Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
di balik layar : FIRASAT
Suka
Favorit
Bagikan
15. 15

136. EXT. JALAN RAYA - PAGI

FADE IN

Ari masih memejamkan matanya. Air mata turun dari matanya. Ari menarik napas dan membuka matanya. Ia juga melepaskan tangan dari atas buku yang dibawa Marina.

NOVA

Sekarang semua keputusan ada di tangan kamu.

Asap hitam datang dari segala arah dan berkumpul di dekat Ari. Asap itu mengeluarkan aliran-aliran listrik dan di tengah asap itu kita bisa melihat FAUZAN (46) yang sedang duduk sendirian di depan rumah. Ia melihat langit dengan tatapan sedih..

NOVA

Balaskan dendam kamu dan jadi roh jahat, atau lepaskan dia dan temui ke Fauzan.

Asap itu menghilang. Ari melihat ke arah Nova. Nova menepuk tangannya satu kali. Hujan kembali turun. Ari melihat ke arah Andika dengan dingin.

Andika melihat Ari dengan panik dan bersujud (Andika tidak melihat Nova, Marina dan Alvin)

ANDIKA

A.. A.. Ampun mbak, maafin saya. Saya ngga sengaja mbak beneran. Maafin saya mbak.

Ari mendekati Andika dan berjongkok di depannya. Ari menatap andika dengan tatapan dingin. Andika melihat Ari dengan takut.

ARI

Sudah sejak lama saya bertanya-tanya, kenapa saya meninggal. Apa karena sakit? Atau ada sebab lain? Ternyata

Ari tertawa kecil.

ARI (CONT'D)

Saya meninggal karena kebodohan kamu.

Ari tersenyum dingin.

ANDIKA

Ampun mbak ampun, maaf mbak maaf

ARI

Maaf?

(beat)

Terus apa? Apa saya bisa hidup lagi seteah itu? Kan nggak.

(beat)

Jadi gimana sekarang? Apa kita langsung ke alam baka aja?

ANDIKA

Ampun mbak, saya mau ketemu dulu sama keluarga saya.

Ari memegang wajah Andika dengan kencang.

ARI

Terus, setelah ketemu keluarga kamu, kamu mau apa? Saya mati karena kebodohan kamu tapi satu orang pun ngga ada yang tau siapa yang menyebabkan kecelakaan itu. Sedangkan kamu mau melihat keluarga kamu sebelum meninggal? Apa yang kamu harapkan? Diingat sebagai orang baik hati yang meninggal dengan cara baik? Jangan harap. Karena kematian kamu nanti akan sangat menyakitkan buat kamu dan keluarga. Karena itu adalah harga dari kejahatan yang kamu tutup-tutupi.

Ari melepaskan tangannya dengan kencang. Andika terjatuh.

ARI (CONT'D)

Ada satu hal yang tidak saya kasih tahu ke kamu.
(tatapan tajam)
Saya bisa membuat kamu mati sekarang.

Andika panik.

ANDIKA

Jangan mbak, ampun maafin saya.

ARI

Kenapa? Takut?
(menghela napas)
Mungkin saya ngga bisa membalaskan dendam saya sekarang, tapi pengadilan akhir bisa menghukum kamu nantinya.

(beat)

Dan setau saya hukuman untuk seorang pembunuh itu sangat kejam dan menyakitkan.

Ari mendekatkan wajahnya ke Andika.

ARI (CONT'D)

Jadi sekarang, ambil kemurahan hati saya. Sana pergi ke tubuh kamu dan berkumpul bersamamkeluarga kamu. Tapi nanti

(beat)

Di hari terakhir kamu, saya akan jadi penonton yang paling depan saat kematian mengambil nyawa kamu.

Ari meninggalkan Andika. Perlahan-lahan Andika menghilang.

137. INT. RUANG ICU - MALAM

Andika membuka mata. Ia terbaring diatas tempat tidur. Angka yang ada di tangannya berubah dari angka 2 menjadi angka 1.

Seorang suster datang untuk memeriksa Andika. Kemudian ia melihat Andika yang membuka mata. Suster terlihat panik dan keluar ruangan.

138. INT. RUANG ICU - MALAM (MOMENT LATER)

Andika masih berbaring. Pandangan matanya kosong dan tertuju pada langit-langit ruang ICU.

Nanda masuk ke dalam ruangan. Ia langsung memegang tangan Andika dan menangis.

NANDA

Alhamdulillah ya Allah. Makasih ya Allah.

Nanda melihat Andika dengan penuh perhatian.

ACT 3

SEKUENS 7

139. INT. RUANG VIDEO - MALAM

Ari membuka matanya. Ia langsung duduk dan di depannya ada Alvin.

ALVIN

Udah bangun?

Ari meninggalkan Alvin.

ALVIN (CONT’D)

Mau kemana?

Ari berhenti berjalan.

ARI

Andika

(beat)

Setiap pendamping harus melihat akhir dari jiwa yang didampinginya

Ari membuka pintu dan meninggalkan ruangan itu.

Andika menghela nafasnya.

Handphone Alvin berbunyi. Telepon dari Nova. Alvin mengangkat teleponnya.

ALVIN

Halo bu

140. INT. TAMAN KANTOR NOVA - MALAM

Nova sedang duduk di kursi taman indoor miliknya.

NOVA

Kemana dia?

INTERCUT

ALVIN

Pergi ke tempat Andika bu.

Nova menghela napasnya.

NOVA

Yaudah, kamu tetap awasi dia.

ALVIN

Baik bu.

NOVA

Dan jangan lupa, setelah semuanya selesai bawa dia kesini.

ALVIN

Baik bu

Nova mematikan teleponnya.

141. INT. RUANG VIDEO - MALAM

Alvin mematikan teleponnya dan langsung keluar ruangan

142. EXT. PASAR BUNGA - MALAM

Ari masuk ke dalam pasar bunga dengan baju biasa. Ia melewati penjual bunga yang menjajakan bunga dagangannya.

Ari berhenti di depan ‘TOKO BUNGA DESTIN’.

Ari masuk ke dalam toko bunga itu.

143. INT. TOKO BUNGA DESTIN - MALAM

Seorang pelanggan laki-laki melewati Ari sambil membawa satu buket bunga.

Ari melihat DESTIN (70) yang sedang memasukkan uang ke dalam kantung bajunya. Ari mendekati Destin dan berhenti tepat di depan meja kasirnya.

Destin melihat Ari.

Destin langsung mengambil satu batang bunga krisan putih besar yang dibungkus dengan plastik bening. Destin memberikan bunga itu kepada Ari dengan sangat hormat.

Ari mengambil bunga itu.

ARI

Terima kasih

Destin tersenyum.

Ari berbalik dan keluar toko bunga itu.

144. INT. RUMAH SAKIT - PAGI

Ari berjalan masuk ke dalam rumah sakit menggunakan baju biasa. Rumah sakit terlihat sepi. Ia memegang sebatang bunga yang tadi diambil di toko bunga Destin.

Ari berjalan menuju lift. Ia memencet tombol di dekat lift. Lift terbuka. Ari masuk ke dalam lift itu.

145. INT. LORONG RUMAH SAKIT - PAGI

Lift terbuka. Kini Ari sudah memakai baju gaun merah yang digunakan saat menjemput Andika. Ia keluar lift dan berjalan di sepanjang lorong menuju ruang ICU. Dokter, suster, dan semua orang yang dilewati Ari tidak melihat Ari yang berjalan melewati mereka.

146. INT. RUANG ICU - PAGI

Andika berada di atas tempat tidur. Pandangannya terlihat kosong. Raline menangis di sebelah Andika.

Telepon dari Lutfi Masuk. Raline mengangkat telepon itu.

RALINE

Halo?

(beat)

Iya udah cepet kesini aja

(beat)

Kamu tanya-tanya aja kek sama yang ada di situ.

(beat)

Ah, ngeselin, tau apa sih kamu

Raline mematikan teleponnya.

Raline keluar ruangan.

147. INT. LORONG RUMAH SAKIT - PAGI

Raline berjalan sepanjang lorong dan melewati Ari yang berjalan ke arah ruang ICU.

Ari berhenti dan melihat ke arah Raline. Ia tersenyum tipis dan kembali melanjutkan perjalanannya ke arah ruang ICU.

148. INT. RUANG ICU - PAGI

Tirai yang membatasi tempat tidur Andika tertutup. Di dalamnya ada suster yang sedang memeriksa Andika. Pandangan mata Andika masih kosong.

Suster menyibak tirai. Di balik tirai ada Ari yang sedang melihat Andika dengan tajam. Suster keluar sedangkan Ari masuk ke dalam tirai itu. Suster menutup tirainya lagi.

Ari meletakkan bunga krisan di tangan Andika. Andika melihat Ari dengan ketakutan.

ARI

(Menghela napas)

Jadi begini akhirnya

(beat)

Hanya ada saya dan anda di tempat ini.

Ari berjalan ke arah kaki Andika

ARI (CONT'D)

Sayang sekali anak anda keluar.

Ari memegang tempat tidur Andika dan melihat Andika dengan tajam.

ARI (CONT'D)

Karena seharusnya dia terus mendampingi anda sampai saat terakhir.

Andika mencoba bicara.

ARI (CONT'D)

(menempelkan jari ke bibir)

Shuut. Jangan berisik.

(senyum tipis)

149. INT. LORONG RUMAH SAKIT - PAGI

SLOW MOTION

Seseorang yang memakai baju serba hitam berjalan di lorong rumah sakit. Kita tidak bisa melihat wajahnya. Kita bisa melihat suasana sekitar menjadi lebih gelap ketika orang ini lewat.

SLOW MOTION END

150. INT. RUANG ICU - PAGI

Ari masih di posisi yang sama seperti scene 148.

ARI (CONT'D)

Bapak tahu kalau melihat saat-saat terakhir bapak adalah hal yang paling saya inginkan saat ini?

Ari berjalan ke arah Andika.

ARI (CONT'D)

Tapi sayang, saya memiliki hal yang lebih penting sekarang.

Ia mendekatkan diri ke telinga Andika.

ARI (CONT'D)

(Serius)

Maka dari itu, silahkan bertemu dengan kematian dan ikuti perintahnya. Semoga apa yang terjadi selanjutnya sesuai dengan apa yang sudah anda lakukan selama anda hidup di dunia.

Ari menjauhkan diri dari telinga Andika. Ia melihat Andika dengan senyum tipis. Andika melihat Ari. Ari meninggalkan tempat itu.

151. INT. LORONG RUMAH SAKIT- PAGI

Ari melanjutkan berjalan di lorong. Melewati semua orang yang tidak melihat Ari. Kemudian ia berpapasan dengan orang yang ada di scene sebelumnya. Ia berhenti berjalan dan menunduk memberikan hormat kepada orang itu. Kemudian Ari berjalan meninggalkan orang itu.

Kamera mengikuti orang itu berjalan menuju kamar rawat Andika hingga ia masuk ke dalam ruang ICU.

152. INT. RUANG ICU - PAGI

Kematian berjalan menuju ranjang Andika. Setibanya ia di sana, ia mengambil bunga krisan putih yang tadi diletakkan oleh Ari ke dalam jas yang dikenakan.

Monitor yang terhubung dengan alat-alat yang ada di tubuh Andika menunjukkan angka-angka yang mengalami penurunan. Alat itu berbunyi dengan keras. Suster kemudian melihat monitor itu dan menekan remote yang ada di dekat tempat tidur. Tidak lama dokter pun datang dengan panik dan mulai memeriksa Andika.

SFX : Suara detak jantung

DOKTER

keluarganya, panggil keluarganya!

BLACKOUT

Suara detak jantung berubah menjadi suara piiiiiipp yang panjang.

153. EXT. RUMAH SAKIT - PAGI

Ari berjalan di depan rumah sakit.

Burung gagak terbang di langit dari arah gedung rumah sakit.

Ari melihat burung itu dan kembali melihat gedung rumah sakit.

ARI

Akhirnya selesai juga.

Ari melanjutkan berjalan. Alvin ada di depannya.

ALVIN

Udah selesai?

ARI

Ya.

ALVIN

Ayo ikut saya sekarang.

Ari berjalan mengikuti Alvin.

154. INT. CAFE - SIANG

Hujan deras di luar cafe. FAUZAN (46) sedang duduk di salah satu kursi yang menghadap ke luar. Sesekali ia meminum kopinya. Cafe sepi

Pintu cafe yang terbuka membuat lonceng yang ada di pintunya berbunyi. Kita bisa melihat kaki Ari yang memakai sepatu heels hitam.

Dari belakang Ari, Ia melihat ke arah Fauzan dan berjalan ke arahnya. Kini kita bisa melihat Ari dari belakang. Ia mengenakan pakaian.

Ari berhenti di dekat Fauzan.

ARI/NINA

Zan

Fauzan melihat ke arah Ari. ia terkejut dan berdiri.

FAUZAN 

Nina

Ari dan Fauzan saling berpelukan. Mereka berdua menangis bahagia.

Dari jauh, kita bisa melihat FAUZAN (25) yang memeluk Ari.

ZOOM OUT & FADE OUT

155. INT. KAMAR FAUZAN - MALAM

Fauzan berbaring di tempat tidurnya. Ia membuka mata.

Ia duduk dan mengusap air matanya.

Istri Fauzan membuka matanya dan melihat Fauzan yang duduk di kasur

ISTRI FAUZAN

Ada apa mas?

FAUZAN

Ngga.. Ga ada apa-apa.

Istri Fauzan kembali tidur.

156. INT. CAFE - SIANG

FLASHBACK

Ari dan Fauzan (46) duduk depan-depanan sambil minum kopi.

FAUZAN

Ah iya

Fauzan mengeluarkan handphone dari dalam kantung celana. Ia mencari foto anaknya.

FAUZAN (CONT'D)

Liat nih

(menunjukkan foto anak kecil di handphone)

Lucu kan?

ARI

Yaampun mirip banget sama bapaknya

(tertawa)

FAUZAN

coba kalo kamu ngga pergi duluan

Ari berhenti tertawa dan melihat Fauzan.

ARI

Zan, orang-orang yang ada di sekitar kamu sekarang itu adalah orang-orang yang paling sempurna buat kamu
(beat)
Kamu itu emang harus dikelilingi mereka untuk bahagia karena itu adalah takdir kamu

Fauzan dan Ari berbalas pandang.

DISSOLVE TO

157. INT. KAMAR FAUZAN - MALAM

Fauzan melihat istrinya dengan penuh cinta dan kembali tidur sambil memeluk istrinya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar