Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
68. EXT. LAPANGAN HIJAU TERBUKA - TEMPAT LATIHAN BISBOL - SORE
Cast : ELANG
Kita melihat Elang berlari ke tempat tasnya sebab teleponnya berdering. Ada telepon masuk dari nomor tidak dikenal.
ELANG
Halo? Dengan siapa di sana?
MAREETA (O.S)
Astaga. Apa kau tidak menyimpan nomorku saat itu? Padahal kau yang mengemis-ngemis meminta kartu namaku.
ELANG
(mengernyitkan dahi)
Siapa? (beat) Oh, aku mengenalmu. Wanita di restoran barbecue? Mareeta?
MAREETA (O.S)
Kupukul kau nanti!
ELANG
Wah, suatu perkembangan. Kamu nggak pakai bahasa formal lagi. Ada apa menelepon?
MAREETA (O.S)
Ini memalukan. Maaf saat itu aku langsung pergi sampai lupa bayar makanannya. Datanglah ke rumahku hari ini. Aku akan mentraktirmu makan enak.
ELANG
Apa? Apa aku nggak salah denger?
MAREETA (O.S)
Nggak usah sok tuli. Dateng, ya! Aku nggak mau ngerasa punya utang. Alamatnya ada di kartu namaku.
ELANG
Oke. Jam be … (telepon terputus) Ckck … gadis unik.
PELATIH
Elang, ngapain kamu di sana? Ayo latihan lagi!
ELANG
Siap, Coach!
69. INT. APARTEMEN MAREETA - NIGHT
Cast : MAREETA, ELANG
Pintu apartemen Mareeta diketuk oleh Elang. Mareeta mempersilakannya masuk. Elang membawa sekantong kresek makanan.
MAREETA
Apa yang kau bawa?
ELANG
Hanya camilan ringan. Sekotak kecil sushi.
MAREETA
Itu bukan camilan.
ELANG
Wah, rumahmu bagus juga. Kamu berhasil hidup dengan baik!
Elang duduk di karpet ruang tengah. Mareeta menyiapkan makanan.
MAREETA
Nindia yang memberiku hidup layak seperti ini. Meski nggak semuanya hasil campur tangan dia.
ELANG
Nindia? Bukan, kah, kalian saling benci? Aku nggak paham.
MAREETA
Itu alasanku memanggilmu ke mari. Aku merasa sangat buruk pada Nindia.
ELANG
Kenapa?
MAREETA
Entah mengapa, ada yang janggal dari keluarnya dari Paradise. Nindia yang kukenal bukan sosok egois. Dia bahkan membeli rasa sakit kami, tapi membagi kebahagiaannya pada kami.
Keduanya terdiam.
MAREETA (CONT’D)
Apa Nindia nggak pernah cerita soal alasan dia keluar?
ELANG
Enggak. Dia cuma cerita kalau dia mantan grup Paradise. (beat) Tunggu dulu. Itu artinya kamu udah percaya aku pacarnya Nindia?
MAREETA
Entahlah. Tapi kamu terdengar serius. Aku bersyukur jika kamu benar-benar pacar Nindia. Dia layak memiliki pria baik sepertimu.
ELANG
Kenapa kamu nyebut aku pria baik?
MAREETA
Caramu memandang. Hangat.
Mereka mulai memakan makanan di depannya.
ELANG
Seberapa dekat kalian sebelumnya?
MAREETA
Sangat dekat.
ELANG
Aku bingung. Jika Nindia membencimu, mengapa dia kerap menceritakanmu seolah-olah kamu adalah kenangan baik baginya.
MAREETA
Bagaimana cara dia bercerita tentangku?
ELANG
Terdengar bersyukur pernah punya sahabat kayak kamu.
Mareeta terdiam.
ELANG (CONT’D)
Dia tak sekuat kelihatannya. Dia sering menyesali perkataannya di hari itu pada kamu dan ketiga anggota lain.
MAREETA
Apa dia hidup dengan baik sampai saat ini?
ELANG
Cukup. Dia nyaris sempurna, tapi ucapan jahat dari yang lain membuat dirinya kadang arogan. Hancur. (beat) Kenapa kalian nggak segera berdamai?
MAREETA
Entahlah, aku nggak tahu kenapa itu jadi hal tersulit di hidupku sekarang. Bagiku dia kayak api. Orang-orang yang jauh dengannya, ingin mendekat untuk dapat kehangatan. Tapi orang-orang yang sudah sangat dekat, bisa saja terbakar.
ELANG
Dia kesepian. Sudah dengar soal ibunya Nindia?
MAREETA
Ibunya pergi ketika dia kecil untuk menikah lagi. Benar?
ELANG
Ya. Sampai saat ini, dalam pikiran Nindia, Ibunya selalu menjadi orang yang dia benci. Beberapa bulan lalu, Ibunya menelepon dan meminta uang. Nindia jelas marah soal itu.
MAREETA
Benar, kah? Siapa yang tahu soal ibu Nindia selain kita berdua?
ELANG
Entah. Tapi, Nindia juga nggak ngasih tahu manajernya.
Mareeta mulai merebahkan kepalanya di atas meja.
MAREETA (CONT’D)
Hidup sangat melelahkan. (beat) Aku butuh pendengar. Aku bakal mulai cerita soal masa laluku dengan Nindia, tapi jangan kamu komentari. Dengerin aja. Oh, ya, nanti kalau aku ketiduran, kamu boleh langsung pergi. Tutup pintu rapat. Aku punya kebiasaan buruk saat berceloteh panjang, aku kerap tiba-tiba tertidur. Maaf.
ELANG
Silakan. Hari ini, aku melihat sisi lain dari Mareeta yang sering kudengar tangguh di cerita Nindia.
MAREETA
Cih. (beat) Oke, aku mulai bercerita sekarang.
70. INT. RUMAH PRODUKSI - NIGHT
Cast : NINDIA, WILLIAM, INDRA, SARAS, ROBERT
Mereka duduk melingkar di atas kursi. Tertegun.
INDRA
Udah hampir tengah malam. Kalian semua mau nginep di sini? Aku siapin kamar ntar.
WILLIAM
Nggak, Mas. Aku balik habis ini. Maaf aku nggak biasa tidur di rumah orang. Pers juga nggak mungkin nyegat sampe jam segini.
ROBERT
Yakin, Wil?
WILLIAM
Iya, Mas. Nggak papa, kok.
INDRA
Oke, batasi main HP. Kesehatan mental kalian sangat perlu. Apalagi Nindia juga habis drop.
Ponsel Nindia berdering. Nindia membukanya, ada telepon dari Elang.
SARAS
Siapa, Nin?
NINDIA
Em … Aku izin angkat, ya. Ini penting. Terakhir.
Nindia bergegas keluar ke teras.
NINDIA (CONT’D)
Halo, Lang? Belum tidur?
INTERCUT TO:
71. INT. STASIUN MRT - NIGHT
Cast : ELANG
ELANG
Kalau aku udah tidur, nggak mungkin bisa nelpon kamu.
NINDIA (O.S)
Hehe, bener juga.
ELANG
Gimana kabarnya?
NINDIA (O.S)
Baik, tapi juga kurang baik.
ELANG
Apa yang buruk hari ini?
NINDIA (O.S)
Buka berita. Kamu akan tau. Jarang buka berita, kah?
ELANG
Ya. Aku terpilih jadi kapten tim bisbol. Maaf harus bawa kabar baik saat kamu buruk.
NINDIA (O.S)
Seketika kondisiku langsung baik. Selamat, Lang!
ELANG
Iya, makasih.
NINDIA (O.S)
Tapi, maaf juga. Kayaknya kita harus jaga jarak dulu.
ELANG
Kenapa?
NINDIA (O.S)
Nurut aja, ya. Demi kebaikanmu juga. (beat) Aku tutup teleponnya sekarang. Kalau kamu sedang di luar, hati-hati pulangnya! Dah, Lang!
Telepon ditutup. Elang menyimpan ponselnya dan menarik napas panjang.
72. INT. WARNET - NIGHT
Cast : PRIA MISTERIUS (TEMAN SMA WILLIAM)
Seseorang dengan mantel hitam dan topi yang menutup wajahnya melangkah menuju salah satu bilik warnet. Menancapkan sebuah disk pada komputer. Lantas mengetik sesuatu.
TEXT
Masa Lalu Adelio William, Mantan Perundung di SMA.
Pria tersebut memilih sebuah video dan melampirkannya pada artikel. Kita melihat ujung bibirnya terangkat bengis.
73. EXT. RUMAH PRODUKSI - TANGGA - NIGHT
Cast : NINDIA, WILLIAM
Kita melihat William duduk di anak tangga teratas. Nindia menghampiri dari belakang dan membawa minuman dingin. Dia duduk di sebelah William.
NINDIA
Udah nggak usah dipikirin.
WILLIAM
Makasih minumannya.
NINDIA
Apa wanita di foto itu dia?
William tersentak dan menoleh ke Nindia.
NINDIA (CONT’D)
Mareeta Calandra, bukan?
WILLIAM
Kok tahu?
NINDIA (CONT’D)
Dia datang padaku beberapa jam sebelum itu. Kita saling kenal, pernah akrab. Dia marah karena rumor kencan itu, mengaku bahwa dia adalah pacarmu.
WILLIAM
Benar, kah?
NINDIA
Dia sangat marah padaku. Aku memintanya datang padamu.
WILLIAM
Maaf membuatmu terlibat dalam situasi sulit buat kesekian kalinya, Nin.
NINDIA
Astaga. Kita mulai ini bareng, jadi harus diakhiri bareng juga. Pasti bisa! Kamu udah ngelakuin yang terbaik.
WILLIAM
Iya, terima kasih.
Keduanya menatap bintang di langit malam.
NINDIA
Wah, bintang malam ini sangat indah. Jika malam ini ada bintang jatuh, apa yang ingin kamu harapkan?
WILLIAM
Aku ingin hilang.
NINDIA
Hilang?
WILLIAM
Aku ingin nemuin tempat teduh di dunia yang terik ini.
Nindia menatap William dalam. William masih terpaku pada langit malam.
74. INT. RUMAH TASYA - DAY
Cast : TASYA
Kita melihat Tasya bermain ponsel dan tercengang. Mendapati artikel yang menyebut William sebagai seorang perundung di SMA. Video diputar.
INSERT:
BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATION
A. SPLIT SCREEN. Menampilkan beberapa penggemar dalam satu screen yang turut mendapat kabar tersebut di ponselnya saat menjalankan aktifitas.
B. Beragam cuitan jahat memenuhi kolom komentar akun William.
WARGANET #1
Perundung? Mati saja kau!
WARGANET #2
Nggak nyangka! Benaran William dulu kayak gitu?
WARGANET #3
Pendatang baru yang nggak tau diri!
END MONTAGE
Tasya duduk mematung di tempat. Tidak percaya dengan berita yang didapat.
75. INT. APARTEMEN SUNSHINE - TEMPAT TINGGAL MAREETA - DAY
Cast : MAREETA
Mareeta terbangun dari tidur selepas semalaman terkulai di meja makan.
MAREETA
Ah, apa yang terjadi semalam? Kenapa aku nggak tidur di kasur. Kepalaku sangat pening sekarang.
Kita melihat Mareeta mencari ponselnya dengan rambut masih berantakan.
MAREETA (CONT’D)
Apa William baik-baik saja saat ini? (menelepon)
Wajah Mareeta risau ketika teleponnya tidak diangkat. Sebuah notifikasi artikel masuk. Menyebut tentang kasus perundungan di masa lalu William. Mareeta tercengang. Bergegas keluar dengan penyamarannya.
76. INT. APARTEMEN JAKARTA RESIDENCE - TEMPAT TINGGAL WILLIAM - DAY
Cast : WILLIAM, MAREETA
Mareeta membuka keras pintu rumah William. Mendapati kondisi rumah kacau dan William duduk di sofa membelakanginya. Ponsel William berdering berulang-ulang, sengaja dia biarkan.
MAREETA
Apa yang terjadi lagi? Kamu nggak kunci pintu?
WILLIAM
(menoleh lemas)
Kenapa kamu ke mari?
MAREETA
Aku cemas. Berita itu nggak bener, kan?
WILLIAM
Apa kau akan percaya padaku?
MAREETA
Pasti, Wil.
Mareeta duduk.
MAREETA (CONT’D)
Apa yang sebenernya terjadi?
WILLIAM
Aku melakukannya. Itu sudah jelas di video.
MAREETA
Tapi, Wil …
WILLIAM
Aku adalah anak buangan di SMA. Kamu tahu, bagaimana peliknya hidup tanpa seorang teman. Kesepian.
DISSOLVE TO:
CUT TO FLASHBACK:
77. EXT. PAGAR SEKOLAH - FLASHBACK - DAY
Cast : WILLIAM (SMA), ANAK-ANAK SMA
Note : FLASHBACK (Masa lalu William) ON
Kita melihat William dan teman-teman SMA-nya menaiki motor. Lantas, menyerang SMA tetangga secara brutal.
WILLIAM (O.S)
Dahulu aku percaya bahwa ada harga untuk mendapatkan teman. Aku bergabung dengan mereka, komplotan terkenal di sekolahku buat dapetin perlindungan dan nggak lagi dianggap sebagai anak buangan.
FLASHBACK CUT TO:
CUT BACK TO:
78. INT. APARTEMEN JAKARTA RESIDENCE - TEMPAT TINGGAL WILLIAM - DAY
Cast : WILLIAM, MAREETA
Note : FLASHBACK (Masa lalu William) OFF
MAREETA
(merenung)
Jangan dipikirin, ya! Kamu harus jaga imun, Wil.
WILLIAM
(menatap dalam Mareeta, mengangguk)
Mareeta, kamu harus pergi. Jangan khawatirin aku. Pers bakal datang bentar lagi. Kamu nggak akan bisa keluar dari sini ntar.
MAREETA
Gimana aku bisa ninggalin kamu di kondisi kayak gini?
WILLIAM
Percaya aku. Udah sana siapin comeback-mu. Aku nggak sabar nonton konser pertamamu setelah satu setengah tahun berlalu. Aku nggak papa.
MAREETA
Oke-lah. Jaga dirimu! Kalau butuh apa-apa, hubungin aku aja. Kupegang janjimu buat nonton konserku ntar!
WILLIAM
Pasti. Aku akan nonton di tempat teratas.
Mareeta mengangguk dan menggenggam tangan William.
MAREETA
Aku pamit.
WILLIAM
Jangan kunci pintunya, ya. Petugas kebersihan habis ini dateng. Dia orang baik, kok.
MAREETA
(diam sejenak)
Oke.
Mareeta pergi. Ponsel William masih berdering berisik.
79. INT. MOBIL MAREETA - SORE
Cast : MAREETA
Kita melihat mobil Mareeta sudah melaju di jalanan.
MAREETA
(mengginggit jari, risau)
Kenapa perasaanku sedari tadi nggak enak?
Mobil Mareeta berhenti karena lampu merah.
MAREETA (CONT’D)
(membanting setir, kembali)
Argh! Aku harus kembali.
Mareeta berbalik arah untuk kembali menuju apartemen William.