Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Live Again
Suka
Favorit
Bagikan
8. Bagian 8

62 INT. PUB - MALAM

Kita melihat, gemerlap lampu-lampu di dalam ruangan bermain menghiasi ruangan. Musik-musik bernuansa EDM, melantun menambah enjoy suasana. Terlihat, para BARTENDER memperagakan keahlian mereka dengan memainkan botol di belakang minuman-minuman keras berlebel yang terpajang. Ada juga yang sedang meracik minuman. Terlihat, banyak orang-orang yang sedang bersantai menikmati minuman. Ada yang sudah mabuk, ditemani oleh beberapa WAITRESS dan ada Waitress yang sementara mengantar minuman. Ada juga dari mereka yang sedang menuangkan minuman untuk para tamu, dan minum bersama mereka. Renata terlihat menjadi kikuk dengan suasana di dalam PUB.

MEMEY

(memanggil)

Ren?

Renata memandang Memey.

MEMEY

(sudah terlampau jarak)

sini!

Renata lekas merapat pada Memey dan mengikutinya sampai di ruangan Burhan, sang Manager.

MEMEY (CONT'D)

(mengetuk pintu)

Pak Burhan...

BURHAN (O.S.)

Siapa?

MEMEY

Memey, pak.

BURHAN (O.S)

Masuk, Mey.

Memey membuka pintu, mendadak seorang Waitress dengan berpakaian seksi keluar dari ruangan. Si Waitress itu berjalan sembari melirik tajam pada Renata. Memey dan Renata masuk menemui Burhan.

MEMEY

Malam, Pak.

BURHAN

Duduk.

Memey dan Renata lalu duduk bersemuka dengan Burhan.

MEMEY

Pak, ini teman aku yang aku bilang kemarin.

Burhan memasang cerutunya.

BURHAN

Nama kamu siapa?

RENATA

(malu-malu)

Renata, pak.

BURHAN

Sudah pernah kerja di tempat hiburan malam?

Renata menoleh ke arah Memey. Memey melirik Renata sembari menggelengkan kepalanya sedikit.

RENATA

Belum, pak.

BURHAN

(tersenyum)

Kamu nggak usah khawatir. Banyak para perempuan yang bekerja di sini, awalnya mereka tak berpengalaman. Tapi, lama-kelamaan, mereka terbiasa dengan sendirinya. Kamu pasti akan terbiasa seperti mereka. (senyum) Kamu saya terima kerja di sini dan hari ini juga, kamu sudah boleh mulai kerja di sini. Sekarang, kamu ikut Memey buat ganti pakaian dan layani tamu.

MEMEY

Iya, pak.

Memey bangkit dari tempat duduk. Renata menoleh ke arah Memey; Memey mengedikkan kepalanya pada Renata, menyuruh Renata untuk berdiri. Renata pun bangkit dari tempat duduk dan mengikuti Memey keluar dari ruangan Burhan. Burhan memandangi Memey dan Renata, sembari menelan ludah.

CUT TO:

KAMAR GANTI WAITRESS --

Memey memberikan kepada Renata, pakaian yang harus dia kenakan.

MEMEY

(menyuruh)

Nih, ganti baju.

Renata mengambil pakaian itu dan melihatnya.

RENATA

(merasa aneh)

Gue harus make pakaian ini, Mey?

MEMEY

Iya, Ren. Sudah pake aja, nggak usah ngeluh. Kita kerja Di PUB, bukan di kantoran.

Renata terlihat berat untuk memakainya.

MEMEY

Ren, lo niat kerja, nggak?

RENATA

(terpaksa)

Iya deh, Mey, gue pake.

Renata menarik tirai dan mengganti pakaiannya di dalam.

CUT TO:

LUAR KAMAR GANTI WAITRESS --

Renata keluar dengan berbusana pakaian Waitress yang seksi.

MEMEY

(senyum sedikit berseloroh)

Gue liat...kalo lo make rok, lo baru keliatan perempuan.

RENATA

Emangnya gue laki, apa?

MEMEY

Tomboi.

RENATA

Lo yang tomboi.

Memey tertawa dalam mulut.

MEMEY

Udah. Ikut gue.

Renata kemudian mengikuti Memey dengan menampakkan wajah yang gugup.

CUT TO:

RUANGAN UTAMA --

Memey dan Renata terlihat sudah berada di meja bartender.

MEMEY

(bertanya ke bartender)

Hei? Ini di meja mana?

BARTENDER #1

Kedua di tengah.

MEMEY

Ren, lo ambil minuman ini dan lo bawa di meja kedua di bagian tengah.

MEMEY

(menunjuk)

Yang di sana.

Kita melihat, ada tiga orang laki-laki yang duduk di situ.

MEMEY (CONT'D)

Lo bawa, lalu temenin mereka.

Renata menatap gelisah pada Memey.

RENATA

Mey...

MEMEY

(memajukan sedikit wajahnya)

Udah. Gue pantau.

Renata terlihat kaku mengambil minuman itu. Dia menatap Memey kembali dengan menampakkan wajahnya yang sudah tegang.

MEMEY (CONT'D)

Nggak usah tegang gitu, Ren. Santai aja. Lo bisa kan?

Renata mengangguk paksa sembari menutup mata. Renata mengambil napas dan membuangnya. Renata menatap Memey lagi; Memey mengedikkan kepalanya. Renata dengan kepercayaan dirinya perlahan berjalan mengantar minuman itu ke meja tersebut.

BARTENDER #1

(bertanya ke Memey)

Anak baru?

MEMEY

Iya, temen gue.

BARTENDER #1

Cantik. Seleranya si bos.

MEMEY

(sedikit menggertak)

Mulut lo dijaga!

BARTENDER #1

Sorry. (senyum miring)

MEMEY

(memegang minuman)

Ini di mana?

BARTENDER #1

Sebelah kiri dari meja temen lo.

Memey lantas mengantarnya. Renata yang sudah berada di meja tersebut, menaruh minuman yang dia bawa di atas meja. Tiga orang laki-laki yang duduk itu, memandangi Renata.

LAKI-LAKI #1

(menepuk tempat duduk di sebelahnya)

Dudulk sini.

Renata terlihat gelagapan untuk duduk.

LAKI-LAKI #1 (CONT'D)

(memerhatikan wajah Renata)

Kenapa? Kamu masih baru ya kerja di sini?

Renata mengangguk kaku.

RENATA

Iya om.

LAKI-LAKI #1

Nggak usah panggil om. Biasa saja. (menepuk kembali tempat duduk di sebelahnya) Sini.

Renata terpaksa duduk di sebelah si lelaki.

LAKI-LAKI #1

Tumpain minuman.

Tangan Renata terlihat kaku untuk membuka minuman itu.

INSERT: Memey terlihat khawatir memandangi Renata dari meja sebelah.

Dengan cepat, laki-laki itu memegang penutup botol minuman dan membukanya.

LAKI-LAKI #1

Kamu masih polos, nggak cocok kerja di tempat seperti ini. Tumpain.

Renata menuangkan minuman itu, ke dalam gelas dan memberikannya pada Si lelaki. Si lelaki mengambil minuman itu dan meminumnya. Si lelaki menggeser badannya mendekat kepada Renata dan langsung menaruh tangannya di atas paha Renata. Renata tersentak dan menarik badannya.

LAKI-LAKI #1

Nggak usah kaget begitu. Lama-lama kamu akan terbiasa.

Laki-laki itu mengambil sejumlah uang dari saku celananya.

LAKI-LAKI #1

(menaruh uang itu di atas paha renata)

Apalagi jaman sekarang, kita nggak akan bisa hidup, kalo kita nggak punya selembar uang.

Renata menatap uang yang ada di atas paha nya itu. Si lelaki kemudian menuangkan minuman ke dalam gelas dan memberikannya pada Renata.

LAKI-LAKI #1 (CONT'D)

(menyuruh)

Minum.

Renata memandangi gelas itu sembari melirik si lelaki dengan tatapan datar. Si lelaki mengedikkan kepala kepada Renata. Dan dengan terpaksa Renata mengambil minuman itu dan meminumnya.

INSERT: Memey menutup mata melihat Renata meminumnya.

Seorang Waitress kemudian datang membawa minuman dan bergabung bersama Renata dan ketiga laki-laki tersebut.

INSERT: Burhan diam-diam memandangi Renata dari sudut ruangan sembari menghisap rokok.

CUT TO:

KAMAR MANDI BEBERAPA JAM KEMUDIAN --

Kita melihat, Renata sementara muntah-muntah di kamar mandi ditemani oleh Memey.

MEMEY

(mengusap belakang Renata)

Nggak usah dipaksa, Ren.

RENATA

Kepala gue pusing, Mey.

MEMEY

Gitulah efek kalo kita kebanyakan minum. Apalagi lo yang baru pertama kali nyentuh minuman.

Renata mengusap wajahnya dengan air lalu bersandar di dinding.

RENATA

Gue udah rusak, Mey.

MEMEY

Rusak apanya?

RENATA

Diri gue, Mey. Gue nggak tahu lagi apa yang akan terjadi, bila Ibu sampai tahu gue kerja di tempat beginian.

MEMEY

Selama lo nggak bilang sama Ibu lo. Lo pasti Aman, Ren. Lo juga nggak kerja jual diri kok. Cuman ada beberapa bagian saja yang lo harus ngorbanin.

RENATA

Ya. Dan gimana kuliah kita, mey? Kalo kerjaan kita tiap hari selesai jam segini?

MEMEY

Ini setengah dua, Ren. Pulang kita bisa tidur sampe pagi. Pulang kuliah juga kita bisa lanjutin tidur sampai jam enam. Kita kan kerja jam tujuh.

RENATA

Itu lo, Mey. Gue pagi-pagi sudah musti bangun ngurusin Ibu. Siang juga pulang kuliah harus ngurus Ibu. Gue rasa, gue nggak sanggup kerja beginian, Mey. Ini juga bukan bidang gue, Mey.

MEMEY

Gue ngingetin lagi sama lo, Ren, lo butuh uang kan? Atau udah nggak?

RENATA

Gue butuh uang, Mey.

MEMEY

Kalo lo emang butuh uang, lo harus tahan kerja ginian. Gue pikir, ini satu-satunya cara lo bisa ngumpulin uang buat ngelunasin hutang bapak lo.

Renata terlihat merenung.

MEMEY (CONT'D)

Nggak usah banyak mikir, Ren. Lo juga udah ngerasain kan, gimana uang bisa lo dapetin dengan mudah di tempat sialan ini? Meski cara kita ngedapatin uang itu, bisa dibilang sangat buruk.

RENATA

Lo bener, Mey.

MEMEY

Udah, udah, gini aja, lo nahan kerja di sini sampai sebulan. Sampai uang untuk ngebayar hutang bapak lo terkumpul. Setelah itu... terserah, lo bisa nyabut dari sini dan nyari kerjaan yang lo suka. Cuman sampai uang itu terkumpul. Oke?

Renata mengangguk.

MEMEY (CONT'D)

Dan gue janji, gue bakal bantu lo secukupnya.

RENATA

(menundukkan kepala)

Thanks, Mey. (menatap Memey)

MEMEY

(mengangguk)

Kita ganti baju. Gue udah lelah, udah ngantuk, pengen pulang dan tidur. Yuk.

Renata dan Memey berjalan menuju ke kamar ganti.

MEMEY (CONT'D)

Berapa yang lo dapet?

RENATA

Nggak tahu.

MEMEY

Nggak tahu?

RENATA

Ya. Gue cuman main ambil aja. Nggak sempat ngitung.

MEMEY

Oke. Bagus.

RENATA

Bagus apanya?

MEMEY

Servis lo.

RENATA

Ngaco lo.

Memey tertawa kecil.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar