Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Live Again
Suka
Favorit
Bagikan
11. Bagian 11

84 INT. PUB – MALAM

Kita melihat, Renata sedang melayani beberapa lelaki pelanggannya. Lalu datang seorang teman Waitress nya—berisik pada Renata. Seketika wajah Renata terlihat berubah jadi lain. Dia beranjak dari tempat duduknya dan diganti oleh temannya itu. Renata berjalan menuju ke meja bartender—mengambil beberapa minuman lalu pergi.

CUT TO:

RUANGAN BURHAN - - 

MONTAGE DIMULAI:

1Renata sementara duduk di atas meja, menuangkan minuman pada Burhan. Burhan meminumnya. Burhan terlihat setengah teler.

2 Burhan mulai berani merangkul bahu Renata, tapi Renata dengan pelan melepaskan tangan Burhan dari bahunya.

3 Burhan terus memegang tangan Renata. Renata melepaskan genggaman tangannya dari jari Burhan dan menuangkan minuman di gelas Burhan. Burhan meminumnya. 

4 Burhan lantas merangkul kembali bahu Renata sambil berancang-ancang menciumnya, Renata melepaskan tangan Burhan dan menarik badannya. 

5 Burhan membuang napas jenuh sambil mengambil gelas, menyuruh Renata menuangkan minuman. 

6 Renata menuangkan minuman di gelas Burhan sampai dia teler. 

MONTAGE SELESAI

JUMP CUT TO:

Burhan sudah dalam keadaan teler, dia tertidur di meja sambil memegang gelas. 

CUT TO:

KAMAR MANDI - - 

Kita melihat, Memey sementara menghisap rokok dan Renata bersandar di dinding dengan wajah yang kurang bagus. 

RENATA 

Mey, gue boleh minta rokok lo? 

MEMEY

(heran) 

Lo nape, Ren? Tiba-tiba minta rokok? Lo mau ngerokok?

Renata mengangguk. 

MEMEY (CONT’D) 

Nggak, Ren. Lo bisa jadi nakal. 

RENATA 

Buat apa jadi wanita baik-baik kalo nyatanya kita kerja di tempat sialan ini? 

MEMEY

Kalo lo keterusan jadi nakal, gue nggak bisa maafin diri gue, Ren. Karena gue yang manggil lo kerja di sini.

Renata menundukkan kepala. 

MEMEY (CONT’D) 

Ingat, Ren...lo gue ajak kerja di sini bukan jadi nakal ato ngejajanin diri lo ama om-om, gue ajak lo kerja di sini, supaya lo bisa cepat ngumpulin duit buat bayar hutang. Gue nggak mau lo jadi nakal dan langsung nyerain diri lo ke rentenir bejat itu. 

RENATA 

(sedikit mengendus) 

Gue rasa, si bos juga bejat, Mey.

MEMEY

Apa yang dia lakuin ke lo, Ren?

RENATA

(menarik sedikit bibir sebelahnya) 

Berusaha ngerusak gue, Mey.

Memey membuang napas.

RENATA 

Mey, gue nggak nyaman kerja ginian, apalagi bos yang pengen ngerusak gue. Kayaknya gue nggak sanggup lagi ngelanjutin, Mey.

MEMEY

(prihatin) 

Jadi lo mau kerja di mana, Ren? 

Renata pun diam sambil merenung. 

MEMEY (CONT’D)

Nyari kerjaan di masa-masa sehabis pandemi itu sulit, Ren. Mujuran-mujuran lo langsung dapat kerja. Kalo lo dapet, pasti di rumah makan biasa, bukan di restoran. Gue pernah nyari kerja di restoran, tapi keburu penuh. Itu pun hanya satu tempat yang nyari karyawan. Lalu gue diterima kerja di kafe. Tapi kerja di situ nggak ngotak. Gue kerja siang sampe tengah malam, malahan lebih, tapi gajinya dikit. Dan akhirnya gue berlabuh di sini. Ren, kalo lo dapat kerjaannya hanya di rumah makan biasa, gimana? Lo tahu kan tahu, gajinya lebih kecil dari gaji lo di pabrik roti. 

Renata terlihat masih diam dan terus merenung. 

RENATA 

Mey, gue juga masih ragu kalo bisa ngumpulin tuh duit. 

MEMEY 

Ren, buat apa gue ngajak lo kerja di sini, kalo gue rasa itu nggak mungkin. 

Renata diam kembali. 

MEMEY

Ren, gue nggak maksain lo untuk terus kerja di sini. Tapi, setidaknya, lo coba tahan sampai sebulan. Gue tahu duit yang lo dapat udah banyak kan? 

Renata mengangguk pelan. 

MEMEY (CONT'D)

Sorry, Ren. Gue mungkin sedikit maksa lo buat bertahan, tapi gue nggak bisa bantu apa-apa, gue cuman bisa berharap, lo bisa nahan lagi sebulan. 

RENATA 

(terlihat agak putus asa) 

Mey, apa gue mampu? 

Memey lalu mendekat dan memeluk Renata. 

MEMEY 

(menyemangati) 

Ren, lo mampu. Lo pasti mampu. Gue yakin...sangat. 

Renata terlihat mulai sedih. Mata Renata mulai berkaca-kaca. 

MEMEY (CONT’D) 

Ren, lo nahan kerja dulu. Nanti kalo si bos pengennya lo nemenin dia, lo cuek aja. Lo ngurusin aja tamu lo. Biar yang lain temenin dia. 

RENATA 

Kalo dia mecat gue gimana, Mey? 

MEMEY 

Nggak mungkin dia mecat lo, Ren. Gue tahu si bos, nggak pernah mecat orang kerjanya, apalagi lo salah satu cewe yang dia suka. Dia emang marah, tapi dia nggak akan berani mecat lo. Lo santai aja. 

Renata mengangguk. 

MEMEY (CONT'D)

Sesudah lo ngumpulin tuh duit, kita cabut dari sini. 

RENATA

Lo juga, Mey?

MEMEY 

Ya. Gue tahu, kalo dia nggak bisa dapetin lo, tentu dia ngincer gue. Udah...empat minggu kita terima gaji, kita nyabut.

RENATA

Mey, lo bantuin gue kan? 

MEMEY 

Udah gue bilang, gue pasti bantu lo. 

Renata tersenyum sembari dipeluk oleh Memey. 

CUT TO :

85 EXT. JALAN DEPAN RUMAH RENATA – DINI HARI

Kita melihat seperti biasa, Memey mengantar Renata lalu pulang. Renata berjalan masuk ke dalam rumah. 

86 INT. RUMAH RENATA - KAMAR MANDI – PAGI

Kita melihat, Renata sementara memandikan setengah badan Wati dengan air hangat. 

WATI

Kamu nggak kuliah, Nak? 

RENATA

Ini hari sabtu, Bu. 

WATI 

Maaf, Ibu lupa lagi. 

RENATA

(senyum) 

Udah kebiasaan Ibu. 

Renata lalu mengelap badan Wati, mengeringkan rambutnya, setelah itu menyisir rambut Wati. 

CUT TO:

KAMAR WATI - - 

Kita melihat, Wati sudah selesai mandi. Renata membaringkan Wati di tempat tidurnya dan duduk di kursi samping tempat tidur sembari memegang tangan Wati.

CUT TO :

87 EXT. HALAMAN MINI MARKET – PAGI

Kita melihat, Renata baru saja keluar dari minimarket, membeli sesuatu. Renata menenteng plastik belanjaannya sambil menyeberangi jalan raya.

CUT TO:

88 INT. RUMAH RENATA – TERAS – PAGI

Kita melihat, Renata duduk di kursi panjang, melamun sambil menikmati cemilan.

89 INT. PUB – MALAM

Renata tampak sedang menghibur beberapa pengunjung. Datang seorang teman Waitress nya dan berbisik pada Renata. Renata hanya tersenyum dan mengangguk. 

INSERT: Memey menyungging senyum dari meja seberang. 

90 EXT. HALAMAN PARKIRAN PUB – MALAM

Sebuah mobil berwarna hitam terparkir. Turun empat orang lelaki, salah satunya adalah Karjo, lelaki sekelurahan dengan Renata. Karjo memiliki dendam pribadi pada Renata. 

KARJO

Ini PUB paling terkenal di kota ini, pak. Pelayannya cantik-cantik dan seksi. Saya jamin anda bakal lupa yang di rumah. (menyegir) 

LELAKI #1

Kamu ini, jo. (tertawa) 

KARJO

Mari, pak. 

Karjo dan ketiga orang itu, segera berjalan masuk. 

CUT TO:

91 INT. PUB – MALAM

Karjo dan tiga orang itu, memilih meja dan duduk di situ. Datang seorang Waitress membawa minuman dan duduk bersama mereka. Karjo seperti melihat Renata sedang melayani pelanggannya di meja seberang. Karjo terlihat memerhatikan Renata. Dan akhirnya Karjo tahu kalau wanita itu adalah Renata. Karjo menganggukkan kepalanya sambil tersenyum miring. 

JUMP CUT TO:

Renata sedang membersihkan sisa-sisa botol minuman di atas meja. Para tamu terlihat mulai berjalan keluar dari PUB, ada yang teler berjalan sempoyongan, dirangkul seorang Waitress menuju ke luar, ada yang berjalan agak miring dan ada yang masih fresh. Renata dan para karyawan lain, sudah akan menutup PUB. Tiba-tiba Renata sekilas seperti melihat Karjo dari samping yang berjalan keluar. Renata melihat-lihat, tapi Karjo dengan cepat menghilang di balik pintu keluar.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar