Cuplikan Chapter ini
Suara televisi terdengar di ruang keluarga rumah Bima dan Nindya Lampu putih pucat menerangi Nindya dan Ijah yang tengah melihat ke depan Sesekali suara mereka bersahutan mengomentari tayangan di layar datar 27 inch itu Nindya jarang sekali menonton televisi Televisi ruang tengah hanya hidup kalau acara kesayangan Ijah diputar Selebihnya barang itu hanya hiasan di sana sama dengan patung-patung dari negara asing yang biasa dia bawa pulang ketika habis bepergianBerada di ruang tengah b