Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ACT 3
115. INT. MOBIL MAREETA - SEBERANG RUMAH NINDIA - NIGHT
Cast : MAREETA, JOSEPHINE, CLARA, CINDY, TASYA, PENGGEMAR WILLIAM, PERS
Mareeta, dkk. memantau rumah Nindia dari kejauhan.
MAREETA
(memandang Tasya dari kejauhan)
Cih, aku pingin memukul gadis itu!
JOSEPHINE
(menyelidik)
Tasya?
Mareeta mengangguk. Kita melihat Tasya bersorak di depan rumah Nindia.
MAREETA
(menoleh ke kursi penumpang)
Gimana? Udah kalian balesin komentar jahat di postingan Nindia?
CLARA
Beres, Mbak. Kami udah cekcok sama mereka.
MAREETA
Sip. Nindia pasti cuma baca dan merenung. (beat) Seenggaknya itu bisa nguaatin dia. Makasih, ya.
CINDY
Sekarang kita ngapain, Mbak?
MAREETA
(menatap ke depan)
Kita masuk ke rumah Nindia.
CINDY
Hah? Lewat mana?
DISSOLVE TO:
CUT TO FLASHBACK:
116. INT. I POP ENTERTAINMENT - RUANGAN MANAJER - FLASHBACK - DAY
Cast : MAREETA, JOSEPHINE, CLARA, CINDY, DEDIK
Note : FLASHBACK (Kejadian setelah adegan 101) ON
DEDIK (CONT’D)
Jangan terprovokasi sama komentar jahat di luar sana. Fokus ke comeback kalian. Biarin kami yang ngurus artikel-artikel itu.
MAREETA
Baik, Mas.
DEDIK
Semoga ini nggak jadi ujung karir kalian. Kalau itu benar, berarti Nindia yang memulai dan mengakhiri karir kalian di sini.
MAREETA
Nindia yang memulai karir kami di sini? Maksudnya?
DEDIK
(menutup mulut)
Astaga aku keceplosan.
MAREETA
Mas, ada yang Mas tutupin dari kami soal Nindia?
DEDIK
(menunduk)
Nggak. Em … gimana jelasinnya, ya.
MAREETA
Mas, jangan bohong!
DEDIK
(membenahi posisi)
Oke-oke. Sebenernya aku nggak berhak cerita soal ini. Tapi kayaknya kalian udah berhak tahu.
Keempat member Paradise segera merapat ke Dedik.
DISSOLVE TO:
CUT TO FLASHBACK:
117. INT. KAFE - FLASHBACK - NIGHT
Cast : NINDIA, DEDIK
Note : FLASHBACK (Kejadian setelah adegan 26) ON
TEXT : Empat Tahun Lalu
Nindia duduk berhadapan dengan Dedik. Keduanya tampak serius.
DEDIK
Gimana? Paradise mau gabung sama I Pop?
NINDIA
Tapi, cuma bisa rekrut empat anggota aja, Mas?
DEDIK
Maaf. Ketentuan dari Dirut-nya gitu. Kita manajer disuruh nyari grup pop yang anggotanya empat orang. Sebenernya saya juga mau kalau suruh ngrekut kelima-limanya.
NINDIA
Susah juga, ya, Mas, hehehe.
DEDIK
Saya nggak maksa. Tapi ini penawaran yang sangat menggiurkan buat masa depan Paradise. Ketimbang cuma tampil sana-sini kalau ada panggilan di panggung kecil. Mending ikut kami ke I Pop. Kalian muda, cantik, bertalenta. Sayang kalau disia-siain.
Nindia masih berpikir keras.
DEDIK (CONT’D)
Kamu boleh rundingin dulu sama temen-temenmu. Tentukan siapa yang harus keluar.
NINDIA
(menatap dalam Dedik)
Tolong jangan bilang soal kesepakatan ini sama anak Paradise lainnya, ya, Mas.
DEDIK
Maksudnya?
NINDIA
(tersenyum, mata berkaca-kaca)
Biar empat lainnya yang ikut Mas. Saya akan keluar.
FLASHBACK CUT TO:
CUT BACK TO:
118. EXT. RUMAH NINDIA - GERBANG BELAKANG - NIGHT
Cast : MAREETA, JOSEPHINE, CLARA, CINDY, SATPAM
Kita melihat Mareeta, dkk. memanjat pagar samping rumah Nindia.
CINDY
Aduh, gimana ini turunnya?
Mareeta yang sudah tiba di di bawah menarik Cindy untuk jatuh padanya.
SATPAM
Siapa di sana?
Satpam menciduk Mareeta, dkk.
SATPAM (CONT’D)
Kalian siapa? Jangan kurang ajar, ya. Saya panggilin polisi ini!
CLARA
Eh, kok, ngamuk?
MAREETA
(melepas penyamaran)
Kami temennya Nindia. Bapak tau Paradise, kan?
SATPAM
Grup pop itu? Wah, ini Mbak Mareeta?
MAREETA
Mau foto, Pak? Tapi ijinin kami nemui Nindia setelahnya.
119. INT. RUMAH NINDIA - NIGHT
Cast : MAREETA, JOSEPHINE, CLARA, CINDY, NINDIA
Mareeta, dkk. berhasil masuk ke dalam rumah Nindia. Mendapati Nindia duduk di lantai dengan kaki tertekuk.
MAREETA
Nindia.
NINDIA
(menoleh)
Mbak Mareeta?
Mareeta, dkk. mendekat ke arah Nindia.
NINDIA
Kenapa kalian ke mari? Aku nggak ada waktu bertengkar.
Mareeta mendekap erat Nindia.
MAREETA
Nin, kenapa kamu lakuin ini? Kalau ada masalah, jangan selalu diatasi sendiri. Kami tahu di dalam sana kau sangat kesakitan. Jauh di dalam hatimu.
NINDIA
Maksudnya?
MAREETA
Kami sudah tahu alasanmu keluar dari Paradise. (menunduk) Aku sangat menyesal. Aku nggak tahu harus naruh wajahku di mana sekarang.
Nindia terdiam.
MAREETA (CONT’D)
Bukan, kah, sekarang sangat sulit untuk memaafkan kami? Kami nggak akan paksa kamu untuk itu. Kami tahu seberapa berat hari-harimu setelah keluar dari Paradise.
NINDIA
(menggeleng, menangis)
Berulang kali aku berpikir, kenapa dengan kesuksesan ini aku masih saja kesepian. Karena kalian hilang dari hidupku. Tanpa kalian hidupku sangat hampa. Kalian selalu mengisi malam terjagaku. Tapi kalian juga yang menjadi alasan kesedihanku. Ini, kah, yang dinamakan benci dan cinta dalam waktu bersamaan?
Mereka memeluk Nindia.
MAREETA
Aku nggak akan minta maaf ke kamu, Nin. Dalam hal ini kamu juga salah karena dulu nutupi kesepakatan itu dari kami. (tertawa)
NINDIA
(tertawa)
Terserah. Terima kasih mau datang.
MAREETA
Kedatangan kami bukan cuma-cuma, Nin. Kami mau manfaatin rasa bersalahmu.
NINDIA
Maksudnya? Apa itu?
MAREETA
Buatlah konferensi pers! Kami akan mendampingimu. Jadi, kamu nggak perlu takut.
NINDIA
Mbak Mar.
CINDY
Ayolah, Mbak Nin.
JOSEPHINE
Kami mohon!
MAREETA
Jika kamu nggak mau ngelakuin ini buat kami. Maka, lakuin ini buat William. Ya, dia meminta kita, orang-orang yang ditinggalnya, untuk nggak saling nyalahin.
Pandangan tertuju pada Mareeta. Ketiga member Paradise lainnya bingung kenapa Mareeta menyebut William.
NINDIA
Tapi, aku nggak bisa. (beat) Bentar, ya. Aku harus telepon seseorang.
MAREETA
Yah.
Nindia membuka ponselnya dan menelepon di tempat dia duduk.
NINDIA
Halo, Mbak Sar? Apa bisa kita ngadain konferensi pers?
Mareeta, dkk. tersenyum puas mendengar itu. Lantas menggelitik Nindia.
MAREETA
Di mana kamarmu, Nin? Ayo para gadis, kita hajar Nindia!
Keempatnya membopong Nindia ke dalam kamar. Mereka tertawa.
NINDIA
Hei, apa-apaan ini? Dasar kekanak-kanakan!
120. INT. GEDUNG KONFERENSI PERS - DAY
Cast : NINDIA, MAREETA, PARA HADIRIN
Nindia duduk bersama Mareeta menghadap para hadirin. Tampak ada Tasya dan ketiga member Paradise lainnya mengisi kursi hadirin.
MAREETA
(berbicara pada Nindia)
Kita lakuin ini, ya, Nin!
NINDIA
(mengangguk)
Oke, aku siap.
Nindia mulai mengangkat mik dan berbicara.
NINDIA (CONT’D)
Halo, Semuanya! Saya Nindia Beatarisa. Terima kasih untuk para pers dan hadirin lainnya yang sudah mau hadir.
HADIRIN #1
Nindia! Katakan kenapa kamu melakukan itu pada William!
HADIRIN #2
Siapa atlet bisbol itu? Nggak mungkin kalau cuma penggemar diajak masuk rumah! Apa kau berselingkuh?!
Penggemar fanatik lainnya ikut menyoraki Nindia.
NINDIA
Teman-teman. Baiklah, silakan kalian berbicara. Saya tidak akan menyangkal apapun yang kalian katakan.
MAREETA
(menoleh)
Nindia?
NINDIA
Di kepala kalian, lebih banyak alasan untuk membenciku daripada mempercayaiku. Lantas kenapa aku dengan bodohnya mengadakan konferensi pers ini jika kalian tidak akan membiarkanku berbicara?
Mareeta tersenyum pada Nindia.
NINDIA (CONT’D)
Sekarang boleh, kah, saya menjelaskan?
Para hadirin terdiam. Tertunduk malu.
NINDIA (CONT’D)
Maaf jika saya baru berani kembali ke hadapan kalian. Saya sempat takut. Saya pengecut. Tapi saya teringat, bahwa lari bukanlah penyelesaian terbaik dari sebuah masalah. (beat) Tidak ada apa-apa di antara saya dan William. Kami hanya rekan kerja yang akrab. Memang awalnya kami berkehendak untuk menyebar rumor kencan. Tapi rencana tersebut memang sudah disepakati kedua belah pihak, tanpa ada satu pun yang keberatan. Hal itu kami tujukan untuk menaikkan popularitas drama kami. Namun, reaksi masyarakat tidak seperti yang kami duga. Masyarakat mulai menyerang kami. Mengulik dan mengusik hal-hal yang sebenarnya privasi.
121. EXT. LAPANGAN HIJAU TERBUKA - TEMPAT LATIHAN BISBOL - DAY
Cast : ELANG, TEMAN-TEMAN ELANG, PELATIH BISBOL
Kita melihat Elang tengah berlatih melempar bersama sang pelatih. Sementara yang lainnya menunggu giliran. Rizki yang mengalami cidera duduk di atas rumput.
RIZKI
(bermain ponsel, tercengang)
Astaga!
Suara lantang Rizki membuat teman-temannya terkejut dan berjalan mendekat, kecuali Elang
TEMAN ELANG #1
Ada apa?
Rizki memperlihatkan ponselnya pada teman-temannya.
RIZKI
Nindia akan mengadakan konferensi pers! Siapa ya atlet bisbol yang dirumorkan tengah bersamanya itu?
Elang menghentikan kegiatannya dan berlari ke arah pelatih.
ELANG
(memberikan bola)
Coach, ada hal penting yang harus saya urus.
Elang menghampiri Rizki.
ELANG (CONT’D)
Di mana tempat konferensi pers itu?
Rizki memperlihatkan ponselnya pada Elang. Elang bergegas lari.
RIZKI
(melirik ke teman-temannya)
Aku seratus persen yakin sekarang.
PELATIH
Hei! Hanya Elang, kan, yang punya urusan?
122. INT. GEDUNG KONFERENSI PERS - DAY
Cast : NINDIA, ELANG, MAREETA, PARA HADIRIN
Nindia masih berceloteh dengan suara lembutnya di depan hadirin.
NINDIA
Tapi, William meminta kita untuk tidak saling menyalahkan. Kita semua yang ada di sini adalah orang-orang baik. Saya yakin itu.
INSERT: Ditampilkan peristiwa ketika Nindia, Elang, William, dan Mareeta sedang berlatih keras untuk pekerjaannya masing-masing. Diiringi suara Nindia.
NINDIA (O.S)
Kita berjuang sangat keras untuk hidup di dunia yang tak akan memberikan kelonggaran. Merelakan jam tidur untuk mengejar apa yang kita impikan. Hingga lupa untuk memanusiakan diri sendiri.
CUT BACK TO:
NINDIA (CONT’D)
Dan adanya Mareeta di sebelahku bukan tanpa alasan. Dia-lah pacar William yang sesungguhnya. Dia akan membacakan surat terakhir dari William.
MAREETA
Mohon maaf jika kabar itu mengejutkan kalian. Saya adalah pacar William. William menuliskan ini sebelum meninggal.
Mareeta mulai membaca surat tersebut.
INSERT: Adegan William menuliskan surat tersebut (sebelum bunuh diri).
WILLIAM (O.S)
Halo, maaf sudah membuatmu khawatir. Hari begitu berat untukku, hingga harus tampak semenyedihkan ini. Maaf belum sempat mengucapkan perpisahan secara langsung. Aku tahu apa yang kulakukan ini tidak benar. Namun, aku bingung harus pergi ke mana saat ini. Oh, ya, seseorang pernah berkata padaku, bahwa apapun yang terjadi jangan pernah menyalahkan hal-hal yang sempat membuatmu tertawa lepas. Dan aku minta untuk kalian yang membaca surat ini, kalian yang menyalahkan diri sendiri atas kepergianku, tolong berhenti, ya. Aku tidak akan tenang jika kalian melakukan hal itu. Makasih atas semuanya. Salam hangat, Adelio William.
CUT BACK TO:
MAREETA
Kuharap kalian dapat berlapang dada. William yang saya kenal adalah orang baik. Saya ingin dia damai di sana.
Para hadirin terisak tangis. Tasya berdiri.
TASYA
(mengusap air mata)
Saya hendak bertanya, hanya ini yang belum terbongkar. Siapa atlet bisbol itu? Apa dia hanya seorang penggemar?
Tepat saat itu, Elang datang. Nindia melihatnya dari tempatnya duduk.
NINDIA
Tidak. (beat) Dia adalah kekasihku. Aku merahasiakannya. Tapi suatu saat pasti akan terbongkar, bukan? Maka, saat itu adalah hari ini. Terima kasih, Nona Tasya. Karena sudah mempermudah jalanku untuk membongkar hubungan ini dan membuktikan kalau aku bukan pengecut.
Elang tersenyum pada Nindia.
HADIRIN
Nindia, kenapa kamu tidak pernah menceritakan ini ke kami? Seharusnya kamu bercerita kalau hari-harimu sangat berat. Kamu membuat kami merasa buruk.
NINDIA
Maaf. Aku tidak pernah bisa. Sebab aku tahu, beberapa di antara kalian memiliki mimpi untuk menjadi seperti diriku. Maka, railah itu! Jangan terpaku pada risiko. Di dunia ini tidak ada hal yang terbebas dari risiko. Biar penderitaan hari ini untuk hari ini, yang esok urusan nanti. Terima kasih sudah tertarik dengan hidup saya, sudah mengenalkan saya dengan diri saya sebenernya. Semangat! Hidup kita masih panjang.
Para hadirin terpukau dan memberikan Nindia tepuk tangan. Tangis haru pecah. Nindia dan Mareeta berdiri seraya menunduk hormat.
123. INT. GEDUNG KONFERENSI PERS - SAMPING PANGGUNG - DAY
Cast : NINDIA, ELANG, MAREETA, TASYA, JOSEPHINE, CLARA, CINDY
Kita melihat anggota Paradise bergerumbul di antara Nindia dan Elang.
NINDIA
Darimana kamu tahu kalau aku ngadain konferensi pers?
ELANG
Berita. Makasih udah ngelakuin itu.
MAREETA
Ehem …
NINDIA
(melirik sinis Mareeta)
Apa kalian akan terus melihat kami di sini?
MAREETA
Ih, siapa yang ngelihatin kamu?
ELANG
Kalian udah baikan? Syukurlah. (melirik arloji) Sebenernya aku mau tetep di sini sama kamu. Tapi Coach udah nunggu. Aku harus siap-siap buat kompetisi.
NINDIA
Loh? Jadi kamu tadi latihan? Yaudah pergi sana! Pergi! Aku akan nonton kompetisimu nanti. Jangan kecewain gadis cantik ini!
Elang memainkan rambut Nindia, lalu pergi. Sementara teman-teman Nindia memandangnya pelik.
NINDIA (CONT’D)
Apa-apa? Kalian iri, kan?
JOSEPHINE
Iri apanya? Itu cringe.
NINDIA
Itu karena kalian belum pernah merasakan.
Mereka saling bercanda. Kita melihat Tasya berjalan menghampiri mereka.
TASYA
Apa aku boleh bicara dengan kalian sebentar?
NINDIA
Em … Tasya, ya?
TASYA
(mengangguk, terdiam)
Nindia, kamu tahu betapa aku sangat menyukai William, bukan?
MAREETA
Cih …
TASYA
Tapi kini aku kagum padamu. Makasih udah berani ngelurusin masalah ini. Semoga karir kalian semua lebih baik ke depannya. Aku akan memanfaatkan laman penggemar itu dengan benar.
NINDIA
Boleh, kah, aku memelukmu?
Tasya mengangguk dan memeluk Nindia. Dia menangis.
NINDIA (CONT’D)
Nggak papa. Aku tahu jauh di dalam sana hatimu masih sakit. Panggil aku jika butuh teman. Kita sama-sama kesepiannya, bukan? Sering mengemis perhatian ke orang lain. Sudahi itu. Kamu punya aku sekarang. Kita akan segera akrab.
TASYA
Maaf untuk semuanya. Aku menyesal. Benar-benar menyesal. Kalian orang baik. Aku nggak akan ngusik kalian lagi.
MAREETA
Maka, hapus semua artikel di lamanmu yang menyebut tentang kami!
TASYA
Memang itu yang bakal kulakuin.
Mareeta berlagak hendak melayangkan pukulan pada Tasya, tetapi nyatanya memeluk erat gadis itu.
MAREETA
Andai kau lebih tau dariku pasti sudah kuhajar. Belajar lebih rajin buat masuk kampus yang kamu pinginin.
TASYA
Tapi, sebenernya itu benar. Aku udah dua lima tahun.
Mareeta, dkk. terkejut. Mereka tertawa bersama.
TASYA (CONT’D)
Tunggu. Tapi apa bener, kamu pacarnya William?