Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Yesno S
yesnosalto
1,229 Pengikut
Mengikuti
Alva
alva22
Aurellia Angelie
aangeliexsh
Muhammad Fathin Akhtar R
fathinakhtar
Rosiana Quraisin
rosianaq
Elly Anasrul Firdaus
sepercikharapan12
lalalaland
lalalaland
Jones sihombing
joness
Scam Helpers
scamhelpers
Ahmad Faizal Rafsanjani
abuu29
Manna wa Salwaa
mannawasalwaa
Sayidina Ali
sayidinaali68
Lumba-Lumba
lumbalumba14
TIDAK DI KETAHUI
pengagum123
Adi S. Yososoemarto
adisyososoemarto
Dhea FB
ddheafb
Ainun Jariah
aiinun333
Dyani T. Wardhyni
dynetri
Ebie
ebiena
Yayah Rokayh
yayaruqaya25
Lukman Suwandi
lukmansaja657
Gadis Kolong Sampah
Kuni 'Umdatun Nasikah
Kejanggalan dalam novel ini tidak meyakinkannya olah bentuk polifonik, seperti monolog panjang dengan satu suara. Namun istimewanya, meski cerita mirip serial Oh Mama, Oh Papa Majalah Kartini adalah cara penulis memegang kendali sebagai pengecoh cerita. Sebagai fiksi didaktis-religius, novel ini menyimpan unreliable narrator. Selang-seling khotbah disilang-silang cerita berkelok-kelok dan tak terduga. Sebagai pembaca, saya yang seakan-akan sedang diceramahi seorang Ustazah karena menempuh jalan sesat akhirnya mendapatkan ‘sesuatu". Narator yang tidak bisa diandalkan begitu meyakinkan, dan terasa mahal. (Semula saya pikir banyak sub-plot yang bisa dibuang, sampai saya menemui semua jawaban di Chapter-chapter akhir). Saya memandang ‘sampah" dalam novel ini sebagai warna merah jambu. La vie en rose.
GALUH
Prayogo Anggoro
Sebagai cerita epik, Galuh masih dalam citra formulaik dengan kelokan-kelokan landskap yang masih bisa dijangkau. Petualangan seibarat ensiklopedi berjalan menutup konflik antarkarakter. Seperti ada beban ingin mempresentasikan ‘darah merah putih" dengan lokasi-lokasi berbebat kearifan lokal. Di sisi lain, istimewanya, loncatan konflik dipilin dengan rapi: kisah membayang di sini, lalu berkelebat di sana, lalu muncul di sebelah sananya lagi. Narasinya seperti ingin terbebas dari ragam sastrawi; encer, dan mudah dirasa. Sebagai pembaca, saya mulai ketagihan setelah melewati Chapter 28. Di delapan Chapter menjelang akhir cerita, penulisnya melancarkan apa yang menjadi kunci cerita epik: ketangkasan menyimpan prahara.
PEREMPUAN TANPA GUNUNG
Aldi A.
Dari deskripsi yang saya baca, novel ini mempunyai kekuatan bercerita dengan menyajikan peristiwa besar Mei 1998 sebagai torso ceritanya. Namun ini hanya duga-duga pembaca yang belum membaca naskahnya sama sekali. Sukses untuk novel ini.
MUDRA
Mega Yohana
Cantolan novel epik ini adalah riset yang kuat.
Tanda Cinta dari Akhirat
Bamby Cahyadi
Ringkas tapi mampu memporak-porandakan emosi.
SAMBA PARIA
Hidayatullah
Elemen-etemen antropologinya disajikan dengan pendekatan masa kini, maka inilah komik etnografis yang digarap dengan apik yang saya temui di Kwikku. Meski dalam penceritaan masih dalam tararan formulaik, ada gairah kebaruan dalam sekuen antarpanel yang mencoba memberi ruang bagi pembaca untuk mencari remah-remah cerita yang sengaja disimpan, dan menjadi kejutan yang muncul di dalam gambar. Untuk visual, saya tidak mau komentar apa-apa selain: buset dah.
Luka, Luka, dan Luka
Dewanto Amin Sadono
Bila sebuah tulisan bisa dijadikan identitas dari penulisnya, maka novel ini menjadi bagian dari rangkaian mendomestikasi stigma-sebutan-khuluk dari semestanya menjadi sebuah narasi. Seperti judulnya, saya sebagai pembaca diajak beradu rasa dengan segala penderitaan tokoh-tokoh (utaman)-ya. Yang menonjol dari narasi adalah usaha untuk menampilkan kecerdikan dalam berbahasa, seperti terbebas dari pengaruh novel terjemahan yang menghasilkan bahasa Indonesia rasa Barat. Novel ini mengusung tema yang sangat klasik, tapi ia punya kekuatan identitas, tanpa rasa bahasa-bahasa terjemahan yang semakin marak, sejak karya terjemahan menjadi sumber inspirasi yang slebew di masa kiwari. Di mata saya, novel ini menjadi sosok yang lantip, karena novel ini tidak terjerembab dalam melodaramtik meski temanya sangat membuka peluang ke arah itu. (PS: baca bab 9-14 dalam tanpa jeda ya. Jleb banget!)
Anak kolong
Eko Hartono
Meski tak ada hawa kebaruan dalam bentuk, novel ini digarap dengan kekuatan psikologis tokoh-tokohnya, sehingga raut ceritanya menjadi jelas. Ia menjadi cerita yang tidak perlu berpayah-payah dalam jelaskan apa itu sedih, terpuruk, dan masa lalu yang serba begini-begitu. Semua kalimatnya mapan, ekuivalen, terang, dengan daya ungkap yang cenderung ekonomis, tanpa efek stilistika yang membebani pembaca. Pilihan kata yang membentuk narasi tokoh-tokoh dibuat sedemikian dekat dengan penulisnya, tak ada patahan substansi -- mirip sebuah biografi / memoar. Draf ini menggambarkan keterampilan menulis yang bersih-paham aturan-mengutamakan cerita (ketimbang gaya). Humornya subtil. Draf novel model begini biasanya diminati penerbit buku karena melibatkan tema psikologis, efek inspirasi, cerita yang bulat-utuh-selesai -- dibutuhkan di saat ini; yang krisis semua-muanya.
Jangan Tidur di Sekolah
abil kurdi
Tema yang komersil, dengan campuran humor dan komedi yang berimbang (meski dalam beberapa bab tataran gotiknya langsung mandul saat kekonyolan terjadi), tipikal cerita dalam novel ini punya kans besar dalam pasaran sinema dekstop (OTT). Novel ini punya keistimewaan yang sulit dicari tandingannya: rinci dalam pengadeganan; filmis. (sisanya saya email)
ZOMBLO APOCALYPSE
Agung Satriawan
Zomblo Apocalypse seperti mengemban semangat horror comedy yang lebih santai, adonan humor dan horor yang on off, ada kengerian, ada kondisi horor luruh begitu saja saat kemunculan humornya, dan teks naskah yang cenderung hyperballad. Keistimewaan Zombo adalah memberikan pengalaman fonetik di banyak bab (yang lebih menonjolkan sisi humor dari horornya)
Menurut saya pribadi, humor komedi (horror comedy) adalah produk literasi yang berkembang dengan kebutuhan visual. Maka tak heran film bergenre campuran ini berkembang di sana, dan melempem di perbukuan. (Tak ada satu pun fiksi humor horor yang dianggap para kritisi, dan tidak nyaring di pasaran). Tapi sepertinya Zomblo tak peduli hal itu.
SEPEREMPAT ABAD
Fiska Esi
Naskah pertama yang saya baca dan selesai saat bergabung di Kwikku, 2020 silam. Naskah ini punya ikatan emosional bagi subyektif saya. Membaca naskah ini, seperti memiliki MEMORABILIA.
Bes: Son of Science
Farida Zulkaidah Pane
Ulasan saya kirim via DM.
Unexpected
Yeni fitriyani
Saya selalu penasaran dengan penulis yang rajin membaca karya sesama penulis, sekaligus memegang prinsip tidak akan pernah merugi dengan memberi dukungan pada sesama penulis. Pasti ada sesuatu di dalamnya. Setelah Bab 6, baru terasa licin dan membentuk lekuk-lekuk yang tidak terduga. (Saya mau ngomel-ngomel lebih panjang, tapi kolom ulasan ini begitu sempit, baiknya saya email saja sisanya ya.)
LEWAT SEMESTA
Wiji Lestari
Membaca naskah ini mengingatkan saya pada novel " Girl, Woman, Other " (Bernadine Evaristo, 2019) dalam wajah dan liku masalah yang berbeda. Salah satu naskah yang bernyali untuk menguji coba bentuk dan isi novel dengan pola multipenutur. (Saya ingin ngomel-ngomel lebih panjang, tapi kolom ulasan ini begitu sempit, baiknya saya email saja sisanya ya.)
DANUM
Abroorza Ahmad Yusra
Danum adalah salah satu novel kebanggan saya. Novel ini tampak dirancang dengan pola kerja etnografis. Ia melibatkan banyak elemen filantropi. Yang paling utama adalah, (hampir) tidak ada khotbah di dalamnya.
SELENDANG PATAHERI
Greace Lee Mayer Ectas Latul
Satu lagi novel etnografis kesukaan saya. Di luar elemen-elemen etnografik yang dijabarkan dengan berdesak-desakan di awal naskah (seakan-akan saya sebagai pembaca sedang berhadapan dengan pemandu wisata), tak ada yang kurang dalam naskah ini.
Satru Mataram [Sepasang Pendekar Pedang Cinta]
sri wintala achmad
Dalam kurun yang tak lagi sama dengan kemarin - seperti yang dikatakan Francis Fukuyama dengan ‘ distruption ‘ - novel ini mengingatkan saya pada zaman keemasan Balai Pustaka. Kiwari, kesederhanaan menjadi ' barang mahal '. Renik kisah manusia dalam Mataram dicomot, lalu dikembangkan dengan bahasa yang prasaja, terang, tanpa akrobat serta pamer majas cum pamer seni menulis untuk sekadar menampilkan kepiawaian dengan hasil indah. Ia menjadi terang dengan sederhana, dan pada bab 14 hingga akhir saya menemukan betapa emas tetaplah batu mulia meski ada di dalam genangan sawah. Mungkin novel ini serupa bibit yang akan bertumbuh lebih subur saat masa indahnya tiba: bisa dipeluk dan dibaui kertasnya.
HUJAN DEWI BATARI
Wiji Lestari
Alusi dengan kontras-kontras rasa baru: femme fatale!
Penyair Lautan dan Penyair Daratan
Samudra
Berwatak kesastraan dengan urut-urutan yang ditarik ke sana kemari tapi tetap pada cantolan yang kuat. Setelah bab 3, narasi kadang berpindah-pindah langgam; dari halus, ke terang, lalu balik berbisik. Memasuki bab 9, saya tidak bisa lepas, seperti benar ada sihir dalam novel ini. Terima kasih sudah mengurangi tidur untuk novel semolek ini.
Ketika Cahaya Rembulan Mengecup Lautan
Anisha Dayu
Riset yang andal, cerita yang elok. Eh, salam buat Neng Vivi, ya...