Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Miss. KP
Suka
Favorit
Bagikan
25. SEKUENS 8D

97. INT. KAMAR SASHA - NIGHT

Sasha sedang duduk bersandar di atas ranjang dengan laptop di atas paha. Sedang bekerja.

Tiba-tiba ada suara ketukan pintu. Sasha mendengar suara Karin. Lalu mengernyit.

KARIN (O.S)

Ca... Bukain pintunya dong! Gue mau ngomong!

Suara ketukan pintu terdengar makin keras. Tak beraturan.

KARIN (O.S)

Ca.. Caca! Buka pintunya!

(Beat)

Bukain dong! Gue mau ngomong nih!

Sasha menghela napas panjang. Menyingkirkan laptop. Bangkit dari ranjang.

Sasha membukakan pintu. Tiba-tiba Karin langsung memeluknya sekilas.

Sasha agak terkejut. Keningnya berkerut. Bingung.

KARIN

Ca... Gue minta maaf, ya!

Sasha bingung.

SASHA

Maaf buat apa?

KARIN

Maafin gue karena.. gara-gara gue Basara jadi batalin janji sama lo!

Wajah Sasha berubah datar.

SASHA

Oh.. Itu...

(Beat)

Gak apa-apa kok! Udah biasa!

(Beat)

Lagian gue ini siapa sih? Gue kan bukan orang yang dia suka. Bukan orang yang dia prioritasin.

Karin terdiam. Menatap wajah Sasha dalam.

KARIN

Ca... Lo suka sama Basara, ya?

Sasha terdiam. Tersenyum getir.

Karin menghela napas panjang. Matanya menyendu.

KARIN (CONT'D)

Lo kenapa gak bilang sama gue?

SASHA

Buat apa? Gak penting juga!

KARIN

Kok gitu?

(Beat)

Justru kalau misalkan lo ngasih tahu, gue mungkin gak akan deket-deket sama dia.

Sasha menghela napas panjang. Menatap Karin dalam.

SASHA

Gue gak mau nambah beban pikiran lo, Rin!

(Beat)

Lo tuh baru aja putus sama Kak Aiza, baru kena masalah di kantor gue, bahkan lo baru bisa nerima diri lo sendiri setelah bertahun-tahun gak pernah percaya diri.

(Beat)

Di saat lo lagi galau begitu, gue yang sibuk sama kerjaan gak bisa ngehibur lo. Dan cuma Basara yang bisa bikin lo kelihatan bahagia lagi akhir-akhir ini.

Karin diam. Tertegun.

SASHA (CONT'D)

Lagipula, Basara itu suka sama lo udah dari lama. Gue tahu dia naksir sama lo sejak kita masih kelas 10. Tapi lo gak pernah peka!

Karin menatap Sasha sendu. Agak canggung.

KARIN

(Memelan)

Kalau Basara suka sama gue dari SMA, lo suka sama dia dari kapan?

Sasha diam sejenak. Menghela napas panjang.

Sasha melangkah menuju tempat tidur. Duduk di atas ranjang.

Karin menutup pintu kamar Sasha. Lalu menghampiri Sasha. Duduk di sebelahnya.

SASHA

Dari SMA juga. Tapi gak tahu mulainya kapan.

(Beat)

Waktu itu, gue pikir cuma cinta monyet aja. Paling dalam waktu beberapa bulan perasaannya ilang. Tapi ternyata enggak.

(Beat)

Terus, gue pernah berharap kalo suatu saat perasaan dia sama lo yang bakal hilang. Tapi ternyata, sampai detik ini Basara masih suka sama lo.

Karin menghela napas panjang.

KARIN

Tapi gue masih gak habis pikir. Kenapa sih lo gak pernah mau cerita sama gue?

(Beat)

Padahal, gue aja sering cerita sama lo. Siapa aja yang lagi deketin gue, siapa yang lagi gue suka, siapa yang lagi deket sama gue. Tapi lo gak pernah cerita sama sekali.

(Beat)

Kenapa sih?

SASHA

Ya, karena... Selama ini emang gak ada yang deketin gue!

(Beat)

Gue tuh gak secantik elo, Rin! Gue gak bisa bikin cowok jatuh cinta sama gue cuma pake senyum doang! Gue gak punya bakat spesial kayak lo! Gue juga gak terkenal kayak lo!

KARIN

Tapi kan gue juga punya kekurangan.

SASHA

(Meninggi)

Tapi kekurangan lo bisa ditutupin, Rin! Sedangkan gue enggak!

Karin tersentak. Diam. Matanya mulai sendu.

Karin menundukkan pandangan.

Sasha terkejut. Sadar bahwa telah menyinggung.

Sasha menyentuh pundak Karin. Menatap dalam.

SASHA (CONT'D)

Karin... Maaf, gue...

KARIN

(Memotong) (lirih)

Justru karena kekurangan gue selalu tertutupi, orang-orang jadi berharap lebih sama gue. Mereka pengen jadi kayak gue. Padahal gue sendiri gak mau jadi gue.

(Beat)

Gue iri sama lo, Ca... Orang-orang yang deketin lo itu jujur. Mereka beneran nyaman sama lo, mereka gak peduli lo gembil, gak peduli lo gemuk, mereka jujur sama lo.

(Beat)

Sedangkan orang-orang yang deketin gue... Mereka mau deket-deket sama gue cuma karena gue cantik luarnya doang. Kalo seandainya mereka tahu.. Kulit gue kayak apa, mereka pasti jijik deket-deket sama gue...

Mata Karin makin berkaca-kaca.

KARIN (CONT'D)

Kejadian di kantor lo waktu itu yang bikin gue sadar, kalau selama ini mereka semua cuma memuji karena gue terlihat cantik diluar.

(Beat)

Tapi setelah mereka tahu gue punya kekurangan, mereka balik ngomongin keburukan gue.

Sasha menghela napas panjang. Memegang tangan Karin.

SASHA

Rin... Gue bikin lo nge-down lagi, ya?

(Beat)

Maaf, ya...

Karin terdiam sejenak. Menghela napas panjang.

KARIN

Gak apa-apa. Udah biasa kok!

(Beat) (menatap Sasha)

Tapi gue masih gak terima kalau lo main rahasia-rahasiaan sama gue!

Sasha mengembuskan napas kasar. Melepas genggaman. Menyandarkan punggung ke tumpukan bantal.

SASHA

Jadi... Balik lagi ke Basara nih?

Karin menatap Sasha makin intens. Serius. Menunggu kelanjutan.

Sasha lalu menatap Karin.

SASHA (CONT'D)

Sebenernya... Salah satu alasan kenapa gue gak mau cerita... Karena gue gak pengen persahabatan kita hancur cuma karena cowok.

(Beat)

Maka dari itu, gue mau kita bertiga tetap berteman baik.

Sasha bersidekap dada.

SASHA (CONT'D)

Eh, tapi... Kalo misalkan lo juga suka sama Basara gak apa-apa sih!

(Beat)

Gue pasti ikhlas kok! Ya... Walaupun mungkin awalnya agak cenat-cenut, tapi nanti pasti ilang kok rasanya.

Karin mendelik. Sedikit terkejut.

KARIN

Gue gak suka sama Basara.

Sasha tersenyum jahil.

SASHA

Bohong!

KARIN

Beneran!

(Beat)

Selama ini gue nganggap dia baik aja. Beda dari cowok lain.

Sasha tertawa renyah sekilas.

SASHA

Justru itu... Karena lo suka, makanya dia jadi keliatan beda di mata lo!

KARIN

(Dengan cepat)

Basara pasti gak mau sama cewek budukan kayak gue!

(Beat) (sebal)

Udah ah! Lo ada-ada aja!

Sasha menghela napas panjang.

SASHA

Jangan minder terus dong! Siapa tahu dia bisa nerima lo apa adanya.

Karin menggeleng.

Sasha mengangguk.

Karin menggeleng lagi.

Sasha menghela napas. Tersenyum.

Sasha bangkit dari ranjang lalu duduk di kursi depan meja laptop.

SASHA

So... Mbak Widi bilang sama gue, katanya kalau lo masih mau nerbitin buku di kantor kita, gue yang bakal jadi editor lo!

Karin menghela napas panjang. Membaringkan tubuh.

KARIN

Hh... Iya, tauk! Tapi sampai saat ini gue gak tahu mau nulis apa.

(Beat)

Kemarin juga selain ngomong soal penerbitan, Mbak Widi juga curhat dikit. Bahas soal good looking yang katanya gak bisa bikin rumah tanggannya awet. Bahas soal stereotip orang-orang soal standar kecantikan. Sama hal-hal negatif yang selama ini ditularkan lewat interaksi sosial.

(Beat)

Gue tahu banget sih rasanya... Dibilang cantik, sempurna, mau apa-apa gampang. Padahal sebenernya gak gitu.

Sasha terdiam. Berpikir.

Sasha menatap Karin.

SASHA

Rin... Gue rasa topik itu menarik deh!

KARIN

Menarik buat?

SASHA

Buat dibahas lah! Selama ini kan lo selalu minder, insekyur, gak percaya diri karena kekurangan lo. Lo juga udah struggle bertahun-tahun, dapet cemoohan dari keluarga sendiri, bahkan sampe kena masalah lain.

(Beat)

Gue pun punya keresahan serupa, temn-temen kita juga. Bahkan mungkin hampir semua orang.

(Beat)

Terus... Kenapa lo gak adaptasi kisah hidup pengalaman lo sendiri untuk lo tulis jadi sebuah cerita? Dengan begitu, lo gak perlu susah-susah riset.

Karin tertegun. Lalu bangkit dari rebah dengan cepat.

KARIN

Lo mau gue nulis cerita hidup gue soal KP dan kawan-kawannya?

Sasha mengangguk.

SASHA

Negatif Body Image!

(Beat)

Gak cuma satu dua orang yang merasakan negatif body image, Rin! Tapi mungkin hampir semua orang.

(Beat)

Karena itu, kita harus kasih mereka bacaan yang gak cuma menghibur, tapi juga mendidik dan menginspirasi. Gue yakin, novel lo kali ini akan mengubah sudut pandang banyak orang soal tubuh mereka, menjadi lebih positif.

Sasha menatap Karin penuh kesungguhan. Tersenyum cerah.

Karin diam selama beberapa detik. Menatap Sasha. Agak ragu.

Sepersekian detik kemudian Karin tersenyum, lalu mengangguk.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar