Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
28. INT. AUDITORIUM MUSEUM KEBANGSAAN — SORE
Jam dinding menunjukkan pukul 14.55. Luna duduk di barisan tengah, menempati kursi yang sama seperti sebelum presentasi. Beberapa siswa di sekitarnya sibuk mengobrol sendiri, tidak menghiraukan Luna. Luna sendiri melamun, mengingat-ingat saat Baskara menyapanya sebelum turun panggung tadi.
Luna menelengkan kepala.
Ponsel Luna bergetar di dalam saku roknya, membuat Luna terkejut. Luna mengeluarkannya dari dalam tas, melihat ada pesan masuk dari Eden.
Luna mengerjap, heran dengan isi pesan Eden. Luna hendak mengetik balasannya saat Venna duduk di sebelahnya.
Luna memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas, tidak jadi membalas pesan Eden.
Venna berniat mengecek tabletnya, tapi Baskara serta beberapa orang panitia lebih dulu memasuki auditorium. Para siswa pun bertepuk tangan mengiringi Baskara yang naik ke atas panggung. Tepuk tangan mereda saat Baskara berdiri di belakang mimbar. Baris terdepan diisi awak media dan beberapa fotografer mengabadikan sosok Baskara di atas panggung serta suasana auditorium.
Baskara mengacungkan selembar amplop di udara.
Seisi auditorium diam, tapi isi pikiran mereka semakin gaduh di telinga Luna.
Baskara mulai memanggil nama yang pertama, lengkap dengan asal sekolahnya. Siswa yang dipanggil berdiri dan maju ke panggung, diiringi tepuk tangan dari seisi auditorium. Satu per satu siswa berikutnya dipanggil, dan ISI PIKIRAN ORANG-ORANG semakin gaduh. Luna memejamkan mata sambil menutup kedua telinga dengan tangan, mulai merasa pusing.
Luna mendongak, wajahnya tampak tidak percaya. Venna merangkulnya dari samping, memekik gembira. Tepuk tangan memenuhi auditorium. Di tengah kegaduhan, Luna beradu tatap dengan Baskara dan Baskara mengangguk.
29. INT. TOILET PEREMPUAN MUSEUM KEBANGSAAN — SORE
Suasana sepi, Luna hanya sendirian. Luna mencuci wajahnya dengan air dari keran wastafel, lalu mengeringkannya dengan saputangan. Dengan saputangan masih menutupi hidung hingga dagunya, Luna menatap pantulan wajahnya di cermin. Suara Baskara terlintas lagi dalam ingatannya.
Luna menggeleng kuat-kuat, lalu sekali lagi mengusap wajahnya dengan saputangan. Terdengar suara pintu dibuka.
Luna menurunkan saputangan dari wajahnya, menoleh. Abigail berdiri di depan bilik toilet yang paling dekat dengan pintu masuk sambil bersedekap. Tatapannya pada Luna diwarnai kebencian.
Luna cepat-cepat memasukkan saputangannya ke dalam tas selempangnya, mengabaikan ucapan Abigail. Luna berniat menyampirkan tas selempangnya di bahu dan beranjak pergi, tapi Abigail lebih dulu mendorongnya. Luna jatuh terduduk di lantai, punggung dan lengan kanannya menghantam dinding.
Abigail menuang isi tas Luna ke lantai hingga berserakan, menginjak-injaknya. Dia lalu mengambil kotak pensil Luna. Luna seketika panik, berusaha berdiri. Abigail yang menyadarinya malah menarik gantungan kunci yang terpasang pada kotak pensil Luna hingga putus, lalu masuk ke salah satu bilik toilet.
Luna berusaha mencegah, tapi Abigail lebih dulu membuang gantungan kunci Luna ke kloset dan mengguyurnya. Luna tertegun di ambang pintu sementara Abigail tertawa puas.
Luna menoleh perlahan ke arah Abigail. Kedua mata Luna memerah menahan tangis. Abigail masih tertawa.
Abigail tiba-tiba berhenti bicara, juga berhenti tertawa. Dia tampak seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa, lalu kedua tangannya perlahan terangkat dan mencekik lehernya sendiri. Makin lama makin erat. Abigail terbatuk-batuk, menatap Luna ketakutan. Luna masih menatapnya tanpa berkedip.
30. INT. LOBBY MUSEUM KEBANGSAAN — SORE
Venna berdiri di mulut lorong yang menuju ke toilet. Dia memandangi file piagam penghargaan 50 besar pada ponselnya, lalu menghela napas. Dia tidak sadar saat Baskara berjalan ke arahnya.
Venna tersentak, lalu buru-buru memasukkan ponselnya ke saku rok.
Terdengar jeritan dari arah toilet perempuan. Venna dan Baskara sama-sama terkejut. Keduanya saling bertatapan, lalu Venna berlari mendahului Baskara menuju toilet.
31. INT. TOILET PEREMPUAN MUSEUM KEBANGSAAN — SORE
Venna masuk ke dalam toilet, terkejut melihat tas dan barang-barang Luna berserakan di lantai. Abigail berdiri dengan punggung merapat pada dinding, kedua tangannya masih mencekik lehernya. Luna masih berdiri di seberang Abigail dan memandanginya tanpa berkedip, sementara seorang pengunjung wanita yang tadi berteriak tampak berusaha melepaskan tangan Abigail dari lehernya sendiri.
Venna berlari menghampiri wanita itu, berusaha menolong, lalu menoleh pada Luna. Melihat Luna hanya berdiri memandangi Abigail dengan mata memerah, Venna ganti menghampirinya.
Baskara ikut masuk juga, tapi berhenti di ambang pintu. Dia sempat kebingungan menyaksikan apa yang terjadi, hingga kemudian dia menoleh ke arah Luna. Venna masih mengguncang bahu Luna dengan panik. Luna masih tidak bereaksi.
Luna menoleh perlahan ke arah Baskara. Saat keduanya beradu tatap, Luna tiba-tiba saja lemas dan limbung, lalu pingsan. Venna menjerit.