Cuplikan Chapter ini
Senyum yang DinginAdrian duduk di tepi ranjang pandangannya kosong menembus dinding kamar yang sudah mulai temaram oleh cahaya sore Udara di ruangan terasa berat seolah menyerap semua kegelisahan yang mengendap di dadanya Nadia sedang di meja rias membetulkan riasan tipisnya tapi tidak sekalipun menatap ke arah Adrian Itu yang membuat dada Adrian terasa nyeribukan nyeri fisik melainkan rasa sakit yang berasal dari sesuatu yang lebih dalam yang sulit dijelaskan tapi mudah sekali dira