Cuplikan Chapter ini
Suara sendok beradu dengan piring menjadi satu-satunya bunyi di meja makan malam itu Nindya duduk dengan tenang menunduk lebih sibuk memindahkan nasi di piringnya daripada benar-benar memakannya Bima di seberang menatap sesekali tapi tidak berani membuka percakapanSeperti biasa Bi Ijah sudah mundur ke dapur menyisakan mereka berdua di ruang makan yang terlalu luas untuk menampung keheningan Lampu gantung di atas meja menyoroti wajah mereka memperlihatkan jarak yang kian lebarNindy