Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUANG KERJA, RUMAH BELLA - NIGHT
Klak-klik-klak-klik. Bella menatap monitor. Maot berdiri di belakangnya sambil ikut melihat ke layar.
BELLA
Ini dia. First player only.
MAOT
Jelasin!
Cahaya kebiruan dari layar menerangi wajah Bella yang semakin sumringah.
BELLA
Kelompok temen-temen sekolah gue. Kita dulu sering main board game di sini.
Layar menunjukkan foto-foto dari arsip cloud Bella. Tertanggal beberapa tahun yang silam, terkumpul dalam satu folder bertajuk First Player Only.
BELLA
First player only. Nama itu ledekan dari mereka, karena gue dulu punya banyak board game tapi mainnya sendirian aja, jadi yang main cuma pemain pertama doang. First Player Only.
Bella berhenti pada sebuah foto.
BELLA
Nah, ini foto yang bagusan nih. Lagi main Seven Kingdoms.
Foto itu diambil di ruang tamu Bella. Menunjukkan lima orang sedang mengelilingi sebuah papan permainan.
Lima orang itu sama-sama menjulurkan tangan yang terkepal ke atas papan permainan yang menyerupai sebuah peta.
Bella mengabsennya satu per satu. Mulai dari TATA, seorang perempuan dengan rambut bob yang duduk di sebelah Bella.
BELLA (O.S)
Tata. Sahabat gue jaman itu.
RIO, pria di sebelah Tata. Bahunya rapat dengan bahu Tata. Kedua sosok ini duduk paling tengah dari sudut pandang kamera.
BELLA (O.S)
Rio, ini pacarnya Tata.
ALLO, di sisi seberang Bella. Dalam foto ini, pria gempal tersebut tampak tersenyum lugu.
BELLA (O.S)
Allo. Hmm, Allo. Dia pasti inget gue. Dia kan pernah… eh.
Di sebelah Allo ada satu sosok lagi, namun Bella tidak menyebutkan namanya.
BELLA (O.S)
Ini, siapa namanya ya? Lupa. Temennya Allo kalo gak salah. Kok, gue lupa sih? Aneh.
Foto di layar berubah menjadi adegan dari masa itu.
INT. RUANG TAMU, RUMAH BELLA - DAY - FLASHBACK
Ini masa saat Bella dan teman-temannya masih bersekolah. Mereka sedang dipotret oleh Jeroen.
BELLA
Sekali lagi, yuk. Sekarang pura-puranya fase negosiasi.
Bella menjulurkan tangannya yang terkepal ke atas papan permainan berbentuk peta. Semua temannya menyusul dengan pose yang sama.
Jeroen memberi aba-aba dan memotret mereka sekali lagi. Lalu menyerahkan ponsel ke Bella dan pamit.
TATA
Danke, Oom!
Bella menerima ponsel lalu menunjukkan ke Tata. Yang lain langsung ikut mengerubungi, melihat hasilnya.
RIO
(ke Tata, pelan-pelan)
Danke apaan?
TATA
Terima kasih. Bahasa Jerman.
RIO
(ke Bella)
Bukannya, Bapak lo orang Belanda, Bel?
TATA
Belanda atau Jerman, sama aja, Yo. Sama-sama ganteng. Hahaha.
Bella melirik ke Rio.
BELLA
Hmm? Oma gue Jerman, Opa Belanda.
ALLO
Kalo Bahasa Belanda terima kasih apa?
BELLA
Apa ya? Dank je kali ya?
RIO
Apaan? Itu mah sama aja ama yang Si Kucing bilang tadi!
Tata menepuk bahu Rio. Manja.
TATA
Apaan sih, Kucing, kucing?
RIO
Soalnya kamu manja. Kayak kucing. Meeooong.
Bella dan yang lain mengalihkan pandangan dari pamer kemesraan kedua kekasih itu.
BELLA
Main apa lagi nih?
Bella beranjak dan menuju deretan board game di rak. Isinya belum sepenuh di masa sekarang.
Allo menyusul dan berdiri di samping Bella.
ALLO
Hai.
Bella merasa sikap Allo agak aneh.
BELLA
Hmm, main apa lagi ya?
Allo menunjuk salah satu game di rak.
ALLO
Ini gimana?
BELLA
Itu mah two player only.
ALLO
Gak kayak elo, ya? First player only?
Apa sih maunya Allo ini?
BELLA
Ha? Solo kali maksud lo. Atau Single player. Mana ada First player only.
Allo menghindari pandangan Bella. Kembali menunjuk pada game yang tadi.
ALLO
Main ini aja yuk.
BELLA
Kan udah dibilang, itu cuma buat dua orang.
ALLO
Iya, nggak apa. Kita main berdua aja.
Bella menjauh selangkah dari Allo. Ia menghindari tatapan Allo dan pura-pura melihat-lihat pada deretan board game yang lain.
INT. RUANG TAMU, RUMAH BELLA - NIGHT
Kembali ke Bella yang sekarang. Ia berdiri di depan rak. memegang board game yang dulu ingin dimainkan Allo berdua dengannya.
MAOT
Kamu mau main itu?
BELLA
Yuk? Seru deh.
Bella tersenyum, Maot bingung.
INT. RUANG TAMU, RUMAH BELLA - NIGHT - FLASHBACK
Ini adalah malam setelah hari Lebaran di rumah Nenek Ma’syik.
Di sofa panjang Jeroen dan Anita duduk. Sebotol minuman, wine, dan dua buah cangkir teh kecil putih di atas meja.
Jeroen mengenakan singlet putih, baju koko-nya tersampir di sandaran lengan. Anita masih mengenakan pakaian silaturahmi, namun giwang, anting, cincin dan selendangnya sudah dilepas.
Jeroen duduk berselonjor di sofa, menjulurkan kakinya ke arah Anita, sementara Anita memijat.
JEROEN
Hari yang berat.
ANITA
Paling nggak, sekarang Bella kenal dengan sepupu-sepupunya.
Jeroen menuangkan anggur dari botol ke cangkir-cangkir. Memberikan satu ke Anita lalu membuat gerakan bersulang.
JEROEN
(Bahasa Jerman)
Nyonya rumah yang cantik, anggurnya juga baik.
ANITA
Gombal!
Mereka minum perlahan, wine dari cangkir putih.
JEROEN
Keluargamu, hanya setahun sekali saja kan kita perlu ketemu mereka?
ANITA
Oh, ada maunya toh? Pantesan aku disuruh mabuk. Ya, enggak cuma setahun sekali dong. Minimal tiga kali: sebelum puasa, pas Lebaran dan saat ulang tahun Ma’.
Jeroen menuangkan lagi minuman ke cangkirnya.
JEROEN
Aduh, aduh. Butuh persediaan minuman lebih banyak.
ANITA
Sabar. Pelan-pelan juga mereka akan bisa menerima kita.
Jeroen menyeruput minumannya.
JEROEN
Ibumu memang baik. Tapi yang lain. Mereka akan selalu melihatku sebagai… ah, apa sebutannya… kape?
ANITA
Kape? Kau pikir keluargaku hidup dalam film Tjoet Nja Dien?
Anita tertawa sambil menepuk-nepuk paha Jeroen.
JEROEN
Memangnya tidak?
ANITA
Ngaco!
Jeroen menurunkan kakinya. Mendekatkan diri ke Anita. Berkata-kata di dekat telinga Anita.
JEROEN
(Bahasa Jerman)
Butakan mataku, ku akan tetap melihatmu.
Tulikan aku, ku akan selalu mendengarmu.
ANITA
Gombal! Dasar kape!
Lalu keduanya tertawa terbahak-bahak. Terdengar suara pintu dibuka.
BELLA KECIL (O.S)
Ma? Pa?
JEROEN
Ah. Anak cantik. Mamamu nih, berisik ya?
ANITA
Sini nak. Mau apa?
Jeroen berdiri, mendekati Bella. Lalu menuntunnya ke sofa. Lalu ia mendekati rak. Ada beberapa judul board game di situ, tapi belum sebanyak sekarang, juga lebih sedikit dibandingkan di masa-masa remaja Bella.
Ia berbicara ke Bella sambil berpikir ke dirinya sendiri.
JEROEN
Apa ya, yang kamu belum coba. Hmmm… Ya, ini saja!
Jeroen mengambil salah satu board game yang ada lalu meletakkannya di hadapan mereka.
JEROEN
Spielen!
Semua kenangan itu disiram cahaya putih yang sangat terang.