Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Miss. KP
Suka
Favorit
Bagikan
14. SEKUENS 5B

47. MEJA - ROOFTOP CAFE - DAY

Sasha dan Basara duduk berhadapan. Sasha sedang menikmati makanan. Basara sedang melihat-lihat buku-buku yang baru saja dibeli Sasha. Membaca bagian blurb.

BASARA

Selera bacaan lo sama ya kayak Karin.

(Beat)

Cuma bedanya... Karin kalo baca buku jarang selesai.

Sasha tersenyum tipis.

SASHA

Tau banget lo soal Karin.

BASARA

Gak juga!

(Beat)

Masih banyak yang gak gue tahu tentang dia.

Basara meletakkan kembali buku-buku Sasha ke atas meja.

BASARA (CONT'D)

Dari dulu, dia selalu bikin gue penasaran.

(Beat)

Karin itu aneh! Emosinya gampang naik-turun. Cepet bete cuma karena hal sepele, suka ngeluh, tapi gak gampang nyerah.

Sasha tersenyum getir. Mengangguk.

SASHA

Karin banget tuh!

Basara tertawa kecil.

BASARA

Sekarang dia masih gitu?

SASHA

Dia kan gak pernah berubah.

(Beat)

Emangnya waktu kalian ketemu, kalian gak ngobrol banyak?

BASARA

Lumayan!

(Beat)

Tapi dia langsung bete waktu gue ngasih ulasan soal novelnya.

(Beat)

Emang sih, komentar gue agak gak enak didengar. Tapi gue gak tahu kalau dia bakal kesel begitu.

Basara menghela napas panjang.

BASARA (CONT'D)

Kira-kira, dia masih marah gak ya sama gue?

Sasha menggeleng. Lalu menggidikkan bahu.

SASHA

Coba lo tanya aja sendiri sama orangnya.

BASARA

Justru itu. Gue mau minta tolong sama lo.

(Beat)

Coba tanyain! Dia masih bete gak sama gue?

SASHA

Kalau sama lo sih mungkin udah gak bete. Tapi dua minggu lalu Karin lagi bete banget sama cowoknya.

(Beat) (bergidik)

Tapi kalo sekarang gak tahu deh, moodnya udah balik atau belum.

Basara sedikit terkejut.

BASARA

Karin udah punya cowok?

SASHA

Hm.. Mereka emang gak pacaran resmi sih! Tapi Karin udah deket sama cowok itu lumayan lama. Dari masih kuliah.

Basara diam. Sasha menatap Basara penuh tanya.

SASHA (CONT'D)

Lo kenapa, Bas?

Basara hanya tersenyum. Tipis dan getir.

Sasha diam. Tampak mengerti. Ia cemburu.

48. INT. CERMIN - KAMAR KARIN - DAY

Karin sedang bercermin. Menatap lengan atas kirinya yang sudah tidak merah.

Tangan kanan Karin mengusap lengan atas kirinya. KP-nya sudah halus. Namun masih berbekas.

Karin menghela napas panjang. Ia lalu meraih cardigan tangan panjang, lalu memakainya.

49. INT. KURSI TUNGGU - BIOSKOP - NIGHT

Karin sedang duduk di kursi tunggu bioskop. Tangannya memegang tiket. Wajahnya terlihat tak bersemangat. Ia sedang menunggu Aiza.

Sepersekian detik kemudian Aiza datang membawa satu cup jus alpukat. Lalu menyodorkannya di depan Karin.

AIZA

Kamu masih bete sama aku?

Karin meraih satu cup jus alpukat itu. Lalu menyesapnya.

KARIN

Dikit!

Aiza menghela napas panjang. Lalu duduk di sebelah Karin.

AIZA

Terus aku harus apa biar kamu gak bete?

Karin diam. Tak melirik Aiza. Ia terus menyesap jus alpukatnya.

Setelah itu, ada suara penyiar. Tanda bahwa pintu teater telah dibuka.

KARIN

Filmnya udah mau mulai!

(Beat)

Kamu kalo gak mau nemenin aku nonton mending pulang aja!

Karin lalu beranjak dari kursi. Melangkah menuju pintu teater.

Aiza menghela napas panjang. Lalu membuntuti Karin.

50. INT. RUANG KELUARGA - NIGHT

Ferdi sedang duduk di sofa. Bertumpang kaki. Menonton acara sepak bola di televisi.

Sepersekian detik kemudian terdengar suara pintu depan terbuka. Karin baru pulang.

FERDI

Udah selesai Kak nontonnya?

Karin datang menghampiri Ferdi. Lalu menyaliminya.

KARIN

Belum!

Ferdi lalu menatap Karin bingung.

FERDI

Lho, kok belum? Gak beres?

(Beat)

Emangnya kamu nonton film apa?

KARIN

Ada lah itu... Film drama gak jelas!

(Beat)

Karin aja sampe lupa judulnya.

Ferdi tertawa kecil.

FERDI

Itu filmnya yang emang gak jelas, atau kamu nontonnya gak fokus?

KARIN

Dua-duanya mungkin!

FERDI

Kamu lagi ada masalah sama si... Siapa? Si Aiza itu?!

KARIN

Enggak!

FERDI

Yang bener?!

Karin menghela napas panjang. Melepaskan tas. Lalu duduk di samping Ferdi.

Karin kemudian memerhatikan lengan Ferdi.

KARIN

Ayah...

(Beat)

Waktu Mama tahu kalau Ayah punya KP, reaksinya gimana?

Ferdi tersenyum.

FERDI

Dia kaget sih! Agak geli juga kayaknya! Soalnya, dibalik wajah Ayah yang ganteng banget ini, ternyata Ayah punya kekurangan yang gak dia kira.

(Beat)

Tapi lama-kelamaan Mama kamu terbiasa kok. Lebih tepatnya, terpaksa untuk terbiasa.

(Beat)

Karena waktu itu kita sudah menikah. Mau gak mau, kita harus bisa menerima kekurangan pasangan kita kan?!

Karin tertegun. Diam.

FERDI

Kamu kenapa nanya begitu?

KARIN

Gak apa-apa! Nanya aja!

Ferdi tersenyum. Lalu menyentuh pundak Karin.

FERDI

Kamu pasti belum bisa nerima kekurangan kamu kan?

Karin menghela napas panjang. Ferdi tersenyum.

FERDI (CONT'D)

Bukannya kamu udah mutusin untuk laser treatment?

(Beat)

Masih kurang?

Karin mengangguk.

KARIN

Kata dokter, masih ada kemungkinan buat muncul lagi.

FERDI

Kamu perawatan begitu, udah habis berapa duit?

KARIN

4 juta!

Ferdi menghela napas panjang. Menurunkan tangan. Mengalihkan pandangan ke televisi.

FERDI

Gede, ya! Bisa buat ngasih makan anak-anak jalanan nasi kotak 2 porsi.

(Beat)

Tapi terserah sih... Itu kan uang kamu! Kalau kulit yang mulus emang sebegitu pentingnya buat kamu, ya suka-suka kamu.

(Beat)

Tapi kalo kata Ayah sih, cantik hati aja udah cukup kok. Terima diri apa adanya. Lambat laun, kamu pasti bakal nemuin laki-laki yang beneran sayang sama kamu apa adanya. Dan bisa nerima seluruh kekurangan kamu.

Ferdi melirik Karin.

FERDI (CONT'D)

Yang penting, kamu harus terima diri kamu apa adanya dulu!

51. INT. MEJA - RUANG PRAKTEK - DAY

Karin menarik kardigan panjangnya, yang barusan sempat dibuka. Dr. Gita baru saja memeriksa lengannya.

Dr. GITA

Jadi, gimana? Puas sama hasilnya?

Karin tersenyum simpul. Mengangguk.

KARIN

Lumayan, dok! Beruntusannya udah ilang, udah gak kasar lagi.

(Beat)

Tapi bekasnya masih ada.

Dr. GITA

Karena selama dua bulan terakhir ini gak ada keluhan apa-apa. Saya rasa kulit kamu sudah cukup aman untuk pakai krim pelembab dan pencerah untuk menghilangkan bekasnya. Nanti saya akan kasih krim yang mengandung anti inflamasi, supaya gak iritasi.

(Beat)

Tapi sebagai dokter, saya cuma bisa bantu menghilangkan sementara. Karena KP kamu bakatnya genetik, ada kemungkinan KP nya akan timbul lagi.

(Beat)

Supaya kemungkinan untuk muncul laginya lebih lama, saya sarankan untuk jaga kelembapan ruangan ya! Minum air putih yang banyak, tidak memakai pakaian ketat, dan jaga kelembapan kulitnya juga.

Karin mengangguk.

KARIN

Iya, dok! Makasih, ya!

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar