Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
05. INT. KAMAR - RUMAH TIARA - DAY
Pintu kamar terbuka. Kita bisa melihat Tiara masuk ke dalam kamarnya, dibuntuti oleh teman-temannya yang lain.
Tiara langsung melempar tas nya ke lantai dekat dinding.
TIARA
Ayo, guys! Masuk jangan malu-malu! Kayak baru pertama kali aja main ke kamar gue.
Hera tiba-tiba saja langsung melempar tas ke lantai dan berbaring di atas tempat tidur Tiara.
HERA
Siapa juga yang malu-malu!
Erni kemudian melompat naik ke atas ranjang. Ikut berbaring bersama Hera.
ERNI
Kita kan emang gak tau malu!
TIARA
(Ke Erni)
Elo sih yang paling gak tahu malu!
Karin masih berdiri di dekat pintu, tersenyum sambil melihat teman-temannya yang sudah duduk dan bersantai-santai.
Karin kemudian ikut duduk di karpet beludru bersama dengan Fika dan Sasha.
Fika lalu menyandarkan punggung ke sisi ranjang sambil selonjoran kaki.
Fika mengipas-kipas wajahnya dengan telapak tangan.
FIKA
Kamar lo panas banget sih, Ra! Nyalain AC dong!
Tiara seketika tersenyum lebar. Lalu melepas jilbab putihnya seraya berjalan ke arah pintu.
TIARA
AC nya lagi rusak! Kalo panas kipasan aja pake buku tulis!
Tiara kemudian berjalan keluar kamar.
TIARA (CONT'D) (O.S)
(Berteriak)
Gue bikin minum dulu, ya!
Erni yang semula berbaring tiba-tiba saja mengubah posisi menjadi duduk.
ERNI
Eh, foto-foto yuk!
Hera berbinar.
HERA
Ayok!!!
Sasha terlihat malas.
SASHA
Gue yang motoin aja, ya!
FIKA
(Ke Sasha)
Caca kebiasaan deh, suka gak mau ikutan foto!
ERNI
Iya, nih! Ayo dong, Ca! Sekali ini aja!
Karina menyentuh pundak Sasha.
KARIN
Ayo, Ca! Sekali aja! Biar mereka seneng!
Sasha tersenyum kecut. Lalu mengangguk.
SASHA
Iya, deh! Ayok!
Erni, Fika, dan Hera lantas bersorak senang.
ERNI
Yeaayy!! Ayo kita foto!
(Beat)
Fotonya pake hape Karin, ya! Yang kameranya bagus!
Karin tersenyum kecut. Lalu mengeluarkan ponselnya dan langsung memasang kamera.
Karin memegangi ponselnya, menyesuaikan kamera, lalu berpose bersama teman-temannya yang berada di belakang.
KARIN
Satu... Dua... Ti...ga!
Semuanya tersenyum menatap ke kamera.
Di foto berikutnya pose-pose mereka mulai beragam.
HERA
Cheese!
(Beat)
Lagi dong! Lagi!
Saat hendak berfoto lagi, tiba-tiba saja pintu kamar terbuka. Tiara masuk membawa nampan berisi minuman dan camilan dengan terburu-buru.
Tiara kemudian langsung meletakkan nampan tersebut di atas nakas.
TIARA
(Memekik)
Ihhh...!!! Kalian kok foto-foto gak ngajak gue!
Tiara kemudian langsung duduk di sebelah Karina dan ikut berpose.
TIARA (CONT'D)
Pengen ikutan!
(Beat)
Ayo foto lagi!
Mereka lalu berfoto lagi. Menangkap banyak gambar.
Beberapa saat setelah itu Sasha beringsut menjauh.
SASHA
Udah ah! Tadi katanya cuma sekali. Tapi jadinya malah berkali-kali. Nanti memori hapenya si Karin abis lagi!
Mereka lalu berhenti berfoto.
Tapi setelah itu, Karin langsung diserbu teman-temannya lagi. Mereka ingin melihat hasil fotonya.
FIKA
Coba dong! Gue pengen liat hasilnya!
TIARA
Mau liat dong! Nanti yang gue nya jelek hapus aja!
HERA
Iya, sama! Kalo gue nya jelek hapus aja!
Karin geleng-geleng kepala.
Erni lalu mengambil alih hape Karin. Teman-teman mereka yang lain lantas langsung mendekat ke arah Erni.
Erni memperhatikan foto-foto mereka.
Kita bisa melihat foto-foto tersebut dari layar ponsel Karin. Erni men-slide fotonya satu persatu.
TIARA
(Mengeluh)
Ihh... Kok gue item banget sih! Udah gitu kurus lagi.
FIKA
Gue apalagi, bulet banget!
HERA
Jerawat gue juga jelas banget deh!
(Beat)
Tapi gak apa-apa sih, yang penting fotonya bagus!
ERNI
Kok gue keliatan dekil, ya?!
SASHA
Gue sih bodoamat! Mau hasilnya gimana pun bodoamat!
Disaat teman-temannya yang lain sibuk memperhatikan foto-foto hasil tadi sambil mengeluhkan fisik mereka. Karin justru hanya diam sambil tersenyum tipis.
ERNI
Masa di foto ini yang keliatan cantik cuma Karin doang!
(Beat)
Kita mah kayak remah rempeyek!
Karin menggeleng.
KARIN
Itu kan cuma foto! Aslinya belum tentu kayak gitu!
Tiara memutar bola mata.
TIARA
(Ke Karin)
Lo sih emang aslinya udah cantik! Putih, langsing, muka mulus! Gak kayak gue!
Karin diam, merasa tersinggung.
Tiara kemudian bangkit berdiri. Lalu berdiri menghadap cermin sambil bertolak pinggang.
TIARA (CONT'D)
Tuh, liat! Gue kurus banget! Kerempeng kayak lidi!
(Beat)
Udah makan banyak juga tetep aja gak gemuk-gemuk.
Fika kemudian menyusul Tiara. Berdiri di sebelah gadis itu.
FIKA
(Ke Tiara)
Bersyukur lo kurus!
(Beat)
Gue nih gendut banget!
HERA (O.S)
Itu bukan gendut, Fik! Tapi, bohay!
Mereka semua lalu menertawakan Fika.
Fika geleng-geleng kepala.
Erni yang sedang sibuk bermain ponsel lalu ikut berseru, disaat tawa mereka sudah mulai mereda.
ERNI
Kalian rusuh banget sih! Gue aja yang pendek gak suka ngeluh!
Tiara tersenyum kecut.
TIARA
Pendek mah bawaan lahir.
ERNI
(Ke Tiara)
Lo juga kurus item bawaan lahir!
TIARA
(Memekik)
Iihh... Ernii!!! Jahat!!!
Mereka semua lalu tertawa lagi.
Sepersekian detik kemudian, Tiara kembali menatap dirinya di cermin.
TIARA (CONT'D)
Gimana sih caranya biar bisa cantik kayak model-model Victoria Secret gitu???
(Beat)
Gue pengen deh jadi putih, langsing, mulus. Minimalnya se-cakep Karin lah!
(Beat)
Iya gak, Rin? Gimana sih caranya biar gak jerawatan?
Karina terkesiap.
KARINA
Hah?!
(Beat)
Gak tau! Rajin bersih-bersih kali! Kan di youtube banyak tutorial nya!
Erni memutar bola mata. Mendengus sebal.
ERNI (CONT'D)
Udah gue coba! Gak ngaruh! Kayaknya skincare mereka aja yang mahal. Makanya mukanya kinclong.
Hera mengangguk.
HERA
Ya... Mereka bisa kinclong karena punya duit. Mereka bukan anak sekolah kere kayak kita.
(Beat)
Tapi setidaknya, meskipun gak glowing. Gue pengennya gak jerawatan!
Tiara kemudian menaikkan rok abu-abu panjangnya hingga selutut. Menampakkan kedua kakinya.
TIARA
(Ke Hera)
Kayak kaki gue ya, Her?! Biarpun item tapi mulus haha...
(Beat)
Kenapa sih, muka gue gak semulus kaki gue?! Sebel banget!
FIKA
Kaki nya Tiara mulus banget! Kaki gue jadi insekyur!
Fika kemudian ikut-ikutan menaikkan roknya.
FIKA (CONT'D)
Kaki gue jelek! Ada bekas kenalpot nya!
Sasha mendengus, lalu geleng-geleng kepala.
SASHA
Kaki gue banyak bekas gigitan nyamuknya, gak gue pamerin!
Erni yang semula sibuk bermain ponsel kemudian melirik teman-temannya.
ERNI
Kalian ngapain sih pada pamer kaki gitu? Pake segala banding-bandingin kulit! Mending kalo bagus, inimah gak ada bagus-bagusnya.
(Beat)
Kalem dong kayak Karin! Udah paling cantik, kalem, gak banyak ngeluh pula! Padahal dia yang paling mulus. Cuma gak suka pamer aja kayak kalian!
Karin diam. Selama beberapa saat kedua matanya sibuk memandangi kaki dan lengan teman-temannya dengan senyum getir.
CUT TO:
06. INT. KAMAR KARIN - RUMAH KARIN - DAY
Karin berdiri di hadapan cermin besar yang ada di kamarnya, masih dengan balutan seragam.
Karin menatap dirinya di cermin. Sepersekian detik kemudian, Karin melepas jilbab putihnya.
Karin kembali memandangi wajahnya. Sedikit menyerongkan kepala, lalu menyentuh bintik-bintik hitam di kulit rahang dekat area telinga.
Karin memiliki kelainan kulit, keratosis pilaris di bagian kulit rahangnya.
Setelah beberapa saat memandangi kulit rahang atasnya yang menjijikkan, Karin menghela napas panjang.
Karin kemudian membuka kancing seragamnya. Lalu melepas kemeja putih itu. Hingga tinggal mengenakan kaus dalam tanpa lengan.
Karin lalu sedikit menyerongkan tubuhnya ke samping. Menatap kulit lengan atasnya yang dipenuhi bintik-bintik kasar keratosis pilaris dengan sendu.
Karin mengusap lengannya, lalu tersenyum kecut. Merasa risih, sekaligus tidak percaya diri.
Karin kemudian membuka rok abu-abunya. Menyisakan celana pendek.
Dari cermin, di paha atasnya pun terlihat bintik-bintik keratosis pilaris.
Karin melirik ke bawah. Mendengus. Tersenyum kecut. Kakinya terlihat sama menjijikkannya.
Kita bisa melihat kaki Karin yang tampak dipenuhi bekas-bekas luka bercampur dengan keratosis pilaris.
Karin menghela napas panjang. Kembali menatap dirinya di cermin, lalu mengerutkan bibir.
Sepersekian detik setelah itu, Karin pun beranjak menuju lemari. Membuka pintu lemari, lalu mengambil satu setel pakaian rumah, dan berganti baju.