Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
31. EXT. GANG RUMAH ANDIKA - MALAM
RALINE (18) berjalan menyusuri gang rumahnya yang sepi. Suara petir menyambar di langit membuat raline kaget. Titik-titik air mulai turun sedikit demi sedikit. Raline melihat ke atas langit dan gerimis mulai kencang. Ia berlari sambil menutupi kepalanya dengan tas.
Setelah beberapa saat ia lari ia melihat Tenda terpasang di depan rumah. Hujan mendadak berhenti ia melihat orang-orang berkumpul di dalam tenda itu dan melihat bendera kuning terpasang di depan rumahnya.
Raline terkejut matanya berkaca-kaca.
RALINE
Raline berlari menuju rumahnya dan masuk ke dalam rumah.
32. INT. RUMAH ANDIKA - MALAM
Raline masuk ke dalam rumah dengan panik. Di dalam rumah ia melihat banyak orang yang melakukan pengajian. Sebuah keranda berada di dalam rumahnya di dekat keranda itu ada foto Andika.
Terlihat juga Nanda dan Lutfi yang sedang menangis di sebelah keranda itu tanpa mempedulikan Raline.
Raline jatuh terduduk sambil menangis.
RALINE (CONT’D)
Suara orang mengaji semakin kencang. Semua orang yang ada di sana tidak mempedulikan Raline dan terus mengaji.
ANDIKA
Raline melihat kesana dan kemari mencari sumber suara. Pandangannya terhenti ketika melihat ke arah dapur. Andika berdiri di dapur. Raline menghapus air matanya.
RALINE
Raline bejalan menuju dapur, semakin dia berjalan dapur terasa jauh.
RALINE
WASH OUT
33. INT. RUMAH ANDIKA. KAMAR RALINE - MALAM
Raline yang tertidur di meja belajarnya membuka mata. Ia perlahan duduk dan mengelap bekas air mata.
Raline berusaha untuk konsentrasi dan mengusap wajahnya. Ia mengambil handphonenya dan mencari kontak bertuliskan IBU. Ia menelpon nomor kontak itu dengan panik.
OPERATOR
Raline mencoba menelpon lagi.
RALINE
BACK TO
34. INT. STUDIO. RUMAH ANDIKA - MALAM -SIANG
Andika masih berdiri di posisi yang sama dengan tadi. Kemudian ia terjatuh dan mulai menangis.
Orang-orang yang dilihat Raline sedang membubarkan diri. Ari terlihat memandu mereka. Mereka terlihat akrab dengan Ari.
ARI
KUNTO (67) mendekati Ari dan berbisik di telinganya.
KUNTO
ARI
Kunto melihat ke segala arah.
POV KUNTO
Tidak melihat Andika di dapur
POV END
KUNTO
Ari mencari Andika. Pandangannya berhenti di dapur.
ARI
KUNTO
ARI
Ari mengikuti orang-orang itu keluar rumah.
Orang terakhir keluar rumah. Ari berdiri di pintu. Ia masih mengucapkan selamat tinggal dengan orang-orang tadi.
ARI (CONT’D)
(Ke luar)
Ari menghela napas dan berjalan ke ruang tamu.
ARI (CONT’D)
(Sambil berjalan)
Ari tiduran di atas sofa sambil melihat langit-langit.
Janet masuk ke dalam rumah dan berdiri di sebelah Ari.
JANET
ARI
Ari mengeluarkan remote dari dalam saku celananya. Ia memberikan remote ke Janet. Janet menerima remote itu dan menekan tombol merah. Setelah tombol merah ditekan, perabotan di dalam rumah Andika berangsur-angsur menghilang bersamaan dengan tembok yang berubah menjadi warna putih polos. Hingga akhirnya Andika, Ari, dan Janet berada di ruang putih yang diisi oleh satu buah bangku dan sofa yang ditiduri oleh Ari.
JANET
ARI
Janet keluar studio Sedangkan Ari masih tiduran di atas sofa.
ARI (CONT’D)
Andika tidak menjawab.
ARI (CONT’D)
(beat)
Ari mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Andika yang sedang menangis tersedu-sedu.
ANDIKA
Ari melihat itu sebentar dan kembali menyenderkan kepalanya dan melihat langit-langit.
Suara tangisan Andika semakin terdengar keras.
Ari dengan kesal berdiri dan berjalan menuju Andika. Ia memegang tangan Andika.
Mereka menghilang dari tempat itu.
35. EXT. PANTAI. SIANG
Ari berjalan sedangkan Andika masih menangis di atas pasir pantai.
Ari melihat ke arah andika.
ARI
(beat)
Ari berjalan menjauhi Andika. Dari jauh kita melihat Andika menangis sendirian.
36. INT. RUANG 808 - PAGI
Andika terlihat sedang berbaring di atas ranjang tempat tidurnya. Alat-alat terpasang di badan untuk menunjang hidupnya.
Kita bisa mendengar suara keran air yang menyala dan dimatikan dari kamar mandi.
NANDA (40) keluar dari dalam kamar mandi. Ia membawa handuk dan baju kotor yang setelahnya dimasukkan ke dalam tas. Ia duduk di sebelah Andika. Wajahnya terlihat kelelahan.
Seorang suster datang.
SUSTER
NANDA
(Senyum)
(Ke Andika)
Nanda berjalan keluar ruangan.
37. INT. RUANG 808 - PAGI MOMENT LATER
Nanda meletakkan handuk kecil ke dalam baskom alumunium yang berisi air. Ia melihat ke arah Andika dan berbisik di telinganya.
NANDA
Nanda kemudian membawa baskom berisi air itu ke dalam kamar mandi.
38. INT. KAMAR MANDI RUMAH SAKIT - PAGI
Nanda membuang air yang ada di baskom itu. Ia membilas baskom itu dengan air dari keran wastafel yang menyala.
Ia melihat ke arah cermin.
39. INT. LORONG RUMAH SAKIT - SIANG
FLASHBACK
Nanda berdiri di depan seorang dokter perempuan.
DOKTER
Dokter itu memaksakan tersenyum dan meninggalkan Nanda.
Nanda berlinang air mata dan melihat ke dalam ruang 808 dengan sedih.
BACK TO
40. INT. KAMAR MANDI RUMAH SAKIT - PAGI
Nanda kembali menangis dan mengelap air matanya dengan tangan.
Kita bisa mendengar handphonenya berbunyi.
Nanda melihat ke arah pintu dan keluar kamar mandi.
41. INT. KAMAR 808 - PAGI
Nanda mengambil handphonenya yang berada di dalam tas. Ia melihat itu telpon dari Raline. Ia mengangkat telepon itu.
NANDA
42. INT. RUMAH ANDIKA. KAMAR RALINE - PAGI
Raline sedang duduk di meja belajarnya dengan cemas. Ia menggigit kuku jari.
RALINE
INTERCUT
NANDA
RALINE
Nanda melihat ke arah Andika
NANDA
Raline terlihat lega.
RALINE
(beat)
NANDA
RALINE
Nanda duduk di kursi
RALINE (CONT'D)
INTERCUT END
43. INT. KAMAR 808 - PAGI
NANDA
Ari yang menyamar sebagai tukang bersih-bersih masuk ke dalam kamar Andika. Ari memakai seragam tukang bersih-bersih, masker dan rambutnya diikat seadanya. Dia tidak terlihat seperti Ari.
ARI
Ari mulai menyapu lantai dengan cepat.
Nanda melihat Ari.
NANDA
RALINE
Nanda mematikan telponnya.
Ari masih menyapu lantai.
NANDA
(Ke Ari)
Ari berhenti menyapu lantai
ARI
NANDA
ARI
NANDA
ARI
(beat)
Ari keluar ruangan meninggalkan Nanda.
Kamera mengikuti Ari yang keluar ruangan.