Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KAMAR TIDUR BELLA - DAY
Suara alarm terdengar kencang.
Bella membuka mata.
Berdiri dari tempat tidur, tapi gontai dan hampir jatuh. Ia berpegangan ke sisi tempat tidur, membungkuk.
Lalu pelan-pelan mengangkat tubuhnya sampai berdiri. Ia menahan mual dan sakit.
HARI KE-4
INT. RUANG TAMU, RUMAH BELLA - DAY
Meja ruang tamu kosong kecuali board game yang didapatkan Bella dari Tata.
Bella membuka plastik shrink wrap pembungkusnya. Lalu membuka tutupnya dan mengeluarkan isinya satu per satu. Menatanya di atas meja. Memilah setiap komponen dan merapikannya.
Ia lalu mengambil kartu ucapan yang tadinya tersemat di luar kotak itu dan memasangnya pada sebuah frame. Menutupi fotonya semasa kecil.
Bella meletakkan kartu ucapan berbingkai itu di rak.
Dengan ponselnya, Bella memotret beberapa komponen permainan dan juga kartu ucapan yang sudah dibingkai tadi.
Ia mengirimkan salah satu foto ke Tata lewat aplikasi pesan.
BELLA
(teks)
Main yuk?
Pesan terkirim, terbaca lalu terlihat bahwa Tata sedang mengetik pesan balasan.
TATA
(teks)
Wah. Ayoo. Besok?
Bella membaca pesan itu. Masa’ harus nunggu lagi sih?
BELLA
(teks)
Hari ini?
TATA
(teks)
Tonite?
Bella tersenyum.
BELLA
(teks)
Let’s go!
Ia membereskan board game tadi, lalu meletakkannya di rak. Bella meletakkan board game berikutnya, yang dulu ingin dimainkan oleh Allo.
Ia melakukan hal yang mirip. Hanya saja, game ini memang sudah tidak baru, jadi ia hanya perlu mengeluarkan dan menata komponennya pada meja.
Ia mengambil beberapa foto dari komponennya.
Lalu, Bella mengirimkan salah satu foto itu ke Allo.
BELLA
(teks)
Game night?
Pesan terkirim, terbaca lalu terlihat bahwa Allo sedang mengetik pesan balasan.
ALLO
(teks)
Kapan?
BELLA
(teks)
Tonight?
Allo membalas dengan emoji jempol dan gambar orang berlari.
Bella tersenyum puas.
Maot datang dan duduk di samping Bella.
MAOT
Apa rencananya?
BELLA
Liat aja nanti! Sekarang, gue harus belanja.
Bella bangkit dan pergi. Maot masih duduk di sofa.
EXT. JALAN RAYA, DEKAT RUMAH BELLA - DAY
Bella mengendarai Vespa. Helm pink, jaket pink. Maot duduk di kursi belakang, tangannya melingkar di pinggang Bela.
MAOT
Teman-teman kamu yang lain gimana?
BELLA
Cukup mereka berdua saja.
MAOT
Kamu nggak punya teman lagi?
Bella malas menjawab pertanyaan ini. Sudah terlalu banyak orang yang menanyakan ini padanya sejak dulu.
BELLA
Semakin banyak orang di dekat kita. Semakin besar kesempatan kecewa. Kalo bukan dia yang mengecewakan kita, ya kita yang mengecewakan dia.
MAOT
Banyak teman, banyak rejeki.
BELLA
Nih, liat.
Bella memelankan Vespa-nya di seberang halte. Di halte itu tampak sekelompok anak SMA. Sedang saling bercanda. Bella meminta Maot memperhatikan mereka.
BELLA
Dari semua anak itu, lo bisa liat gak siapa yang di-bully?
Salah satu anak SMA itu tampak sedang diledek oleh teman-temannya. Ia mengkerut di pojokan menahan emosi.
BELLA
Buat apa berteman, kalau hanya untuk bully-membully?
Bella meneruskan perjalanan.
MAOT
Oke. Mungkin kamu ada benarnya. Tapi, kalau mau cari jodoh. Kan harus berteman juga awalnya?
BELLA
Temenan, pacaran, nikah? Gitu?
MAOT
Ya. Sederhananya sih gitu.
EXT. PARKIRAN MINIMARKET - DAY
Bella memarkir Vespa-nya di depan sebuah minimarket. Ia turun dan melepaskan helm.
BELLA
Apa bedanya? Punya pasangan terus untuk apa? Tahu nggak berapa banyak orang yang cerai? Atau, lebih parah lagi, mereka yang masih bertahan menikah hanya demi anak, demi orang tua atau demi norma-norma.
MAOT
Jadi, lebih baik sendirian?
BELLA
Iya, lah. Nggak ada kompromi. Nggak ada perdebatan yang tak kunjung selesai. Kalau hidup sendiri, nggak akan ada kejadian salah satu pasangan tiba-tiba pergi, ninggalin pasangannya sampai yang ditinggal itu mati karena sakit hati!
TUKANG PARKIR minimarket mendekati Bella.
TUKANG PARKIR
Mba? Sehat, Mba?
Bella menoleh, wajahnya masih merah.
BELLA
Nggak! Saya sakit!
TUKANG PARKIR
Sakit apa?
BELLA
Sakit perut!
Bella meninggalkan Tukang Parkir untuk masuk ke Minimarket.
TUKANG PARKIR
Ya, udah. Di dalem ada kok obatnya, kalo sakit perut doang mah. Galak banget.
Maot, masih duduk di jok belakang Vespa Bella, mengangguk-angguk setuju.
INT. MINIMARKET - DAY
Bella menyerahkan setumpuk obat di konter. Obat maag, obat diare dan bahkan obat pencahar.
KASIR, perempuan, menatap Bella. Khawatir.
KASIR
Kalo sakit perut, mending ke dokter, Mba. Kemaren kucing saya, paginya mencret-mencret, sorenya mati.
Bella diam. Emangnya gue kucing?
Bella lalu meletakkan berbagai cemilan dan minuman bersoda.
KASIR
Makanannya kayak gini, gimana nggak sakit perut.
Bella melihat ke rak dekat kasir. Mengambil sebuah kondom rasa buah dan menyerahkannya.
Kasir melihat Bella dengan heran. Tidak bisa berkata apa-apa lagi.
INT. RUANG TAMU, RUMAH BELLA - NIGHT
Meja sudah ditata. Permainan sudah digelar, siap untuk dimainkan. Makanan ringan, minuman bersoda, semuanya sudah disiapkan.
Bella menunggu. Gelisah. Maot duduk di sofa, mengamati gelaran permainan di meja dengan rasa ingin tahu.
BELLA
Kalau kemaleman, nggak bisa main lama-lama nih.
MAOT
Udah ditelepon? Jadi nggak?
Bella melihat ke luar, mengintip dari jendela. Wajahnya pucat, menahan mual.
Bella berlari ke arah kamar mandi. Hooeeek! Bella muntah di kamar mandi. Maot, masih di sofa, tampak khawatir.