Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUANG KERJA, RUMAH BELLA - DAY
Di layar monitor, situs pencarian menunjukkan hasil penelusuran nama lengkap Tata: Tabitha Melody. Ada tautan ke berita yang menunjukkan Tata kini sudah menjadi seorang ilustrator+penyair yang cukup hits di ibukota.
Bella mengklik tautan yang menunjukkan sebuah poster digital promosi acara pameran ilustrasi Tata di ruang publik dekat stasiun MRT.
Opening Night
F(R)IEND(S)HIP
Public Gallery Exhibiton
Featuring arts and words by:
Tabitha Melody
Press & Invitation at 18:30 WIB
Public viewing starts at 20:00 WIB
Di poster itu terpampang wajah Tata dan ilustrasi buatannya.
BELLA (O.S.)
(berbicara di telepon)
Iya, Mba Novi. Bisa ya, masukin aku di daftar undangan media?
(jeda)
Bisa? Ok! Ok! Thanks ya, Mba.
Bella tersenyum. Melepaskan headset.
BELLA
Oke. Tata udah. Sekarang kita cari Allo.
Maot duduk di sofa bed. Ia memegang kotak kecil, salah satu board game yang tadinya terpajang di rak gantung.
Melirik sebentar ke arah Bella, tertarik. meletakkan kotak itu kembali ke rak dan mendekati Bella.
MAOT
Kayak gimana sih, tampangnya si Allo ini sekarang?
Layar menampilkan halaman profil media sosial Allo. Bella scrolling foto-foto yang ditampilkan. Ada adegan-adegan Allo sedang naik sepeda dan lari pagi.
Penampilan Allo dalam foto-foto ini jauh berbeda dengan Allo di masa lalu Bella, ia tampak lebih segar, bukan lagi anak remaja gemuk-berkacamata-canggung yang dulu itu.
Maot di belakang Bella, ikut menatap layar.
MAOT
Bukan ide buruk, itu.
BELLA
Apa?
MAOT
Olahraga.
BELLA
Serius? Tips hidup sehat. Dari lo?
Maot mengangkat bahu.
MAOT
Hey! Hanya karena tugasku menjemput orang menuju kematian, bukan berarti aku tidak mau orang-orang hidup sehat kan?
Bella geleng-geleng kepala. Ada-ada aja.
Layar menunjukkan laman Direct Message. Bella sedang mulai menuliskan sesuatu untuk dikirimkan ke Allo.
Berulang-ulang Bella menulis dan menghapus.
BELLA
Rasanya kok aneh ya. Mendadak kirim DM ke… temen lama.
MAOT
Kayak stalker gitu. -Lagian, bukannya kamu dulu nolak dia ya?
Ada benernya juga itu.
BELLA
Ok. Gue punya ide. Tapi ini harus dilakukan besok. Hari ini, kita ketemu Tata dulu.
Maot menatap Bella, tidak yakin dengan apapun yang ada di pikiran Bella. Tapi Bella tampak sangat percaya diri.
EXT. PUBLIC GALLERY, DEKAT STASIUN MRT - NIGHT
Selama acara press conference diadakan, area dekat stasiun MRT yang biasanya untuk orang lalu-lalang itu dibatasi oleh pagar tali seperti pembatas antrean di bioskop.
Beberapa dinding papan didirikan, membentuk area galeri publik di tengah jalan. Di setiap dinding ada karya ilustrasi dan kata-kata Tata yang disoroti lampu.
Tamu undangan dan awak media berkeliling melihat-lihat, memotret, merekam.
Lalu, terdengar suara pembawa acara memanggil orang-orang untuk berkumpul pada area khusus press conference tengah-tengah pameran.
Sesi dimulai. Pidato sambutan dari pihak penyandang dana, lalu perwakilan Dinas Transportasi, lalu Tata.
Bella ada di antara awak media. Mencatat dan sesekali memotret dengan ponselnya. Ia mengenakan jaket longgar warna kelabu dan sebuah topi cap hitam dengan maksud menyamarkan wajahnya.
Ketika tiba sesi tanya jawab, Bella mengacungkan tangan.
Ia berjalan mendekati microphone yang sudah disediakan.
Lalu, di depan mic ia membuka topi dan menunjukkan wajahnya agar Tata mengenali.
BELLA
Judul pameran ini Friendship. Apakah Mba Tata terinspirasi oleh teman-teman atau sahabatnya? Mungkin ada yang bisa diceritakan atau dikenalkan. Mungkin teman sekolah dulu?
Bella tersenyum. Tata tersenyum balik.
TATA
Terima kasih pertanyaannya. Maaf, tadi dari media mana?
Bella menyebutkan nama dan media tempat Novi bekerja yang digunakannya sebagai alibi. Namun mikrofonnya sudah dimatikan.
TATA
Sorry, nggak kedengeran. - Ya udah, ngga pa-pa. - Jadi memang betul, pameran kali ini terinspirasi dari sahabat-sahabat terbaik saya. Makanya, mereka juga hadir di sini malam ini.
Bella sumringah, ia maju selangkah, mengira namanya akan dipanggil.
TATA
(tanpa bersuara)
Berdiri dong.
Tata memberi isyarat pada beberapa orang yang duduk di kursi paling depan. Mereka berdiri dan bergabung dengan Tata di panggung, lalu mereka berpose saling berangkulan untuk difoto oleh media.
Bella ikut terdorong maju oleh beberapa awak media yang ingin mengambil adegan tersebut. Ia pun terpaksa ikut memotret dengan ponselnya.
Setelah awak media mulai mundur kembali ke tempatnya. Selama beberapa saat Bella masih di depan Tata dan teman-temannya. Memperhatikan mereka. Sama sekali tidak mengenali satu pun di antara mereka.
Tata melihat Bella, sekilas ia mengenali Bella.
Namun panitia acara sudah muncul dan meminta Bella kembali ke tempatnya.
Tata terus memperhatikan Bella. Sesekali Bella juga menoleh ke belakang, mencoba melihat Tata lagi.
EXT. PUBLIC GALLERY, DEKAT STASIUN MRT - NIGHT
Beberapa menit kemudian. Bella sedang mengamati salah satu ilustrasi yang menampilkan empat tangan terkepal di atas peta, seperti empat orang sedang gambreng.
Ilustrasi itu mirip adegan pada foto Bella dan teman-temannya.
Di sebelah ilustrasi itu, sederet tulisan:
Kau pikir kau tahu
Apa dalam genggamanku
Aku genggam hatimu
Kau genggam pisau
untuk menusuk jantungku
Bella merasakan mual dan perih di perutnya. Tanpa Bella sadari, Tata berdiri di sebelahnya.
TATA
Hampir gue gak ngenalin lo tadi, Bel. Apa kabar?
Bella salah tingkah.
Tata meremas bahu Bella dari belakang.
TATA
Iiih. Udah lama banget ya kita nggak ketemu? - Aduh, tapi, gue mau jalan lagi nih. - Lo dateng lagi dong, ke acara gue minggu depan. Kita ngopi-ngopi gitu.
BELLA
Minggu depan? Kayaknya gue nggak bisa.
TATA
Ooh, ya udah. - Anyway, nice to see you, Bella. - Kontak-kontakan yaa.
Tata meninggalkan Bella, berpapasan dengan Maot. Sejenak Maot melihat wajah Tata lalu ia kembali ke arah Bella.
MAOT
Gitu aja? Katanya sahabat?
BELLA
Nggak, nggak. Ini belum selesai. Nggak mungkin dia begitu aja sama gue.
MAOT
Mungkin kalo dia tahu, kondisi kamu yang sebenarnya?
Bella menatap Maot seakan itu adalah ide paling buruk sedunia.
BELLA
Gue nggak butuh dikasihani. Gue butuh dikasih waktu.
MAOT
Waktu? Buat apa? Buat menyendiri lagi?
Bella memegangi perutnya. Rasa sakit menjalar. Hampir saja ia muntah di situ.
Semuanya gelap.
START FLASHBACK:
EXT. TERAS RUMAH BELLA - NIGHT
Ini adalah masa-masa Bella masih di SMA.
Allo duduk sendirian di kursi rotan teras rumah Bella. Gelisah.
Terdengar percakapan Bella dan Tata di telepon, tanpa sepengetahuan Allo.
BELLA (O.S.)
Ta? Lo bisa ke sini sekarang nggak?
TATA (O.S.)
Sekarang. Kenapa? Lagi jalan sama Rio nih.
Allo masa SMA, potongan rambutnya agak cepak, kacamatanya tebal, badannya gempal. Agak tidak terawat. Kurang menarik.
INT. KAMAR BELLA - NIGHT
Bella gelisah, berdiri di ambang pintu kamar sambil memegang ponsel.
BELLA
Rio ajak sini juga aja. Kita main board game.
TATA (O.S.)
Ada apa sih?
BELLA
Allo.
EXT. TERAS RUMAH BELLA - NIGHT
Allo masih di teras, sesekali melihat ke arah pintu, berharap Bella keluar.
TATA (O.S.)
Allo?
(jeda)
Ya udah, bentar ya.
Tak lama, Bella keluar. Hanya sampai ambang pintu, melongok ke Allo.
BELLA
Mau minum apa? Teh, kopi?
ALLO
Air putih aja, Bel. Gak usah re--
Bella segera masuk lagi sebelum Allo sempat melanjutkan kalimatnya.
INT. DAPUR RUMAH BELLA - NIGHT
Bella mengambil pitcher dan mengisinya dengan air putih dingin. Ia menyiapkan empat gelas kosong pada nampan. Lalu membawa semuanya.
EXT. TERAS RUMAH BELLA - NIGHT
Allo masih di teras. Ia menatap ponselnya, melihat-lihat, menghabiskan waktu.
Bella muncul membawa nampan berisi empat gelas kosong dan pitcher berisi air putih. Lalu meletakkannya pada meja kecil.
ALLO
Kok, banyak banget gelasnya?
BELLA
Tata sama Rio mau ke sini.
Allo kecewa mendengar kabar ini.
ALLO
Oh.
Bella mempersilakan Allo minum. Tidak tahu apalagi yang harus dilakukan, ia melihat-lihat langit, lantai dan mengamati kuku-kuku jarinya.
ALLO
Bel. Jadi gini… eh… Gue mau--
BELLA
--Snack ya? Gue ambilin snack dulu. Bentar ya.
ALLO
Nggak usah. Bel, Bella? Bel?
Bella langsung beranjak dan meninggalkan Allo sebelum ia sempat melanjutkan.
INT. DAPUR RUMAH BELLA - NIGHT
Bella mengambil sebuah mangkuk besar, lalu mengambil satu kemasan berisi pretzel chips.
Ia menuliskan pesan ke Tata lewat ponselnya.
BELLA
(teks)
Dah dmn?
TATA
(teks)
Dah dkt.
Bella menuangkan makanan ringan dari kemasannya ke mangkuk.
EXT. TERAS RUMAH BELLA - NIGHT
Allo masih duduk sendirian ketika Rio dan Tata datang berboncengan dengan motor. Mereka langsung menyapanya, dan Tata segera masuk ke dalam sementara Rio tetap di luar. Berdiri dekat motor dan mulai menyalakan rokok. Allo menghampirinya dan meminta sebatang rokok.
INT. DAPUR RUMAH BELLA - NIGHT
Bella berdiri gelisah sambil memegang ponsel dekat kitchen counter. Sebuah mangkok berisi makanan ringan di situ.
Tata muncul dan langsung merangkul Bella. Lalu Tata berkata pelan.
TATA
Bel. Dia mau nembak lo malam ini. Tadi Rio cerita.
Bella menggelengkan kepalanya dengan cepat.
BELLA
Nggak, gak, gak. Suruh pulang aja, Ta. Suruh dia pulang!
TATA
Eh, gimana sih?
BELLA
Pokoknya kalo dia nembak sekarang. Gue tolak!
TATA
Jangan gitu dong, Bel. Kenapa sih?
Bella diam. Ia menunduk, menahan perasaan.
TATA
Ya udah. Nggak pa-pa. Kita ajakin main aja yuk? Lo ada yang baru kan?
Bella mengangguk. Lalu berkata pelan.
BELLA
Lo nginep kan, Ta?
TATA
Iyaaa. Ini gue udah bawa baju kok. Jangan takut, Neng. I always got your back!
Tata merangkul Bella.
END FLASHBACK