Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
136. EXT. JALAN RAYA - PAGI
FADE IN
Ari masih memejamkan matanya. Air mata turun dari matanya. Ari menarik napas dan membuka matanya. Ia juga melepaskan tangan dari atas buku yang dibawa Marina.
NOVA
Asap hitam datang dari segala arah dan berkumpul di dekat Ari. Asap itu mengeluarkan aliran-aliran listrik dan di tengah asap itu kita bisa melihat FAUZAN (46) yang sedang duduk sendirian di depan rumah. Ia melihat langit dengan tatapan sedih..
NOVA
Asap itu menghilang. Ari melihat ke arah Nova. Nova menepuk tangannya satu kali. Hujan kembali turun. Ari melihat ke arah Andika dengan dingin.
Andika melihat Ari dengan panik dan bersujud (Andika tidak melihat Nova, Marina dan Alvin)
ANDIKA
Ari mendekati Andika dan berjongkok di depannya. Ari menatap andika dengan tatapan dingin. Andika melihat Ari dengan takut.
ARI
Ari tertawa kecil.
ARI (CONT'D)
Ari tersenyum dingin.
ANDIKA
ARI
(beat)
(beat)
ANDIKA
Ari memegang wajah Andika dengan kencang.
ARI
Ari melepaskan tangannya dengan kencang. Andika terjatuh.
ARI (CONT'D)
Andika panik.
ANDIKA
ARI
(beat)
Ari mendekatkan wajahnya ke Andika.
ARI (CONT'D)
(beat)
Ari meninggalkan Andika. Perlahan-lahan Andika menghilang.
137. INT. RUANG ICU - MALAM
Andika membuka mata. Ia terbaring diatas tempat tidur. Angka yang ada di tangannya berubah dari angka 2 menjadi angka 1.
Seorang suster datang untuk memeriksa Andika. Kemudian ia melihat Andika yang membuka mata. Suster terlihat panik dan keluar ruangan.
138. INT. RUANG ICU - MALAM (MOMENT LATER)
Andika masih berbaring. Pandangan matanya kosong dan tertuju pada langit-langit ruang ICU.
Nanda masuk ke dalam ruangan. Ia langsung memegang tangan Andika dan menangis.
NANDA
Nanda melihat Andika dengan penuh perhatian.
ACT 3
SEKUENS 7
139. INT. RUANG VIDEO - MALAM
Ari membuka matanya. Ia langsung duduk dan di depannya ada Alvin.
ALVIN
Ari meninggalkan Alvin.
ALVIN (CONT’D)
Ari berhenti berjalan.
ARI
(beat)
Ari membuka pintu dan meninggalkan ruangan itu.
Andika menghela nafasnya.
Handphone Alvin berbunyi. Telepon dari Nova. Alvin mengangkat teleponnya.
ALVIN
140. INT. TAMAN KANTOR NOVA - MALAM
Nova sedang duduk di kursi taman indoor miliknya.
NOVA
INTERCUT
ALVIN
Nova menghela napasnya.
NOVA
ALVIN
NOVA
ALVIN
Nova mematikan teleponnya.
141. INT. RUANG VIDEO - MALAM
Alvin mematikan teleponnya dan langsung keluar ruangan
142. EXT. PASAR BUNGA - MALAM
Ari masuk ke dalam pasar bunga dengan baju biasa. Ia melewati penjual bunga yang menjajakan bunga dagangannya.
Ari berhenti di depan ‘TOKO BUNGA DESTIN’.
Ari masuk ke dalam toko bunga itu.
143. INT. TOKO BUNGA DESTIN - MALAM
Seorang pelanggan laki-laki melewati Ari sambil membawa satu buket bunga.
Ari melihat DESTIN (70) yang sedang memasukkan uang ke dalam kantung bajunya. Ari mendekati Destin dan berhenti tepat di depan meja kasirnya.
Destin melihat Ari.
Destin langsung mengambil satu batang bunga krisan putih besar yang dibungkus dengan plastik bening. Destin memberikan bunga itu kepada Ari dengan sangat hormat.
Ari mengambil bunga itu.
ARI
Destin tersenyum.
Ari berbalik dan keluar toko bunga itu.
144. INT. RUMAH SAKIT - PAGI
Ari berjalan masuk ke dalam rumah sakit menggunakan baju biasa. Rumah sakit terlihat sepi. Ia memegang sebatang bunga yang tadi diambil di toko bunga Destin.
Ari berjalan menuju lift. Ia memencet tombol di dekat lift. Lift terbuka. Ari masuk ke dalam lift itu.
145. INT. LORONG RUMAH SAKIT - PAGI
Lift terbuka. Kini Ari sudah memakai baju gaun merah yang digunakan saat menjemput Andika. Ia keluar lift dan berjalan di sepanjang lorong menuju ruang ICU. Dokter, suster, dan semua orang yang dilewati Ari tidak melihat Ari yang berjalan melewati mereka.
146. INT. RUANG ICU - PAGI
Andika berada di atas tempat tidur. Pandangannya terlihat kosong. Raline menangis di sebelah Andika.
Telepon dari Lutfi Masuk. Raline mengangkat telepon itu.
RALINE
(beat)
(beat)
(beat)
Raline mematikan teleponnya.
Raline keluar ruangan.
147. INT. LORONG RUMAH SAKIT - PAGI
Raline berjalan sepanjang lorong dan melewati Ari yang berjalan ke arah ruang ICU.
Ari berhenti dan melihat ke arah Raline. Ia tersenyum tipis dan kembali melanjutkan perjalanannya ke arah ruang ICU.
148. INT. RUANG ICU - PAGI
Tirai yang membatasi tempat tidur Andika tertutup. Di dalamnya ada suster yang sedang memeriksa Andika. Pandangan mata Andika masih kosong.
Suster menyibak tirai. Di balik tirai ada Ari yang sedang melihat Andika dengan tajam. Suster keluar sedangkan Ari masuk ke dalam tirai itu. Suster menutup tirainya lagi.
Ari meletakkan bunga krisan di tangan Andika. Andika melihat Ari dengan ketakutan.
ARI
(Menghela napas)
(beat)
Ari berjalan ke arah kaki Andika
ARI (CONT'D)
Ari memegang tempat tidur Andika dan melihat Andika dengan tajam.
ARI (CONT'D)
Andika mencoba bicara.
ARI (CONT'D)
(menempelkan jari ke bibir)
(senyum tipis)
149. INT. LORONG RUMAH SAKIT - PAGI
SLOW MOTION
Seseorang yang memakai baju serba hitam berjalan di lorong rumah sakit. Kita tidak bisa melihat wajahnya. Kita bisa melihat suasana sekitar menjadi lebih gelap ketika orang ini lewat.
SLOW MOTION END
150. INT. RUANG ICU - PAGI
Ari masih di posisi yang sama seperti scene 148.
ARI (CONT'D)
Ari berjalan ke arah Andika.
ARI (CONT'D)
Ia mendekatkan diri ke telinga Andika.
ARI (CONT'D)
(Serius)
Ari menjauhkan diri dari telinga Andika. Ia melihat Andika dengan senyum tipis. Andika melihat Ari. Ari meninggalkan tempat itu.
151. INT. LORONG RUMAH SAKIT- PAGI
Ari melanjutkan berjalan di lorong. Melewati semua orang yang tidak melihat Ari. Kemudian ia berpapasan dengan orang yang ada di scene sebelumnya. Ia berhenti berjalan dan menunduk memberikan hormat kepada orang itu. Kemudian Ari berjalan meninggalkan orang itu.
Kamera mengikuti orang itu berjalan menuju kamar rawat Andika hingga ia masuk ke dalam ruang ICU.
152. INT. RUANG ICU - PAGI
Kematian berjalan menuju ranjang Andika. Setibanya ia di sana, ia mengambil bunga krisan putih yang tadi diletakkan oleh Ari ke dalam jas yang dikenakan.
Monitor yang terhubung dengan alat-alat yang ada di tubuh Andika menunjukkan angka-angka yang mengalami penurunan. Alat itu berbunyi dengan keras. Suster kemudian melihat monitor itu dan menekan remote yang ada di dekat tempat tidur. Tidak lama dokter pun datang dengan panik dan mulai memeriksa Andika.
SFX : Suara detak jantung
DOKTER
keluarganya, panggil keluarganya!
BLACKOUT
Suara detak jantung berubah menjadi suara piiiiiipp yang panjang.
153. EXT. RUMAH SAKIT - PAGI
Ari berjalan di depan rumah sakit.
Burung gagak terbang di langit dari arah gedung rumah sakit.
Ari melihat burung itu dan kembali melihat gedung rumah sakit.
ARI
Ari melanjutkan berjalan. Alvin ada di depannya.
ALVIN
ARI
ALVIN
Ari berjalan mengikuti Alvin.
154. INT. CAFE - SIANG
Hujan deras di luar cafe. FAUZAN (46) sedang duduk di salah satu kursi yang menghadap ke luar. Sesekali ia meminum kopinya. Cafe sepi
Pintu cafe yang terbuka membuat lonceng yang ada di pintunya berbunyi. Kita bisa melihat kaki Ari yang memakai sepatu heels hitam.
Dari belakang Ari, Ia melihat ke arah Fauzan dan berjalan ke arahnya. Kini kita bisa melihat Ari dari belakang. Ia mengenakan pakaian.
Ari berhenti di dekat Fauzan.
ARI/NINA
Fauzan melihat ke arah Ari. ia terkejut dan berdiri.
FAUZAN
Ari dan Fauzan saling berpelukan. Mereka berdua menangis bahagia.
Dari jauh, kita bisa melihat FAUZAN (25) yang memeluk Ari.
ZOOM OUT & FADE OUT
155. INT. KAMAR FAUZAN - MALAM
Fauzan berbaring di tempat tidurnya. Ia membuka mata.
Ia duduk dan mengusap air matanya.
Istri Fauzan membuka matanya dan melihat Fauzan yang duduk di kasur
ISTRI FAUZAN
FAUZAN
Istri Fauzan kembali tidur.
156. INT. CAFE - SIANG
FLASHBACK
Ari dan Fauzan (46) duduk depan-depanan sambil minum kopi.
FAUZAN
Fauzan mengeluarkan handphone dari dalam kantung celana. Ia mencari foto anaknya.
FAUZAN (CONT'D)
(menunjukkan foto anak kecil di handphone)
ARI
(tertawa)
FAUZAN
Ari berhenti tertawa dan melihat Fauzan.
ARI
Fauzan dan Ari berbalas pandang.
DISSOLVE TO
157. INT. KAMAR FAUZAN - MALAM
Fauzan melihat istrinya dengan penuh cinta dan kembali tidur sambil memeluk istrinya.