Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Maot: Main-main Sebelum Ajal
Suka
Favorit
Bagikan
8. Hari ke-4

INT. KAMAR TIDUR BELLA - DAY 

Suara alarm terdengar kencang. 

Bella membuka mata. 

Berdiri dari tempat tidur, tapi gontai dan hampir jatuh. Ia berpegangan ke sisi tempat tidur, membungkuk.  

Lalu pelan-pelan mengangkat tubuhnya sampai berdiri. Ia menahan mual dan sakit. 

HARI KE-4

INT. RUANG TAMU, RUMAH BELLA - DAY

Meja ruang tamu kosong kecuali board game yang didapatkan Bella dari Tata. 

Bella membuka plastik shrink wrap pembungkusnya. Lalu membuka tutupnya dan mengeluarkan isinya satu per satu. Menatanya di atas meja. Memilah setiap komponen dan merapikannya. 

Ia lalu mengambil kartu ucapan yang tadinya tersemat di luar kotak itu dan memasangnya pada sebuah frame. Menutupi fotonya semasa kecil. 

Bella meletakkan kartu ucapan berbingkai itu di rak. 

Dengan ponselnya, Bella memotret beberapa komponen permainan dan juga kartu ucapan yang sudah dibingkai tadi. 

Ia mengirimkan salah satu foto ke Tata lewat aplikasi pesan. 

BELLA

(teks)

Main yuk?

Pesan terkirim, terbaca lalu terlihat bahwa Tata sedang mengetik pesan balasan. 

TATA

(teks)

Wah. Ayoo. Besok? 

Bella membaca pesan itu. Masa’ harus nunggu lagi sih?

BELLA

(teks)

Hari ini? 

TATA

(teks)

Tonite

Bella tersenyum. 

BELLA

(teks)

Let’s go! 

Ia membereskan board game tadi, lalu meletakkannya di rak. Bella meletakkan board game berikutnya, yang dulu ingin dimainkan oleh Allo. 

Ia melakukan hal yang mirip. Hanya saja, game ini memang sudah tidak baru, jadi ia hanya perlu mengeluarkan dan menata komponennya pada meja. 

Ia mengambil beberapa foto dari komponennya. 

Lalu, Bella mengirimkan salah satu foto itu ke Allo. 

BELLA

(teks)

Game night?

Pesan terkirim, terbaca lalu terlihat bahwa Allo sedang mengetik pesan balasan. 

ALLO

(teks)

Kapan?

BELLA

(teks)

Tonight?

Allo membalas dengan emoji jempol dan gambar orang berlari. 

Bella tersenyum puas. 

Maot datang dan duduk di samping Bella. 

MAOT

Apa rencananya?  

BELLA

Liat aja nanti! Sekarang, gue harus belanja.  

Bella bangkit dan pergi. Maot masih duduk di sofa. 

EXT. JALAN RAYA, DEKAT RUMAH BELLA - DAY

Bella mengendarai Vespa. Helm pink, jaket pink. Maot duduk di kursi belakang, tangannya melingkar di pinggang Bela. 

MAOT

Teman-teman kamu yang lain gimana?

BELLA

Cukup mereka berdua saja.  

MAOT

Kamu nggak punya teman lagi?

Bella malas menjawab pertanyaan ini. Sudah terlalu banyak orang yang menanyakan ini padanya sejak dulu. 

BELLA

Semakin banyak orang di dekat kita. Semakin besar kesempatan kecewa. Kalo bukan dia yang mengecewakan kita, ya kita yang mengecewakan dia. 

MAOT

Banyak teman, banyak rejeki.    

BELLA

Nih, liat. 

Bella memelankan Vespa-nya di seberang halte. Di halte itu tampak sekelompok anak SMA. Sedang saling bercanda. Bella meminta Maot memperhatikan mereka. 

BELLA

Dari semua anak itu, lo bisa liat gak siapa yang di-bully

Salah satu anak SMA itu tampak sedang diledek oleh teman-temannya. Ia mengkerut di pojokan menahan emosi. 

BELLA

Buat apa berteman, kalau hanya untuk bully-membully

Bella meneruskan perjalanan. 

MAOT

Oke. Mungkin kamu ada benarnya. Tapi, kalau mau cari jodoh. Kan harus berteman juga awalnya? 

BELLA

Temenan, pacaran, nikah? Gitu?  

MAOT

Ya. Sederhananya sih gitu. 

EXT. PARKIRAN MINIMARKET - DAY

Bella memarkir Vespa-nya di depan sebuah minimarket. Ia turun dan melepaskan helm. 

BELLA

Apa bedanya? Punya pasangan terus untuk apa? Tahu nggak berapa banyak orang yang cerai? Atau, lebih parah lagi, mereka yang masih bertahan menikah hanya demi anak, demi orang tua atau demi norma-norma.   

MAOT

Jadi, lebih baik sendirian? 

BELLA

Iya, lah. Nggak ada kompromi. Nggak ada perdebatan yang tak kunjung selesai. Kalau hidup sendiri, nggak akan ada kejadian salah satu pasangan tiba-tiba pergi, ninggalin pasangannya sampai yang ditinggal itu mati karena sakit hati!   

TUKANG PARKIR minimarket mendekati Bella. 

TUKANG PARKIR

Mba? Sehat, Mba?

Bella menoleh, wajahnya masih merah. 

BELLA

Nggak! Saya sakit! 

TUKANG PARKIR

Sakit apa?

BELLA

Sakit perut!  

Bella meninggalkan Tukang Parkir untuk masuk ke Minimarket. 

TUKANG PARKIR

Ya, udah. Di dalem ada kok obatnya, kalo sakit perut doang mah. Galak banget. 

Maot, masih duduk di jok belakang Vespa Bella, mengangguk-angguk setuju. 

INT. MINIMARKET - DAY

Bella menyerahkan setumpuk obat di konter. Obat maag, obat diare dan bahkan obat pencahar. 

KASIR, perempuan, menatap Bella. Khawatir. 

KASIR

Kalo sakit perut, mending ke dokter, Mba. Kemaren kucing saya, paginya mencret-mencret, sorenya mati. 

Bella diam. Emangnya gue kucing?

Bella lalu meletakkan berbagai cemilan dan minuman bersoda. 

KASIR

Makanannya kayak gini, gimana nggak sakit perut. 

Bella melihat ke rak dekat kasir. Mengambil sebuah kondom rasa buah dan menyerahkannya. 

Kasir melihat Bella dengan heran. Tidak bisa berkata apa-apa lagi. 

INT. RUANG TAMU, RUMAH BELLA - NIGHT

Meja sudah ditata. Permainan sudah digelar, siap untuk dimainkan. Makanan ringan, minuman bersoda, semuanya sudah disiapkan. 

Bella menunggu. Gelisah. Maot duduk di sofa, mengamati gelaran permainan di meja dengan rasa ingin tahu.  

BELLA

Kalau kemaleman, nggak bisa main lama-lama nih.  

MAOT

Udah ditelepon? Jadi nggak?  

Bella melihat ke luar, mengintip dari jendela. Wajahnya pucat, menahan mual. 

Bella berlari ke arah kamar mandi. Hooeeek! Bella muntah di kamar mandi. Maot, masih di sofa, tampak khawatir.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar