Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Miss. KP
Suka
Favorit
Bagikan
5. SEKUENS 2B

12. RUANG TAMU - RUMAH KARIN - DAY

Pintu ruang tamu terbuka. Kita bisa melihat Karin masuk ke dalam rumah dengan langkah santai.

Sepersekian detik kemudian, dari arah dapur, Nita terdengar berteriak.

NITA (O.S)

(Berteriak)

Kamu udah pulang, kak?!

Karin mengembuskan napas panjang.

KARIN

(Berteriak)

Udah!

NITA (O.S)

Kamu pasti belum makan kan?!

(Beat)

Makan dulu, kak! Jangan langsung masuk kamar!

KARIN

Iyaa...!!!

13. MEJA MAKAN - DAPUR - DAY

Setelah menyendok nasi dan lauk pauk ke dalam piring, Karin beranjak dari meja makan sambil membawa piringnya. Hendak berjalan menuju kamar.

NITA

Eh, itu makanannya mau dibawa kemana?

Karin berhenti melangkah. Lalu menoleh ke arah Nita.

KARIN

Aku makan nya di kamar aja ya, Ma!

Nita menggeleng.

NITA

Gak boleh! Jangan dibiasain makan di kamar! Kamar itu bukan tempat buat makan.

(Beat)

Mama itu sengaja beli meja makan yang gede biar kita sekeluarga bisa makan bareng-bareng. Lah, kamu malah ngamar terus!

(Beat)

Udah di sini aja! Duduk situ, sebelah Nadia!

Karin kemudian duduk di kursi kosong sebelah Nadia.

Nadia yang sudah makan lebih dulu lantas menjeda makannya sebentar. Melirik ke kakaknya.

Sebelum makan, Karin terlebih dahulu menggulung rambutnya.

Saat sedang menggulung rambut, Nita memperhatikan wajah Karin.

NITA

Kak, itu di ujung pipi kamu beruntusan juga?!

Karin mengembuskan napas kasar. Mencoba untuk tidak peduli.

Karin mulai makan.

Nita terus memerhatikan kedua putrinya.

NITA (CONT'D)

Kalian tuh adek kakak tapi beda banget!

(Beat)

Yang satu putih, yang satu lagi agak item. Yang satu langsing, yang satu lagi kurus banget.

Nadia tersenyum kecut.

NADIA

Iya, Ma! Aku udah tahu, aku kurus, item pula! Ngapain sih pake disebut-sebut lagi?!

NITA

Ya, gak apa-apa! Biarpun kamu item kurus kan, tapi kamu mulus, gak kayak si Kakak.

Karin diam. Kunyahannya memelan. Mulai tak nyaman.

NITA (ke Karin) (CONT'D)

Makanya, kak, kamu tuh kalo mandi yang rajin. Biar kulitnya bersih, gak budukan begitu.

(Beat)

Coba dong, kak! Kamu liat adek kamu! Biarpun dia gak putih tapi kulitnya bersih.

(Beat)

Emangnya kamu gak malu, kaki sama tangannya begitu? Sekarang mama liat-liat, di ujung pipi kamu juga beruntusan item-item.

Nita menghela napas panjang.

NITA (CONT'D)

Tapi untung ketutupan jilbab.

Karin melepas sendoknya. Berhenti makan. Ia makin tak nyaman.

KARIN

Ma, aku udah, ya, makan nya!

Karin beranjak dari kursi. Wajahnya terlihat muram.

Karin tampak sedang menahan tangis.f

NITA

Lho, kok gitu?! Abisin dulu dong!

(Beat) (memanggil)

Karin! Heiii!!!

Karin tidak peduli. Ia makin mempercepat langkah. Berjalan memasuki kamarnya. Menutup dan mengunci pintu kamarnya rapat-rapat.

14. INT. TEMPAT TIDUR - KAMAR KARIN - DAY

Karin langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur. Kedua matanya terlihat begitu sembab. Air matanya masih terus mengalir.

Sambil berbaring, Karin menarik lengan kaus sebelah kiri. Mencoba menutupi keratosis pilarisnya yang memang menjijikkan.

Bibir Karin terkatup rapat. Air matanya terus mengalir. Karin terlihat menahan kesal, merasa muak.

CUT TO:

15. INT. MEJA BELAJAR - KAMAR KARIN - MOMENTS LATER

Karin duduk di kursi sambil menatap layar laptop dengan mata yang terlihat sembab. Pipi Karin juga terlihat lembab.

Karin kemudian membuka Google. Lalu mengetikkan kata kunci.

Dari layar laptop, kita bisa melihat Karin mengetik "Cara menghilangkan Keratosis Pilaris" di laman pencarian.

Sepersekian detik kemudian muncul beberapa artikel. Karin membuka salah satu artikel tersebut.

Kita bisa melihat wajah Karin yang sedang membaca artikel. Wajahnya terlihat datar.

Sepersekian detik kemudian Karin beralih menonton video YouTube. Karin menonton video seputar Keratosis Pilaris yang dibahas oleh seorang Beauty Vlogger.

BEAUTY VLOGGER (O.S)

Jadi sebenarnya Keratosis Pilaris itu gak bisa ilang. Karena KP itu kan asalnya dari faktor keturunan. Jadi, kalaupun bisa hilang dengan cara dilaser, ada kemungkinan si KP ini bisa muncul lagi.

Tatkala mendengar itu, Karin seketika langsung bangkit dari duduk dengan wajah sebal.

Karin kemudian kembali melompat ke atas ranjang. Berbaring sambil menutup wajah dengan bantal. Lalu berteriak di balik bantal.

BEAUTY VLOGGER (O.S) (CONT'D)

Tapi... Kita bisa kasih Treatment supaya KP di badan atau lengan kita gak makin kasar dan menyebar.

Karin seketika membuka bantal yang menutupi wajahnya, lalu bangkit dari rebahnya.

Karin duduk sambil mencoba mendengarkan suara sang Beauty Vlogger dengan saksama.

BEAUTY VLOGGER (O.S) (CONT'D)

Karena pada dasarnya KP itu muncul karena keadaan kulit yang kering, jadi untuk meminimalisir bintik-bintik nya makin kasar, kulitnya harus sering-sering dilembabkan.

(Beat)

Nah, aku ada rekomendasi produk yang bisa kalian pake untuk treatment keratosis pilaris kalian. Yang pertama itu...

Suara si Beauty Vlogger mulai terdengar samar.

Kita bisa melihat wajah datar Karin yang sedang menatap layar laptop.

Karin menghela napas, lalu tersenyum samar. Di matanya tampak secercah harapan.

CUT TO:

16. INT. RAK KOSMETIK - SWALAYAN - DAY

Dari dalam rak, kita bisa melihat Karin sedang meraih sebotol sabun mandi cair. Botol sabun tersebut berukuran 500ml.

Karin kemudian memasukkan botol sabun cair tersebut ke dalam troli.

Karin lanjut mengitari rak produk sambil mendorong troli dan melihat-lihat.

Sepersekian detik kemudian, Karin berhenti di dekat rak yang berisi macam-macam produk lotion.

Karin lalu mengeluarkan ponsel, membuka catatan.

Karin menghela napas panjang, lalu meraih salah satu lotion dari dalam rak.

Karin sempat diam beberapa saat sambil memandangi botol lotion tersebut. Terlihat ragu.

Sepersekian detik kemudian, Karin melirik ke kanan dan kiri. Karin kemudian melihat beberapa perempuan yang berpakaian minim, lalu lalang di sekitarnya. Mereka terlihat percaya diri, karena memiliki kulit yang mulus.

Karin menghela napas panjang. Karin kemudian langsung mengambil beberapa botol lotion dan beberapa produk perawatan kulit seraya memasukkannya ke dalam troli. Membuang rasa ragu.

17. INT. TEMPAT TIDUR - KAMAR KARIN - DAY

Di atas ranjang Karin, kita bisa melihat jajaran produk perawatan kulit yang baru Karin beli.

Karin menatap produk-produk tersebut dengan datar. Ia terlihat bingung.

Karin kemudian meraih salah satu botol lotion. Membaca komposisi di bagian belakang kemasan, sambil mengerutkan kening.

Karin tersenyum miring. Tampak berpikir. Sepersekian detik kemudian, Karin pun kemudian meraih beberapa botol lotion serta sabun cair. Lalu membawanya ke dalam kamar mandi.

CUT TO:

18. INT. CERMIN - KAMAR KARIN - DAY

Dari cermin, kita bisa melihat Karin yang baru selesai mandi, dengan handuk yang melingkar di kepala.

Karin tengah mengoleskan lotion di bagian kulit rahangnya.

Sepersekian detik kemudian, Karin mengoleskan minyak kelapa di bagian lengan atasnya.

CUT TO:

19. INT. TEMPAT TIDUR - KAMAR KARIN - NIGHT

Karin sedang duduk di atas ranjang sambil mengoleskan lotion di kulit kakinya.

Di dekat Karin, kita bisa melihat banyak botol produk perawatan kulit yang berserakan.

Karin tampak begitu serius dan telaten mengoleskan lotion tersebut hingga ke bagian lengan.

20. INT. KAMAR KARIN - NIGHT

Di dinding kamar karin, kita bisa melihat jam dinding menunjukkan pukul 9 malam.

Di atas ranjang, kita melihat Karin sedang bersiap-siap untuk tidur. Ia menarik selimut, lalu berbaring menghadap samping.

CUT TO:

20A. INT. KAMAR KARIN - MOMENTS LATER

Time lapse.

Kita bisa melihat jam dinding di kamar Karin menunjukkan pukul 11 malam.

Karin menyingkap selimutnya. Wajahnya terlihat muram dan kesal. Gadis itu kemudian menggaruk kaki beserta tangannya yang terasa gatal dan mulai memerah.

Karin berdecak lidah. Merasa sebal dan sedikit menyesal.

Ia masih terus menggaruk setiap area kulit nya yang terasa begitu gatal.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar