Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Firasat buruk yang menganggu Kirana sejak tadi pagi. Sempat teralihkan oleh kedatangan siswa baru bernama Naendro Sabian di kelasnya. Siswa tampan berdarah blasteran yang memiliki iris mata hijau yang kemilau. Pesonanya berhasil menjerat akal sehat dan membuat kegundahan hati yang Kirana rasakan seakan menemukan obatnya.
Di tengah perkenalan ringan di antara keduanya. Kirana tiba-tiba dihubungi oleh seorang polisi yang mengabarkan, bahwa seluruh keluarganya tewas dalam sebuah kecelakaan. Kirana jatuh pingsan beberapa kali, saat melihat jenazah ketiga keluarganya telah terbujur kaku di rumah sakit.
Polisi yang menghubungi Kirana tadi memberitahu Bian tentang satu informasi lain yang mengejutkan. Bian tidak pernah menduga, jika kecelakaan yang menimpa keluarga Kirana. Ternyata kecelakaan yang sama dengan kecelakaan yang menimpa Arsyad.
Setelah mendapatkan informasi detail ihwal kecelakaan. Bian menemui Arsyad yang sedang dirawat di rumah sakit yang sama. Setelah berhasil selamat dari kecelakaan maut itu.
"Ungkapkan yang sebenarnya. Maka ayahmu akan terjerat, perusahaan ayahmu akan bangkrut, banyak karyawan yang kehilangan pekerjaan dan keluargamu akan hancur. Tapi jika kau masih peduli pada mereka. Tutup mulutmu. Biarkan semua orang menganggap kecelakaan ini adalah murni kelalaianku," ujar Arsyad.
Bian sengaja menyembunyikan rahasia besar itu. Bukan karena takut sesuatu akan terjadi pada ayah, perusahaan dan lainnya. Bian bungkam tak lain, karena tak ingin melukai Kirana. Dia hanya ingin menemani Kirana yang kini hidup sebatang kara. Bian sengaja tutup mulut. Takut jika Kirana mengetahui hal yang sebenarnya. Kirana akan benci dan menjauhi dirinya.
Di pemakaman keluarga Kirana, Bian mengukir satu janji di hati. Dimana dia akan menjaga Kirana dengan segenap hati sebagai penebusan dosanya.
Saya selalu penasaran dengan penulis yang rajin membaca karya sesama penulis, sekaligus memegang prinsip tidak akan pernah merugi dengan memberi dukungan pada sesama penulis. Pasti ada sesuatu di dalamnya. Setelah Bab 6, baru terasa licin dan membentuk lekuk-lekuk yang tidak terduga. (Saya mau ngomel-ngomel lebih panjang, tapi kolom ulasan ini begitu sempit, baiknya saya email saja sisanya ya.)
Sebagai pembaca umum, aku melihat beberapa kemungkinan dalam naskah ini: ritme memang sengaja dibuat pelan, ATAU, gaya penulisan sengaja dibuat dengan sabar, ATAU memang baru di bab 3 mulai terasa nyaman menulis. Overall, aku suka gimana penulis menyembunyikan emosi karakternya, dan dijadikan kendaraan bercerita. Lapisan2 rahasia dibuat seperti siung bawang: berlapis-lapis, tipis, dan pedas di mata. Gas keun aja Kak.