Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
di balik layar : FIRASAT
Suka
Favorit
Bagikan
16. 16

SEKUENS 8

158. EXT. GUNUNG - SUBUH

Ari sedang duduk dan membaca buku kenangan miliknya di depan tenda diterangi sebuah lampu yang terang. Di sebelahnya ada sebuah meja kecil. Di atas meja itu ada dua cangkir teh dan sebuah teko kecil. salah satu cangkir terbuka dan ada teh di dalamnya, sedangkan satu cangkir lainnya terbalik.

Ari melihat ke depan dan ia melihat langit yang sudah terang.

Matahari mau terbit. Ia meletakkan buku itu di atas meja kecil di sebelahnya dan mengambil cangkir teh yang ada isinya..

Alvin datang dan duduk di kursi yang ada di sebelah meja kecil. Alvin mengenakan baju kerja.

ALVIN

Ini

Alvin meletakkan map coklat di atas buku kenangan Ari.

ARI

Nanti, kita liat matahari terbit dulu.

Alvin senyum. Ari menyeruput tehnya.

ALVIN

Oiya, saya denger kamu ke pemakaman Andika.
ARI
Sebelum saya menjelaskan itu, ada yang mau saya tanyakan.

ALVIN

Tentang apa?

Ari melihat Alvin.

ARI

Tentang buku itu

Alvin melihat buku hitam yang ada di atas meja.

ARI (CONT'D)

Jadi sebetulnya kamu sudah tau apa isi map hitam itu?

ALVIN

Ya, saya tau apa isinya.

(beat)

ini bukan kali pertama mendapat kasus seperti ini. Banyak jiwa yang lain juga mengalami hal yang sama. Tapi, hanya sedikit yang bisa bertahan kayak kamu (beat) dan saya.

Alvin melihat ke arah matahari terbit.

ALVIN (CONT'D)

Agak ironi memang, kita yang bertugas di bidang ini harus bertemu dengan orang-orang yang sudah mengambil waktu hidup yang kita punya.

(beat)

Makanya banyak diantara mereka atau kita yang lebih memilih untuk membalaskan dendam ketika bertemu dengan orang yang membuat mereka terpaksa meninggalkan kehidupan di alam fana.

ARI

Tunggu, jadi, kita yang bertugas di bidang ini adalah orang-orang korban pembunuhan?

ALVIN

Ya. Ini adalah sebuah rahasia besar yang harus kita rahasiakan. kalau ada yang tau sebelum waktu yang ditentukan saya yakin semua keseimbanagn kerja yang selama ini kita jaga akan berantakan. Mereka akan lebih fokus mencari siapa pembunuhnya dibanding bertugas dengan baik dan bersungguh-sungguh.
(beat)
Sekarang giliran kamu jawab pertanyaan saya. Kamu ke pemakaman Andika?

ARI

Ya.. Saya pergi kesana

159. EXT. TEMPAT PEMAKAMAN - SIANG

FLASHBACK

Orang-orang mulai membubarkan diri dari tempat pemakaman. Lutfi memapah Ningsih. Ningsih terlihat sembab. Sedangkan Nanda dan Raline masih di makam Andika.

Ari ada diantara orang-orang itu memakai pakaian kerjanya.

RALINE

Ayo bu.

Nanda masih menangis.

NANDA

Iya Lin.

Nanda dan Raline meninggalkan makam Andika bersamaan dengan orang-orang yang membubarkan diri.

Ari sendirian di depan makam Andika.

FLASHBACK END

BACK TO

160. EXT. GUNUNG - SUBUH

ALVIN

Ngapain coba kesana.

Ari melihat ke arah depannya. Langit mulai cerah

ARI

Mengubur masa lalu, dan juga melihat apa pekerjaan saya kali ini berhasil atau tidak.

161. EXT. RUMAH ANDIKA - MALAM

FLASHBACK

Ari berjalan menuju rumah Andika. Di depan rumah Andika ada tenda dan di dalam tenda ada bapak-bapak. Bapak-bapak tidak melihat Ari.

BAPAK 1

Ngga nyangka ya Mas Andika meninggal, padahal baru pulang dari rumah sakit kemaren.

BAPAK 2

(menghisap rokok)

Saya juga sempet ketemu waktu itu.

Ari berhenti dekat mereka

BAPAK 2

Ngga nyangka saya juga

Ari melewati bapak-bapak itu dan masuk ke dalam rumah.

162. INT. RUMAH ANDIKA - MALAM

Lantai rumah digelar karpet. Ningsih duduk dengan lemas. Matanya bengkak dan merah. Di sebelahnya ada Raline dan ibu-ibu yang lainnya. Nanda masih menangis sambil dipeluk Lutfi.

NINGSIH

Pantes waktu itu dia ke rumah minta maaf, saya pikir ada apa ternyata.

(menangis)

Kok kamu cepet banget sih perginya Dik.

Ningsih menangis dengan kencang.

Raline memeluk Ningsih dan menenangkannya.

Ari melihat ke arah Nanda dengan wajah yang datar.

Nanda menghapus air matanya. Di dekatnya ada ibu-ibu yang sedang menenangkan Nanda.

Raline melihat ke arah pintu. Ia melihat Maliq yang ada di pintu dan tidak berani masuk.

RALINE

(ke Ningsih)

Aku keluar dulu ya nek.

Raline keluar rumah dan menghampiri Maliq.

163. EXT. RUMAH ANDIKA - MALAM

Raline berjalan dan ketika ia melewati Maliq ia berbicara.

RALINE

(ke Maliq)

Ikut aku.

Maliq mengikuti Raline. Mereka berdua berhenti di tempat yangtidak banyak orang.

RALINE (CONT'D)

Ngapain kamu kesini?

MALIQ

Maafin aku lin, Maaf aku salah.

RALINE

Yaudah aku maafin. Udah sana cepet pergi.

MALIQ

Aku juga mau bilang turut berduka cita Lin.

RALINE

Iya iya, udah kan? Cepet pergi sana.

MALIQ

Sama.. Aku mau bilang aku nyesel selingkuh dari kamu. setelah aku pikir-pikir bener apa kata bapak kamu. Kamu itu perempuan yang paling baik dan aku pasti nyesel karena udah selingkuh dari kamu.

RALINE

Tunggu, kamu pernah ketemu bapak?

MALIQ

Sekali abis kita berantem di tempat sate, bapak kamu cuma bilang kalo aku bakal nyesel karena udah selingkuh dari kamu.

Ralien berkaca-kaca dan menangis.

Ari melihat mereka sebentar dan tersenyum tipis. Kemudian ia pergi meninggalkan mereka.

FLASHBACK END

BACK TO:

164. EXT. GUNUNG - SUBUH

Ari menyeruput teh nya

ALVIN

Tapi apa harus ke sana?

ARI

Sekalian

Alvin tertawa kecil.

ARI (CONT'D)

Sayang kita ngga bisa ke penjara bawah tanah

165. INT. PENJARA BAWAH TANAH - MALAM

Semuanya gelap. Andika berdiri sendirian di tengah-tengah.

Terdengar suara mesin mobil menyala dan tiba-tiba lampu mobil menyala menyorot Andika. Andika melihat lampu itu dengan silau.

Mobil itu berjalan dan mendekati Andika dengan cepat. Andika hanya bisa melotot dan terkejut.

166. EXT. GUNUNG - SUBUH

ALVIN

Kalopun bisa kesana juga saya ngga mau. Buat apa?

(beat)

Oiya, gimana rasanya? Ingat masa lalu?

ARI

(tertawa kecil)

Setelah tau jadi lebih suka kehidupan yang sekarang
Walaupun sebetulnya kita-kita ini bukan sesuatu yang hidup.

ALVIN

Karena yang hidup pasti akan merasakan kematian.

ARI

Dan kita sudah pernah merasakan itu.

ALVIN

Jadi? 

ARI

Jadi apa?

ALVIN

Apa kamu mau cari keluarga kamu?

ARI

(tertawa kecil)

Siapa yang harus saya cari kalo ternyata ngga ada yang bisa dicari. Semua yang hidup di dunia saya waktu itu bukan orang terdekat atau punya kedekatan emosional.

ALVIN

Fauzan?

ARI

Dia cuma kisah lama yang sudah selesai. Sekarang dia hidup bahagia, saya bahagia, semua bahagia.
Toh kalau suatu saat dia meninggal ngga mungkin saya harus mendampingi dia.

ALVIN

Iya juga.

Matahari terbit. Sinarnya mengenai wajah Ari dan Alvin.

ARI (CONT’D)

Ya, liburan sudah selesaaaaiiii.

Alvin mengambil cangkir teh yang terbalik. Ia menuangkan teh ke dalamnya setelah itu ia mengangkat gelas itu.

ALVIN

Cheers.

Ari melihat Alvin. Dengan tersenyum Ari juga mengangkat gelasnya.

ARI

Untuk pekerjaan lain yang sudah menunggu.
Cheers

Mereka bersulang. Dua cangkir itu berdenting.

Kita bisa melihat Ari dan Alvin menikmati matahari terbit. Hanya ada tenda milik Ari ditengah hutan tersebut.

FADE OUT

167. INT. KAMAR RUMAH SAKIT - PAGI

POV KITA (KAMERA)

Kita tidak bisa melihat apa-apa.

Kita bisa mendengar suara ketukkan sepatu heels mendekat.

ARI (O.S)

Bangun

Kita bisa mendengar suara kuku menggeretak di atas kayu.

ARI (O.S)

Saya bilang bangun.

Kita (kamera) membuka mata. Kita (kamera) melihat Ari yang sudah pakai baju kerjanya sedang menatap kita (kamera).

ARI 

Bisa ikut saya sekarang?

Ari tersenyum dan mengedipkan salah satu matanya.

BLACKOUT

END TO CREDIT TITLE



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar