Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Kunane seorang pria yang lahir dan besar di perkampungan Naulu. Orang tua Kunane selalu taat pada adat dan tradisi. Kunane jatuh hati sejak remaja kepada seorang gadis cantic yang bernama Mahya. Tanpa sengaja Kunane mendapatkan selendang pemberian (alm) papa Mahya yang hanyut di sungai, selendang yang selalu dipakainya sejak kecil.
Sepuluh tahun kemudian, Mahya menemukannya selendang itu di Kunane. Kunane sendiri merasa bersalah dan hendak mengembalikan selendangnya pada Mahya, tetapi hati berbicara lain Kunane berkeinginan kelak akan mempersunting Mahya untuk menjadi istrinya. Keinginannya itu dikatakan pada Mahya, tetapi tidak semuda itu, Kunane harus mewujudkannya cintanya dengan mengikuti tradisi adat Pataheri yang memberi peran atas kedewasaannya.
Kalau tidak ia tidak bisa mempersunting Mahya sebagai istrinya karena itu bagian dari ketentuan adat Suku Naulu di Provinsi Maluku, Pulau Seram.
Kunane sendiri merasa tertantang untuk mengikuti adat Pataheri hingga selesai dan dilantik secara adat sebagai laki-laki dewasa Suku Naulu dengan di berikannya kain kepala berwarna merah sebagai persetujuan adat suku tersebut kepada orang yang sudah siap berumah tangga.
Lulus ujian Pataheri dan telah mengenangkan kain Pataheri di kepala, Mahya sebagai gadis Suku Naulu juga telah mengikuti adat Panamou untuk gadis Suku Naulu yang dianggap sudah dewasa.
Setelah Kunane dan Mahya mengikuti aturan adat suku Naulu yang berlaku, mereka kemudian menikah dan menjadi pasangan suami istri di Negeri Nualu dan hidup bahagia selalu.
Sepuluh tahun kemudian, Mahya menemukannya selendang itu di Kunane. Kunane sendiri merasa bersalah dan hendak mengembalikan selendangnya pada Mahya, tetapi hati berbicara lain Kunane berkeinginan kelak akan mempersunting Mahya untuk menjadi istrinya. Keinginannya itu dikatakan pada Mahya, tetapi tidak semuda itu, Kunane harus mewujudkannya cintanya dengan mengikuti tradisi adat Pataheri yang memberi peran atas kedewasaannya.
Kalau tidak ia tidak bisa mempersunting Mahya sebagai istrinya karena itu bagian dari ketentuan adat Suku Naulu di Provinsi Maluku, Pulau Seram.
Kunane sendiri merasa tertantang untuk mengikuti adat Pataheri hingga selesai dan dilantik secara adat sebagai laki-laki dewasa Suku Naulu dengan di berikannya kain kepala berwarna merah sebagai persetujuan adat suku tersebut kepada orang yang sudah siap berumah tangga.
Lulus ujian Pataheri dan telah mengenangkan kain Pataheri di kepala, Mahya sebagai gadis Suku Naulu juga telah mengikuti adat Panamou untuk gadis Suku Naulu yang dianggap sudah dewasa.
Setelah Kunane dan Mahya mengikuti aturan adat suku Naulu yang berlaku, mereka kemudian menikah dan menjadi pasangan suami istri di Negeri Nualu dan hidup bahagia selalu.
Satu lagi novel etnografis kesukaan saya. Di luar elemen-elemen etnografik yang dijabarkan dengan berdesak-desakan di awal naskah (seakan-akan saya sebagai pembaca sedang berhadapan dengan pemandu wisata), tak ada yang kurang dalam naskah ini.