Ext. Halte – Sore hari.
Bella menunggu angkot di halte sendirian, jam sudah menunjukkan pukul lima lebih. Hampir lima belas menit Bella menunggu, dan lupa tak bawa dompet hanya memegang uang simpanan sisa kemarin yang hanya cukup untuk naik angkot. Ingin rasanya memesan ojol, namun baterai ponselnya hampir habis. Menunggu taksi pun dirasa percuma, karena jarang sekali taksi lewat di daerah tersebut.
Bella mulai mendumel kesal, dan terdengar suara motor berhenti di dekatnya. Sontak Bella terkejut, dikarenakan Aldo menawarinya untuk pulang bareng. Sempat bimbang, namun akhirnya mereka berdua pulang bareng.
(BELLA CLINGAK-CLINGUK SENDIRIAN MELIHAT SEKELILINGNYA, MENUNGGU ANGKOT LEWAT)
(15 MENIT MENUNGGU, BELLA MULAI GUSAR TIDAK ADA SATU PUN ANGKOT YANG LEWAT)
BELLA
(menengok jam tangannya)
Duh … Sudah jam segini, dari tadi tidak ada satu pun angkot yang lewat. Bagaimana ini? Orang rumah dihubungi juga tidak ada jawaban.
(menefon)
(TIBA-TIBA ADA SUARA MOTOR BERHENTI DI DEPANNYA. ALANGKAH TERKEJUTNYA, ALDO BERHENTI TEPAT DIHADAPANNYA)
ALDO
Belum dijemput?
BELLA
(terkejut dan bengong)
Hah?!
ALDO
(mengulang pertanyaan)
Malah bengong! Belum dijemput?!
BELLA
Em … Itu, nunggu angkot lewat.
ALDO
(melirik jamnya)
Jam segini, mana ada angkot lewat. Rumahmu dimana?
BELLA
Di Jl. Kartini No.10
ALDO
Ya, sudah. Ayo, bareng saja? Searah juga.
BELLA
Em … Tidak usah, nanti merepotkan.
ALDO
Aku nawarin pulang, bukan Aku mau modus atau macam-macam sama kamu. Tidak usah GR! Ayo!
BELLA
Terima kasih, tidak usah.
ALDO
Cuma mau ngasih tahu, kemarin disini ada cewek sendirian terus diganggu sama preman-preman! Kalau tidak mau pulang bareng sih, tidak apa-apa.
(sambil menyalakan motor)
BELLA
(berbicara dalam hati)
Duh … Nih, orang malah nakut-nakutin. Mana ponselku mati! Terima tidak, ya tawarannya?
(bimbang sambil melihat ponselnya)
ALDO
Aku jalan ya?!
(mulai melajukan motornya dengan pelan)
BELLA
Eh, tungu!!! Ya, sudah Aku mau pulang bareng sama kau! Tapi, inget! Kalau kamu macam-macam, awas aja!
ALDO
(berhenti)
PD banget, sih! Siapa juga yang mau sama kamu?! Aku dah punya pacar!
(menegaskan dengan ketus)
BELLA
(Naik ke atas motor)
Ayo!
(menginstruksi)
(MEREKA BERDUAPUN AKHIRNYA PULANG BARENG. TANPA SEPENGETAHUAN, TERNYATA BAYU MELIHAT MEREKA BERDUA DARI KEJAUHAN SAAT BAYU TELAH SELESAI LATIHAN)
Ext. Jalan raya – Sore hari menjelang maghrib.
Selama diperjalanan, mereka hanya diam dan duduknya pun berjarak. Namun, ada kejaian tak disengaja. Tiba-tiba kucing menyebrang jalan sehingga Aldo mengerem mendadak, dan otomatis Bella duduknya terdorong ke depan serta tanpa sengaja memeluk Aldo.
(SELAMA PERJALANAN DIAM, TAK ADA YANG MENGOBROL. BELLA DAN ALDO DUDUKNYA PUN BERJARAK)
(TIBA-TIBA ADA KUCING NYEBRANG, SONTAK ALDO MENGEREM MENDADAK)
(BELLA TERDORONG KE DEPAN DAN REFLEK MEMELUK ALDO)
ALDO
Kamu, aman?!
(menoleh ke arah Bella)
BELLA
Iya. Em … Maaf, tidak sengaja.
(melepas pelukannya)
ALDO
Iya. Pegangan aja, tidak apa-apa. Daripada kamu kenapa-kenapa.
BELLA
(pegangan dengan terpaksa)
(JANTUNG BELLA BERDEGUP KENCANG)
(ALDO PUN DIAM-DIAM MERHATIIN BELLA DARI KACA SPIONNYA)
Ext. Depan rumah Bella – Sore menjelang malam.
Bella dan Aldo pun telah sampai di depan rumah Bella. Kebetulan, ibunya Bella dan kakak sepupunya sedang di teras rumah. Mereka menganggap bahwa Bella sudah punya pacar.
(BERHENTI DI DEPAN RUMAH BELLA)
(IBUNYA BELLA DAN KAK HILDA SEDANG DUDUK DI TERAS RUMAH SAMBIL MENGOBROL)
KAK HILDA
(melihat ke arah Bella yang baru sampai di rumah)
Budhe … Budhe … Coba lihat, itu anak gadis budhe dianter sama cowok. Pacarnya Bella, ya budhe?
(heboh sendiri)
IBU
(meletakkan cangkir yang diminumnya)
Mana? Paling itu Bayu.
KAK HILDA
(menarik tangan dan menghampiri Bella)
Bukan, budhe. Ayo, kesana!
(KAK HILDA DAN IBU PUN BERJALAN MENGHAMPIRI MEREKA BERDUA)
BELLA
(turun dari motor)
Makasih, ya!
ALDO
Iya.
(TIBA-TIBA IBU DAN KAK HILDA DATANG MENGEJUTKAN)
KAK HILDA
Ekhem, ada tamu kok tidak disuruh masuk?
(goda)
BELLA
Eh … Ibu, Mbak … Bikin kaget aja.
(terkejut)
IBU
Iya, Nduk. Kok tidak disuruh mampir?
(tersenyum raman)
ALDO
Tidak usah, Bu. Saya langsung pamit saja.
IBU
Kok, langsung pamit? Kamu namanya siapa, Cah ganteng?
ALDO
Aldo, Bu.
(memperkenalkan diri dengan senyuman)
BELLA
Ini, Aldo. Yang nanti bakal jadi partnernya Bella pas lomba. Tadi, Bella tidak jadi pulang bareng Bayu karena masih Latihan basket. Terus Bella nunggu angkot, tapi tidak ada yang lewat satu pun. Untung ada Aldo yang nawarin pulang bareng.
(memperkenalkan sekaligus menjelaskan kejadian)
IBU
Oh, begitu … Terima kasih, ya! Ini beneran tidak mau mampir dulu?
ALDO
Iya sama-sama, Bu. Mohon maaf, mungkin lain waktu saja, Bu. Saya langsung pamit pulang saja.
IBU
Baiklah, kalau begitu.
ALDO
(salim)
Saya pamit, Bu ... Mbak …
BELLA
Sekali lagi makasih, ya!
(ALDO PUN PERGI)
Ext. Teras rumah, ruang tamu – Sore menjelang malam.
Aldo pun pamit pulang, sedangkan Bella menunggu Aldo menghilang dari pandangannya baru masuk ke dalam rumah. Saat masuk ke dalam rumah, Kak Hilda menggoda Bella.
(IBU DAN KAK HILDA MASUK KE DALAM RUMAH SEDANGKAN BELLA MASIH TERDIAM DI TERAS MELIHAT ALDO YANG SEMAKIN MENGHILANG DARI PANDANGAN)
BELLA
Itu, orang aneh ya? Di sekolahan dingin ke semua orang, tapi ke Ibu tadi sikapnya beda?
(heran)
(BELLA PUN AKHIRNYA MASUKKE DALAM RUMAH)
(KAK HILDA DUDUK DI SOFA DAN MENGGODA BELLA)
KAK HILDA
Cie … Ada yang sudah punya pacar, nih?
BELLA
Ih, apaan sih, Mbak?! Itu, cuma teman.
(tersipu)
KAK HILDA
Teman atau teman? Ganteng juga seleramu, kaya bule.
BELLA
Ih, apaan sih?! Tidak jelas, deh! Sudah, ah. Aku ma uke kamar.
(menghindar)
KAK HILDA
Cie … Cie … Salting nie …
Hahaha
(BELLA MENUJU KAMAR DAN MENINGGALKAN KAK HILDA DI RUANG TAMU YANG SEDANG MENERTAWAINYA)