Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Akinwole
Suka
Favorit
Bagikan
8. Teka-teki #8

Sedikit hembusan yang membuat Ata emosi. Dia benar-benar muak dengan sejuta rahasia yang tersimpan dirumah ibunya. Teka-teki yang masih saja membuat ia harus sangat teliti. Ada sebuah misteri diruang bawah tanah.

Pagi itu Hengki menuju villa Ata. Ingin memberi informasi tentang dibalik kematian ayahnya dan masih banyak lagi yang Hengki yakin, hanya majikan mudanya itu yang bisa membantu menuntaskan masalah ini.

"Menyusuplah kerumahmu," ucap Hengki dengan serius.

"Untuk apa aku kesana?! Aku bahkan sudah tak ada keinginan lagi untuk menginjak tanah biadab itu," sahut Ata. Emosinya mulai meninggi.

"Ada sesuatu dibalik kematian ayahmu dan seorang pembantu yang bernama mbak Sari. Kau harus menuntaskan ini secepatnya. Sebelum nyonya Bian beraksi lebih jauh lagi. Zakiya tidak mengetahui tentang itu. Aku mendatangimu dengan maksud agar kau bisa tahu yang sebenarnya. Aku yang bekerja dirumahmu selama bertahun-tahun, tahu yang paling sebenarnya. Saat ini adalah aku yang dijadikan target oleh ibumu. Mereka tahu, jika aku yang telah membebaskanmu. Gelangku terjatuh ketika aku sedang menghancurkan CCTV. Aku sepenuhnya minta tolong kepadamu. Aku masih punya keluarga yang harus aku nafkahi. Kau pernah berjanji tentang mengganti pistol milikku kan?. Tak usah kau ganti, ganti saja dengan kau memecahkan misteri ini. Kumohon!" jelas Hengki dengan menangis.

Ata yang melihat itu menjadi iba. Selama ini memang hanya Hengki yang membantunya. Dia yang benar-benar berani mengabdikan diri dirumah keluarganya hingga saat ini.

"Baiklah. Aku akan menuntaskan semuanya. Sebisa mungkin akan kutemukan bukti yang kuat. Kau tenang saja Hengki. Aku tau benar bagaimana rumah itu" jawab Ata dengan ragu.

"Aku beri bocoran. Diruang bawah tanah, bilik nomor tujuh. Carilah sesuatu disana. Mbak Sari meninggal dunia disana. Siapa tau dia meninggalkan benda. Dan setelah itu, datangilah hutan. Cukup jauh dari perkotaan. Jika nanti kau temukan hutan yang didalamnya ada sebuah gedung. Disitulah jasad mbak Sari dibuang. Sudah sekitar dua tahun yang lalu. Keluarganya pun dikasih keterangan palsu oleh ibumu. Kau harus tanggap dan cepat. Karena mbak Sari adalah korban pertama ibumu," jelas Hengki membuat Ata terkejut.

"Ketahuilah, nona!. Ibumu menginginkan semua aset yang ditinggalkan oleh mendiang ayahmu. Kau dan adikmu Zakiya adalah pewaris perusahaan dan seluruh asset yang ditinggalkan ayahmu. Itu sudah bagian dari wasiat ayahmu. Surat wasiat itu sudah disembunyikan oleh kerabat ibumu. Sekarang perusahaan ayahmu dipegang oleh Dr. Ali Hendra. Kini dia berada di Singapura. Menghindari niat buruk dari ibumu untuk mengambil alih perusahaan ayahmu. Dia adalah tangan kanan mendiang ayahmu dulu," sambung Hengki.

"Aku akan mencarinya, Hengki. Apakah kau tahu persis alamat dari Dr. Ali Hendra?" tanya Ata.

"Apapun tentang ayahmu berada dirumahmu. Tepatnya diruang kerja ayahmu. Ketika ayahmu meninggal, kunci itu berada dijas yang warnanya biru tua. Kau harus cari itu diruang kerjanya. Aku harus segera kembali," jawab Hengki sambil beranjak dari villa itu.

Hengki meninggalkan Ata begitu saja. Tanpa menghiraukan Ata yang masih kebingungan dengan semua penjelasan darinya.

Ata kali ini benar-benar geram. Tak disangka jika ibunya akan sekejam itu. Ia harus bergerak cepat. Karena ia tahu, jika ibunya tak akan pernah berpikir dua kali untuk mengambil keputusan. Apapun itu.

Malam ini, Ata memutuskan untuk menyelinap kerumah ibunya.

Ini akan menjadi malam yang panjang, batin Ata.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar