatnya begitu dingin.
54 EXT. JALANAN PANTAI – MALAM
Sepanjang jalan masih di lingkungan pantai. Happy tidur di pundak Leo. Kepalanya diletakkan di pundaknya.
HAPPY
Kamu tidak capek?
Leo tidak menjawab.
HAPPY
Le. Jika kamu merasakan sesuatu katakan saja padaku. Tidak perlu harus ditutup - tutupi. Lebih bagus kita saling terbuka. Ia, kan?
LEO
(BINGUNG)
Apa maksudnya?
HAPPY
Penyakit. Aku membicarakan soal penyakit
Leo berhenti. Happy kira, Leo mau menuruninya. Ternyata dia hanya membenahi gendongannya dan kembali melangkah.
LEO
Penyakit aja tidak membicarakan kita
(BEAT)
HAPPY
Seperti cerita pengalamanku. Aku mengalami pelecehan seksual di bawah umur. Penyebab dari situ, aku terkena AIDS. Seharusnya usiaku saat itu, aku sudah harus mati. Namun, Tuhan belum mengizinkan itu terjadi. Jadi, aku bertahan hidup bersama virus ini
Leo terkesima dengan pengalaman buruknya.
LEO
Apa kamu tidak malu menceritakan itu?
Happy menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
HAPPY
Untuk apa? Kita harus belajar untuk menerima keadaan. Bukan malu, tapi bukan kabar baik jika disebarkan. Apalagi jika Indy tau, dia pasti terkejut dan khawatir. Orangtuaku sangat menjaga rahasia ini dan mereka selalu memperhatikan kesehatan ku. Dokter juga menyarankan supaya aku harus berhati-hati agar tidak merugikan orang lain. Karena itu, aku menjauh dari teman-teman
LEO
(Mengerutkan kening)
Aneh, kenapa lu tidak melakukan hal yang sama pada gue? dan lu juga sudah merugikan gue
Spontan Happy menggeplak kepala Leo, rambutnya menjadi berantakan, tapi Leo tidak marah, wajahnya malah mendatar.
HAPPY
Jahat banget ih. Kan gue sudah pernah bilang, kalau kita ini ada kesamaan dan perbedaan. Aku berani bilang seperti itu setelah kita bertemu di rumah sakit. Bukan suatu kebetulan atau takdir. Kita berdua sama – sama mengidap penyakit kronis dan perbedaan itu, ya sikap kamu yang teman - teman katakan, aneh
Happy merapikan rambut Leo tapi tidak sama persis seperti semula, lalu meletakkan kembali wajahnya di pundak Leo.
JUMP CUT TO :
55 EXT. JALANAN PANTAI – HALTE BUS – BUS - MALAM
Akhirnya mereka berdua sampai di halte bus khusus penunggu bus pantai. Tidak ada orang lain selain mereka. Leo menuruni Happy langsung di tempat duduk. Kemudian memantau bus yang lewat. Happy membersihkan kakinya dari pasir yang masuk ke dalam sepatunya dan berkata.
HAPPY
Kamu tidak capek?
Bus datang.
LEO
Bis sudah datang. Sepertinya kaki lu sudah membaik. Ayo
SLOW MOTION
Tiba-tiba Happy memeluk Leo dari belakang yang hendak mau naik.
HAPPY
Terima kasih
Leo tidak terkejut karena sudah terbiasa.
PAK SOPIR
Uluh uluh. Bisa-bisanya pelukan dulu sebelum naik. Ini bukan bis penjemputan menuju surga neng
Happy melepas pulukan, lalu masuk lebih dulu sambil tersenyum senang, kakinya sudah lincah berjalan.
HAPPY
Berangkat...
PAK SOPIR
Menuju surga?
HAPPY
Berarti bapak sudah mati dong?
PAK SOPIR
Oh ia ya. Sudah sudah mari kita berangkat
Leo menggelengkan kepala melihat mereka berdua. Bus yang mereka tumpangi tidak ada penumpang sama sekali. Jadi, Happy dan Leo bisa leluasa duduk dimana saja. Happy memilih kursi bagian belakang, sedangkan Leo duduk di sebrangnya dan memilih duduk sendirian.