Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
53. INT. KAMAR RAWAT RUMAH SAKIT — SORE
Jam dinding menunjukkan pukul empat sore kurang sedikit. Luna duduk di atas ranjang dengan lutut menekuk, menggambar sesuatu di buku sketsanya. Terdengar ketukan dari arah pintu, lalu Venna masuk, masih mengenakan seragam sekolah.
Luna balas tersenyum, mengangguk. Luna meletakkan buku sketsa serta pensilnya di atas meja di sisi ranjang, sementara Venna mengeluarkan dua kotak makan dari dalam tas kain dan menyerahkan salah satunya pada Luna. Venna lalu duduk di kursi di sisi ranjang.
Venna menggumamkan ‘oh’ seolah memahami sesuatu yang tidak dipahami Luna. Luna tampak bingung, tapi sebelum dia bertanya, Venna berpindah duduk di atas ranjang, berdempet di sebelah Luna.
Venna menatap Luna penuh arti. Luna berusaha keras tidak membaca pikiran Venna.
Venna tertawa kecil, lalu membuka kotak makannya. Luna masih terdiam, memandangi kotak makannya sendiri.
Venna tertegun sejenak, lalu tersenyum lebar.
Luna tertawa gugup, Venna terbahak. Pintu kamar terbuka, dan Widya masuk bersama para anggota komite yang datang untuk menjenguk Luna. Semuanya mengenakan seragam sekolah, ada yang membawa bunga untuk Luna. Mereka berbincang dan menanyakan kabar Luna, hingga topik obrolan berganti menjadi soal komite.
Beberapa anggota komite lain menggumamkan hal yang sama. Luna terdiam, hingga sebuah pemikiran terlintas di benaknya.
Semua anggota komite menatap Luna, begitu pun Widya dan Venna yang berdiri agak jauh dari ranjang.
54. INT. MOBIL SEDAN HITAM — SORE
Baskara masuk ke jok belakang mobilnya, menghela napas. Wajahnya tampak lelah. Dia mengendurkan dasinya, lalu menopang dahinya dengan sebelah tangan sementara sikunya disandarkan ke pintu mobil. Dia memejamkan mata, menunggu, tapi mesin mobil tidak kunjung dihidupkan. Baskara pun mengernyit, menatap Marko yang rupanya sedang menonton video di ponselnya.
Baskara mengernyit, lalu menerima ponsel Marko yang disodorkan padanya.
INSERT: Layar ponsel Marko menampilkan sebuah video yang diunggah di sebuah platform daring beberapa jam yang lalu. Video menampilkan Luna dengan sembilan anggota komite yang lain. Semuanya mengenakan seragam, kecuali Luna. Dari latarnya, terlihat bahwa video itu disyuting di kamar rawat Luna.
Anggota komite lain mengangguk setuju.
Baskara menggulir layar dan melihat video tersebut mendapat ribuan likes. Komentarnya juga ribuan, dan hampir semuanya bernada positif dan membela Baskara.
Baskara tertawa kecil, lalu mengembalikan ponsel Marko.
Baskara tertawa lagi. Marko menyalakan mesin mobil dan melajukannya keluar dari parkiran gedung DPR.
55. EXT. HALAMAN SAMPING YAYASAN “SATU ATAP” — SORE
Eden duduk bersila di teras samping gedung Yayasan "Satu Atap". Tabo tiduran di dekat kakinya, sementara beberapa anjing dan kucing lain bermain di halaman di depannya. Luna lalu menghampiri Eden dan duduk di sebelahnya, sementara Eden membaca sesuatu dari ponselnya.
INSERT: Layar ponsel Eden menunjukkan berita tentang angkatan kedua Komite Pemuda Peduli binaan Baskara serta kepastian jadwal presentasi pertama mereka di depan anggota dewan.
Luna tertawa kecil, menggeleng.
Eden tertawa kecil, mengangkat bahu dan memasukkan ponselnya ke dalam saku. Luna tertawa juga, lalu mengangkat Tabo ke pangkuannya.
Eden tersenyum, mengangguk. Luna kembali membelai punggung Tabo, sementara Eden menatapnya lekat-lekat selama beberapa saat.
Luna menoleh. Eden masih menatapnya intens, tapi tidak mengatakan apa-apa. Luna mengerjap, tampak bingung.
Luna tertegun sejenak, lalu tertawa. Ganti Eden yang tampak bingung.
Luna tersenyum pada Eden, lalu tersipu sendiri. Luna pura-pura sibuk membelai punggung Tabo untuk mengusir gugup sementara Eden masih menatapnya lekat-lekat. Cukup lama Eden hanya menatap Luna dalam diam sebelum dia tersenyum, lalu menggamit tangan Luna dan menggenggamnya.
Luna menatap Eden, wajahnya memerah. Dia hanya mengerjap beberapa kali, terlalu gugup untuk menyahut. Eden tertawa kecil, Tabo mengeong.
Tidak menunggu Luna menyahut, Eden mencondongkan badannya mendekat ke arah Luna, lalu membisikkan sesuatu di telinga Luna. Luna mengulum senyum, dan setelah Eden mundur kembali ke posisinya semula, keduanya saling bertatapan dan Luna mengangguk perlahan.
Eden mengepalkan kedua tangannya ke udara, masih dengan tangan satunya menggenggam tangan Luna, lalu berteriak “Yes!” keras-keras. Luna tertawa, Tabo melompat kaget dari pangkuan Luna lalu mengeong keras, protes. Luna dan Eden tertawa lagi.
FADE OUT
TAMAT