Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
di balik layar : FIRASAT
Suka
Favorit
Bagikan
2. 2

7. INT. KANTOR ALAM BAKA DIVISI MIMPI DAN FIRASAT - PAGI

Ari berjalan melewati meja kerja teman-temannya. Orang-orang yang melewati Ari memberikan salam dengan sopan. Setiap ada yang mengucapkan selamat pagi selalu dijawab dengan ramah.

Neo melihat Ari dari meja kerjanya dan menghampiri Ari. Ia berjalan mengikuti Ari.

NEO

Maafin saya ya bu.

ARI

Hm, ga apa-apa.
Bukan salah kamu kok.

NEO

Gara-gara saya ibu jadi kerja lagi ya bu?

ARI

Ya yang kayak kamu liat sekarang saya kembali ke kehidupan yang nyata.

NEO

Tapi kan kita ga bisa kembali ke kehidupan bu.

ARI

Maksudnya ini, pekerjaan ini, memandu mendampingi jiwa jiwa yang mau meninggal untuk memberikan firasat, isyarat, pertanda atau apapun lah itu namanya.

Neo melihat map yang Ari bawa.

NEO

Oh?

ARI

Apa kenapa?

NEO

Seharusnya ada dua bu.

ARI

Apanya?

NEO

Map yang ibu bawa. 

Ari berhenti berjalan diikuti Neo

ARI

(Mengangkat map yang dibawa)

Ini?

NEO

Boleh saya lihat sebentar bu?

Ari memberikan mapnya ke Neo.

NEO

Saya yakin bawa dua map ke kantor Pak Alvin. Yang ini sama yang satu lagi warna hitam.

(ragu)

Kok ibu cuma dikasih satu?

ARI

Biasanya juga saya kan dikasih satu map. Kamu yakin kasih Alvin 2 map?

NEO

Yakin bu, soalnya yang hitam diambil di perpustakaannya Bu Marina.

ARI

Sebelumnya kamu pernah ambil map hitam kayak gitu ga?

NEO

Ngga bu, itu pertama kalinya ambil map yang kayak itu.

ARI

Oo, mungkin map yang kamu ambil ga terlalu penting.

Ari mengambil map yang ada di tangan Neo.

ARI (CONT'D)

Kalo gitu saya permisi dulu ya.

Ari meninggalkan Neo.


SEKUENS 2

8. INT. RUMAH SAKIT. KANTIN - SIANG

Kantin rumah sakit terlihat ramai dengan orang yang membeli makanan. Orang-orang mengantri di kasir untuk membayar belanjaan mereka.

Ari duduk di salah satu kursi dengan memakai gaun berwarna merah. Di depannya ada satu cangkir teh dan di tangannya ia sedang membaca berkas yang tadi diberikan oleh Alvin .

ARI

(bicara sendiri)

Kejahatan tingkat 1... Kira-kira apa ya…

SONI (30) datang dan berdiri di dekat Ari. Soni memakai setelan jas dengan dasi merah. Tak lupa sebuah tanda pengenal digantung di lehernya.

Soni mengetuk meja, Ari melihat Soni

ARI

Apa?

SONI

Boleh duduk di sini?

ARI

Duduk.

Ari melanjutkan membaca berkas itu.

Soni duduk di sebelah Ari. Soni melihat Ari tidak memakai tanda pengenal.

SONI

Tanda pengenal?

ARI

Toh kalian-kalian juga yang ngeliat, buat apa saya pakai tanda pengenal kalau kita sama-sama kenal.

Terlihat orang-orang yang memakai pakaian yang sama dengan Soni berlalu lalang. Kesamaan mereka adalah mereka memakai sesuatu berwarna merah. Ada yang memakai topi merah, sepatu, tas, dasi, jepitan. Tapi yang paling mencolok adalah Ari karena ia memakai gaun berwarna merah dan semua yang dia pakai berwarna merah.

SONI

Tapi kan mereka yang mau kita datengin nggak kenal kita bu.

ARI

hmmm...

Ari melihat Soni.

ARI (CONT'D)

iya juga sih.

Ari membaca berkasnya lagi

Soni melihat Ari.

SONI

Ngomong-ngomong ibu ngga terlalu heboh bu?

ARI

Hm?

Soni melihat gaun Ari. Ari melihat gaunnya dan melihat Soni.

ARI (CONT’D)

Ini? Ini namanya fashion.

Ari membaca berkasnya lagi.

ARI (CONT’D)

Tunggu sampe kamu ngelayanin 350 jiwa, lama-lama kamu juga bosen pake baju itu terus.

SONI

Sebenrnya saya juga udah bosen sih bu pake baju ini terus.

ARI

Tuh kan.

SONI

Ngomong-ngomong ibu udah ngedampingin berapa jiwa bu?

ARI

823 (beat) 824 sama yang ini.

(beat)

Kamu?

SONI

254 (beat) 255 sama yang ini.

ARI

Temen kamu masih banyak berarti.

SONI

Ada beberapa yang menghilang, tapi secara keseluruhan masih banyak. Kalo ibu? Masih banyak juga?

ARI

Dari semua yang masuk bareng saya, sisanya cuma tinggal satu.

(Ingat)

Sama Alvin, berarti tinggal dua.

Terdengar sirine berbunyi diikuti pengumuman dari speaker

SUARA SPEAKER

Code blue ruang 808. Code blue ruang 808

Dokter dan suster terlihat berlari dengan buru-buru ke sebuah lorong. Mereka berjalan dengan gugup dan cepat.

Ari melihat dokter itu dan menyipitkan matanya.

Ari menyeruput tehnya dan setelah itu ia berdiri.

SONI

Kemana bu??

ARI

Kerja.

Soni melihat ke arah dokter yang berlari-lari.

ARI (CONT'D)

Kalo begitu saya permisi dulu ya.

Ari berjalan ke arah dokter berlari.

Soni melihat map yang ditinggal Ari. Soni mengangkat map Ari.

SONI

Mapnya ketinggalan bu!

Ari menjentikkan jarinya dan map itu langsung berpindah ke tangan Ari. Ari berjalan ke arah dokter dan suster yang berlari.

9. INT. LORONG KAMAR RUMAH SAKIT - SIANG

Dokter dan suster keluar dan masuk ke dalam ruangan 808. Ari berjalan dengan santai. Orang-orang tidak mempedulikan Ari yang berjalan melewati mereka.

Ari berhenti di depan ruang 808. Ia melihat ruangan itu ramai dengan orang yang keluar masuk degan panik.

Ari menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan-lahan sebelum masuk ke ruang 808.

10. INT. RUANG 808 - PAGI

Ari berjalan melewati pintu dan masuk ke dalam ruangan itu. Ruangan itu terlihat sepi dan tidak ada dokter yang berlalu lalang dan hanya. Di tengah ruangan itu ada tempat tidur pasien dan di atasnya ada ANDIKA (48) yang berbaring tanpa peralatan penunjang apapun.

Ari menghampiri Andika yang tertidur. Ari melihat Andika sebentar dan menendang tempat tidurnya.

ARI

Bangun.

Andika tidak bangun.

Ari menendang tempat tidurnya lagi. Tempat tidur itu bergerak sedikit

ARI (CONT’D)

Saya bilang bangun.

Andika tidak bangun.

Ari menghela napas karena kesal. Ia berjalan menuju kamar mandi.

11. INT. KAMAR MANDI RUMAH SAKIT - PAGI

Ari menyalakan keran wastafel dan menampung air di salah satu tangannya. Ia meninggalkan keran air yang masih menyala dan keluar kamar mandi.

12. INT. RUANG 808 - PAGI

Ari berjalan menuju tempat tidur Andika dan mencipratkan air ke wajah Andika. Andika bangun dan langsung duduk karena kaget.

ANDIKA

Siapa siapa!

Andika melihat Ari.

ANDIKA (CONT’D)

si..apa?

Ari menunjukkan tanda pengenalnya yang tiba-tiba tergantung di lehernya. 

Tanda pengenal itu tertulis AIRENEE dengan foto Ari yang terpasang di atasnya. Tertulis juga “KANTOR ALAM BAWAH SADAR DIVISI MIMPI DAN FIRASAT”

Andika membaca nama Ari.

ANDIKA

Ai… re. ne . e?

ARI

Bacanya Ai. reu. Kayak orang sunda reu.. Ni
Aireuni

ANDIKA

Aireuni?

ARI

Kalo misalkan susah bisa panggil Ari aja pak.

Tanda pengenal hilang dari tangan Ari.

Andika melihat hal itu dan kaget.

ANDIKA

Wowowowo

ARI

Ada apa pak?

ANDIKA

Kok itu (menunjuk leher Ari) bisa ilang begitu?

ARI

Oh, tanda pengenal. Jangan kaget ya pak, itu baru beberapa dari banyak hal di luar nalar yang akan bapak lihat nanti.

Andika melihat kanan dan kirinya. Ia mencari orang-orang yang harusnya ada di sampingnya.

ANDIKA

Kemana semua orang?

ARI

Semua orang?

13. INT. RUANG 808 - SIANG

-ALAM FANA-

Dokter sedang bersusah payah menyelamatkan Andika. Jantungnya dipacu dengan alat pacu jantung

BACK TO 

14. INT. RUANG 808 - PAGI

Lampu yang menyala redup dan menyala (listriknya seperti naik turun). Andika kebingungan.

ARI

(Kesal)

Ah, pasti pake alat itu.

Listrik kembali stabil.

ARI (CONT’D)

(Ke Andika)

Sampe mana kita tadi?

(Ingat)

Oiya, perkenalkan pak, nama saya Ari. Saya dari kantor alam baka divisi mimpi dan firasat. Tugas saya adalah memberikan firasat bisa melalui mimpi atau tidak. Karena bapak dalam keadaan koma kemungkinan firasat yang nanti akan diberikan berupa mimpi ya pak. 

Ari menjentikkan jarinya. Dari tangannya keluar berkas yang tadi dibawa. Andika melihatnya dengan takjub.

Ari membuka berkas itu dan membacakannya.

ARI (CONT’D)

Andika Suhandar, 48 tahun betul?

ANDIKA

(Bingung)

Ya..

ARI

Meninggalkan seorang istri, satu anak perempuan dan satu anak laki-laki, betul?

ANDIKA

(Bingung)

Ya?

ARI

Yang tadi saya bilang, betul?

ANDIKA

I.. Iya.

ARI

Waktu kematian 24 agustus betul?

ANDIKA

Iya.

(Sadar)

Ya?!
Tunggu, waktu kematian?

Ari melihat Andika.

ARI

Iya, waktu kematian.

ANDIKA

Jadi sekarang saya udah meninggal?

Ari mau menjawab tapi Andika mulai menangis.

ANDIKA

Lutfi, Raline… Bapak udah meninggal nak.

ARI

Belum.

Andika menangis dengan kencang dan tidak mendengar perkataan Ari

ANDIKA

Istriku.. Maafin aku sayang…

ARI

Bapak masih hidup pak, belum meninggal.

Andika tidak mendengar Ari. Tangisannya semakin kencang

ANDIKA

Ibu…….

Ari menghela napas.

Ari mengepalkan tangannya. Suara mendadak sunyi. 

Andika masih menangis dan sadar suaranya tidak ada. Ia melihat Ari.

ARI

Diem, denger saya dulu,

(beat)

bapak belum meninggal.

ANDIKA

(Tidak ada suaranya)

Jadi saya belum meninggal?

ARI

Ya? Apa pak?

ANDIKA

(Tidak ada suaranya)
Saya belum meninggal?

ARI

Ha? Sebentar pak.

Ari melepaskan kepalan tangannya.

ANDIKA

Saya belum meninggal?

ARI

Belum pak, nanti, bulan depan tanggal 24 Agustus
Sekarang bapak bisa ikut saya, karena waktu kita ngga banyak.

Ari berjalan menjauhi tempat tidur Andika.

Andika mengikuti Ari.

ANDIKA

Jadi saya belum meninggal mbak?

Ari hilang kesabaran dan berhenti berjalan.

ARI

(Teriak)

BELOM!!

ANDIKA

Terus ini dimana mba??

ARI

Alam bawah sadar bapak.

ANDIKA

Tadi mba bilang mba dari alam baka.

ARI

Begini pak kalau dijelaskan
Saya berasal dari alam baka, bapak berasal dari alam fana. Perbatasan antara alam baka dan alam fana biasanya kalian sebut alam bawah sadar, tempat dimana mimpi terjadi. 

(beat)

Penjelasan saya cukup pak? Karena kalo belum cukup nanti saya jelaskan sambil jalan.

ANDIKA

Iya … Cukup.

Ari berjalan mendahului Andika.

Andika mau mengikuti ARi tapi ia mendengar suara air keran yang mengalir. Waktu Andika melihat keran itu, kerannya mendadak tertutup dan tidak mengalirkan air. Andika kaget.

ARI

lewat sini.

Andika mengikuti Ari.

Mereka melewati pintu.



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar