Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KAMAR TIDUR BELLA - DAY
Suara alarm terdengar kencang.
Bella membuka mata. Ia masih rebahan selama beberapa saat. Enggan bangun dari tempat tidur.
HARI KE-5
INT. RUANG TAMU, RUMAH BELLA - DAY
Bella membukakan pintu dan mempersilakan masuk Rizal, sepupunya yang sempat berbincang sejenak di Rumah Ma’Syik.
RIZAL
Sorry, nggak ngabarin. Kamu waktu itu nggak ninggalin nomer sih.
BELLA
Silakan duduk. Saya ambilin minum dulu. Kopi?
Rizal duduk. Bella menuju dapur. Di ruang tamu ada Maot yang duduk di sofa. Di meja masih ada board game yang belum dibereskan.
RIZAL
Iya, boleh.
Rizal mengamati ruangan.
RIZAL
Kamu tinggal sendirian aja, Bella? Sepi banget.
Maot melihat ke Rizal, sepakat.
BELLA (O.S.)
Udah biasa.
Rizal mengamati lebih dekat board game di meja. Bella kembali membawa nampan berisi dua cangkir kopi.
BELLA
Itu... Habis main sama temen-temen kemaren.
RIZAL
Seru kayaknya, ya?
Rizal mengambil dan menyeruput kopi. Bella duduk diam, menunggu.
RIZAL
Nggak berangkat kerja?
BELLA
Disuruh Om Adi ke sini ya?
Rizal meletakkan cangkir ke meja.
RIZAL
Saya juga yang mau sih. Sejak ketemu di Rumah Ma’syik waktu itu, ada yang mau diomongin sebenernya.
BELLA
Memang siapa sih yang bilang saya ke Jerman?
RIZAL
Siapa ya? Udah lama banget itu. Kayaknya, Papa kamu yang bilang mau bawa kamu ke Jerman aja. Dia mau pulang ke keluarganya.
BELLA
Kenapa dia bilang begitu? Aneh banget.
Bella minum kopi. Lalu bersiap menyalakan rokok.
RIZAL
Papa, kapan meninggalnya, Bel?
Bella menyalakan rokok. Membuat gestur menawarkan ke Rizal.
BELLA
Ada pesan dari Om Adi?
Rizal mengambil sebatang rokok dan menyalakannya.
RIZAL
Oh. Iya, waktu tahu kamu masih di Jakarta, dia minta aku cari. Untungnya, dia masih hapal alamat rumah ini. Untungnya lagi, kamu belum pindah ya.
BELLA
Ada apa?
RIZAL
Soal warisan Ma’syik.
Maot yang dari tadi acuh tak acuh, kini tampak tertarik.
BELLA
Warisan? Apa hubungannya sama aku?
RIZAL
Ya. Kan ada jatahnya Tante Nita, eh, Mama kamu.
Bella bersandar. Lelah.
BELLA
Kalau aku nggak mau ambil, boleh?
RIZAL
Lho, kenapa?
BELLA
Saudara Mama yang lain kayaknya masih banyak. Mungkin ada yang lebih butuh.
Rizal tersinggung.
RIZAL
Bukan soal butuh atau tidak butuh. Ini soal hak dan kewajiban. Setelah kamu pegang uangnya, mau disumbangkan atau mau dibuang juga bukan urusan kami.
Bella menyadari perubahan sikap Rizal.
BELLA
Bukan maksud menyinggung. Tapi, aku juga nggak akan bisa pakai warisan itu.
Rizal menghisap rokoknya agak dalam. Lalu mematikannya di alas cangkir kopi.
RIZAL
Bella. Sebenarnya, Papa kamu masih ada atau nggak sih?
BELLA
Mungkin masih ada. Nggak tau di mana.
RIZAL
Di Jerman?
BELLA
Mungkin begitu. Buat saya dia sama aja udah mati.
Sehabis mengatakan ini, Bella bangun dan bergegas meninggalkan ruangan.
RIZAL
Bella! Kalau begini, urusannya beda lagi. Bella?
Rizal ditinggal sendirian di ruang tamu.