Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Kenanglah Daku, Semesta Bekerja!
Suka
Favorit
Bagikan
12. SCENE 111-120

111. INT. RUMAH NAKA- RUANG KELUARGA- PAGI.

Naka memasukki rumah, ia berjalan dan melihat ayah Nara tertidur di sofa ruang keluarga.

ADZRA NAYAKA

Om.

(naka menyentuh tubuh Ayah Nara)

DITO LOARDI

(terbangun, membuka kedua matanya)

ADZRA NAYAKA

Om gak tidur di kamar?

DITO LOARDI

Om nungguin kamu pulang dari kemarin.

DITO LOARDI (CONT'D)

Om mau tau keadaan Nara gimana? Apa Nara mau ketemu sama Om?

ADZRA NAYAKA

Menurut om? Apa dengan semua tindakan yang pernah om lakukan, dia akan semudah itu untuk memaafkan?

(tatapan datar)

DITO LOARDI

Ingatannya sudah kembali semua?

(sedih)

ADZRA NAYAKA

(Mengangguk)

DITO LOARDI

(terdiam penuh penyesalan)

ADZRA NAYAKA

Aku merasa bersyukur, karena saat om membuat Nara menderita, aku tidak melihatnya secara langsung.

(berbalik melangkah pergi)

DITO LOARDI

Om rasa hidup om gak akan lama lagi.

(menatap sendu)

ADZRA NAYAKA

(berbalik, melihat ke arah Ayah Nara)

DITO LOARDI

Malam itu, saat Nara berteriak memanggil 'Ayah', Om sedang berharap. Berharap kepada Penguasa semesta untuk sebuah kesempatan terakhir.

(matanya berkaca-kaca)

ADZRA NAYAKA

(mengeritkan kening)

DITO LOARDI

Berharap bisa mendengar suara manjanya ketika memanggil 'Ayah'. Merasakan kembali pelukan Nara, atau sekedar melihat ekspresi ngambeknya yang lucu.

(tersenyum)

DITO LOARDI (CONT'D)

Dan saat mengetahui Nara hilang ingatan dimana ingatnnya berhenti di 10 tahun yang lalu.

AYAH NARA (CONT'D)

Om merasa sangat bahagia, bahkan om berharap agar ingatannya kembali saat om sudah meninggal. Sehingga kenangan terakhir tentang om di dalam ingatan Nara adalah sesuatu yang indah untuk dia kenang... Benar-benar ayah yang kejam, kan?

(mentertawai dirinya sambil meneteskan air mata)

CUT TO:

112. INT. RUMAH SAKIT- KAMAR RAWAT 707- SIANG

Naka membuka pintu ruang rawat Nara, Nara terlihat sedang membereskan pakaiannya ke dalam tas.

ADZRA NAYAKA

Kata dokter lo udah pulih, dan boleh pulang. Mau gue anterin?

NARAYA SAFALUNA

Gak perlu, gue bisa panggil taxi

ADZRA NAYAKA

Baiklah, sebelum pulang gue ingin lo ikut gue dulu sebentar.

(menggenggam tangan Nara)

NARAYA SAFALUNA

Gue sibuk.

(mencoba melepaskan genggaman tangan Naka)

ADZRA NAYAKA

Meskipun ini berkaitan tentang pria terpenting di hidup lo?

Seketika Nara mengikuti keinginan Naka.

MONTAGE:

NAKA KELUAR DARI KAMAR SAMBIL MENGGANDENG NARA. NAKA DAN NARA MASUK KEDALAM LIFT MEMENCET LANTAI LIFT YANG DI TUJU. NAKA DAN NARA KELUAR LIFT. NAKA DAN NARA MELEWATI BEBERAPA LORONG

MONTAGE END

CUT TO:

113. INT. RUMAH SAKIT- KAMAR RAWAT KANANTA- PAGI

Naka membuka pintu kamar rawat Kananta dengan perlahan.

ADZRA NAYAKA

Bokap bilang, tiga bulan lalu kak Kananta kecelakaan. Bokap gak mau membuat kondisi lo drop. Jadi, dia merahasiakan kondisi kakak lo.

Nara terdiam, ia melihat dengan sendu kondisi kakaknya yang sedang tidak sadarkan diri.

ADZRA NAYAKA

Saat lo koma beberapa waktu lalu, dokter yang menangani lo bilang, Dikondisi seperti ini pasien membutuhkan keberadaan orang-orang yang dia sayangi.

Nara melangkah dengan perlahan menuju Kananta.

ADZRA NAYAKA

Dokter juga bilang, kadang pasien yang koma bisa tersadar karena sesuatu yang tidak terduga seperti lagu, aroma parfum atau mungkin suara seseorang.

NARAYA SAFALUNA

Lalu bagaimana gue tersadar dari koma waktu itu?

ADZRA NAYAKA

Karena sebuah lagu.

NARAYA SAFALUNA

(mengeritkan kening)

Ayah keluar dari kamar mandi ruang rawat Naka. Nara segera melemparkan pandangannya penuh kebencian pada Naka.

ADZRA NAYAKA

Lo boleh marah, memaki ataupun mukulin gue, tapi nanti. Karena saat ini gue hanya berusaha untuk mencari banyak kemungkinan agar Kak Kananta bisa sadar dari komanya.

Seketika Nara terdiam, pandangannya kembali sendu ketika melihat kakanya.

NARAYA SAFALUNA

Bisa tolong cari lagu yang saat itu membuat gue tersadar? Gue pengen tau.

ADZRA NAYAKA

Oke sebentar (beat)

ADZRA NAYAKA (CONT'D)

Ketemu!

SFX: ~Bergetar hatiku Saat kuberkenalan dengannya~

Nara tersenyum, ia mengambil parfum dari dalam tas, menyemprotkan ke tubuhnya. Berjalan dengan percaya diri membuka gordeng, membiarkan sinar matahari masuk kedalam kamar.

NARAYA SAFALUNA

Kak, ini lagu yang sering mama nyanyikan sambil bermain piano, apa kakak ingat? aku rasa aku benar-benar merindukannya.

NARAYA SAFALUNA

Baiklah, Aku hitung sampai 10 kalau kakak tidak bangun juga, kakak tau bagaimana mengerikannya aku kalau mengamuk, bukan?

NARAYA SAFALUNA

Satu.. Dua.. Tiga..

(berjalan semakin dekat ke arah kakaknya)

NARAYA SAFALUNA

Empat.. Lima..

(nara mendekatkan tubuh ke kakaknya, dengan air mata yang tertahan)

NARAYA SAFALUNA

Kakak ingat (beat) kakak selalu bilang, aku gak perlu mengkhawatirkan apapun karena kakak akan selalu ada untuk jagain aku

(Menyentuh jari kakaknya lalu mendekatkan diri di telinga kakaknya)

NARAYA SAFALUNA

Enam... Tujuh...

(isak tangis Nara terdengar, air mata mulai mengalir deras)

NARAYA SAFALUNA

Lalu Siapa yang mengizinkan kakak teridur dalam waktu selama ini?

NARAYA SAFALUNA

Delapan... Sembilan..

(nara menyandarkan kepala ditepi kasur, tangan kananta ditaruh di atas kepalanya)

NARAYA SAFALUNA

Haruskah aku memikirkan cara untuk bisa bersama kakak?

(menangis lirih)

Ayah melangkah, mendekat kearah kaki Kananta, matanya sendu perlahan ia menyentuh kaki Kananta, lalu ia melihat ke arah Nara yang manangis.

NARAYA SAFALUNA

Sepuluh...

NARAYA SAFALUNA

Bangun kak, saat ini aku benar-benar takut jika harus membayangkan hidup tanpa kakak. Aku mohon tepati janji kakak untuk selalu ada disamping aku.

(tangisnya semakin lirih dengan genggaman yang makin erat)

Naka melihat Kananta meneteskan air mata. Jarinya mulai bergerak. Naka memanggil suster. Nara terjatuh pingsan.

CUT TO:

114. INT. RUMAH SAKIT- KAMAR RAWAT 707- MALAM

Papa dan Mama Naka masuk kedalam ruang rawat. Papa terdiam melihat Nara dan Kananta disatukan dalam kamar yang sama, lalu memandang Naka dengan s.

ADZRA NAYAKA

Papa boleh marah dan menyalahkan keputusan yang aku ambil.

DIOS SAGARA

Papa rasa kamu sudah dewasa untuk bisa mengambil sebuah keputusan besar.

ADZRA NAYAKA

Terimakasih Pah.

DIOS SAGARA

Terus bagaimana kondisi Kananta?

ADZRA NAYAKA

Dokter bilang kondisinya sudah jauh membaik, dia mulai bisa berbicara dan menggerakkan tangan dan jari-jari kakinya. Dia baru aja tidur setelah minum obat.

SORA AGHNIA

Seorang kakak yang merindukan adiknya

(tersenyum)

Papa dan Naka seketika melihat kearah Mama. Mama mengangkat bahu.

CUT TO:

115. INT. RUMAH SAKIT- KAMAR RAWAT 707- PAGI

Naka terbangun di sofa membuka kedua matanya perlahan saat mendapati suster keluar dari ruangan. Naka melihat dengan perlahan Nara bangkit dari ranjangnya, lalu berpindah ke ranjang kakaknya. Ia memeluk kakaknya yang masih terlelap.

NARAYA SAFALUNA

Kak, tadi aku mimpiin Mama. Aku ngadu ke Mama dan bilang kalau kakak berniat mengingkari janji kakak untuk menjaga aku dan mau ninggalin aku sendirian. 

NARAYA SAFALUNA (CONT'D)

Jadi sebaiknya kakak jangan berpikir untuk menyusul Mama. Karena kakak akan diomelin habis-habisan sama Mama. Kakak tau kan gimana mengerikannya Mama kalau marah.

KANANTA ARASKA

Dan tadi kakak juga bermimpi
(mata yang masih terpejam)

NARAYA SAFALUNA

(Terpaku mendengar suara kakaknya)

KANANTA ARASKA

kakak lupa apa mimpinya tapi yang kakak tau kakak kangen banget sama kamu.

NARAYA SAFALUNA

(terdiam lalu menangis dipelukan Kananta)

Naka kembali menutup kedua matanya, berpura-pura tertidur agar tidak mengganggu.

CUT TO:

116. EXT. RUMAH SAKIT- PARKIRAN- SORE

Naka dan Ayah Nara berpapasan dengan Nara dan Kananta di parkiran rumah sakit.

Nara memandang dingin ke Naka dan Ayah, lalu berjalan seolah tidak melihat apapun.

DITO LOARDI

Kalian sudah sehat sayang?

NARAYA SAFALUNA

(Menghentikan langkahnya sebentar lalu kembali melanjutkan langkahnya)

DITO LOARDI

(melihat kedua anaknya dengan tatapan sedih)

CUT TO:

117. EXT. DEPAN STUDIO JAHIT NARA- MALAM

Naka dan Pak Ari keluar dari mobil.

Insert: layar ponsel Naka, chat dengan Papa meminta Alamat Nara

PAK ARI

Mas Naka, langsung masukin pin di pintunya aja. Nomornya 760057.

Naka mengulangi kalimat Pak Ari dan mencoba mengingatnya. Sesampainya di gerbang pintu, ia langsung menekan nomor untuk membuka kunci.

CUT TO:

118. INT. STUDIO JAHIT NARA- MALAM

Naka masuk dengan perlahan.

SFX: suara mesin jahit

Naka melangkah perlahan karena takut membuat Nara kaget.

ADZRA NAYAKA

Naraya Safaluna.

Nara menoleh, melihat dengan seksama.

NARAYA SAFALUNA

(diam dan berusaha mengacuhkannya)

Naka berkeliling melihat beberapa karya Nara di manekin. Lalu Naka melihat beberapa bahan yang tertata diatas meja.

ADZRA NAYAKA

Lo sibuk banget? Ada yang mau gue bicarain.

NARA

Kalau begitu silahkan bicara.

ADZRA NAYAKA

Bokap lo..

(ucapannya terhenti)

NARAYA SAFALUNA

Berhenti! Gue gak mau denger apapun.

(memotong pembicaraan Naka)

ADZRA NAYAKA

Sayangnya kali ini lo harus dengar.

NARAYA SAFALUNA

(bergegas pergi meninggalkan Naka)

Naka menahan Nara dan menggenggam tangannya.

ADZRA NAYAKA

Bokap lo sakit. Ada tumor yang tiap waktu membesar di batang otaknya.

NARAYA SAFALUNA

Itu bukan urusan gue! Kalau lo perduli, lo aja yang urus dia.

ADZRA NAYAKA

Dia cuma ingin menikmati sisa waktunya bersama dua orang anak yang dia miliki.

NARAYA SAFALUNA

Kenapa gue harus ada untuk memenuhi keinginan terakhirnya? Kemana dia saat gue memohon kehadirannya untuk mendampingi nyokap gue disaat terakhirnya?

(suara Nara meninggi air mata yang tertahan)

ADZRA NAYAKA

Gue tau perasaan lo, Nar.

NARAYA SAFALUNA

Enggak! Lo gak tau dan lo gak akan pernah tau!

(berteriak)

ADZRA NAYAKA

Oke, mungkin gue gak akan tau gimana perasaan lo.

ADZRA NAYAKA (CONT'D)

Tapi gue tau gimana sedihnya gue saat membiarkan lo melakukan sesuatu yang nantinya akan lo sesali.

NARAYA SAFALUNA

Tidak ada yang akan gue sesali!

ADZRA NAYAKA

Di dunia ini ada 2 jenis penyesalan. Penyesalan yang bisa lo perbaiki dan penyesalan yang akan membuat lo menderita di seumur hidup lo, setiap kali lo mengingatnya.

NARAYA SAFALUNA

Dan apapun yang akan gue rasakan, itu gak ada urusannya sama lo!

ADZRA NAYAKA

Ada! ada urusannya sama gue!

(menahan rasa kesal)

NARAYA SAFALUNA

Urusan apa?!

(menantang)

ADZRA NAYAKA

Karena gue cinta sama lo! Karena gue mencintai lo, gue gak akan membiarkan lo melakukan sesuatu yang salah!

ADZRA NAYAKA

Karena gue mencintai lo, gue bahkan rela mengambil resiko untuk menjadi manusia yang paling lo benci, daripada membiarkan lo menderita karena menyesali keputusan yang lo ambil!

ADZRA NAYAKA 

Apa itu masih kurang. Jadi tolong! Jangan berusaha terlalu keras membenci seseorang yang gak bisa lo benci, karena itu hanya akan menyakiti hati lo!.

NARAYA SAFALUNA

Segala hal yang berkaitan sama perasaan lo itu bukan urusan gue, dan gue gak perduli.

Melepaskan genggaman tangan Naka dengan kasar.

ADZRA NAYAKA

Bokap lo sekarang ada di rumah sakit!

(nada suara yang tegas)

Nara menghentikan langkahnya.

ADZRA NAYAKA

Dia kepengen banget berpergian bertiga sama kalian 

Kananta yang sudah berdiri sejak tadi di depan pintu mendekat kearah Naka. Nara berlalu pergi.

KANANTA ARASKA

Thanks yaa, sudah melakukan hal sejauh ini untuk Nara. Sisanya biar ini menjadi urusan saya.

ADZRA NAYAKA

Kak, saya gak bermaksud..

KANANTA ARASKA

Saya ngerti niat baik kamu. Terimakasih. Sekarang kamu bisa pulang.

Naka mengikuti perintah Kananta, tapi sebelum pergi dia menaruh sepucuk surat.

Insert: RS Ramsy lt 3 no 314.

CUT TO:

119. EXT. RUMAH SAKIT- PARKIRAN- SORE

Naka berjalan dengan beberapa crew sambil membawa kamera. Naka berpapasan dengan Nara dan Kananta.

ADZRA NAYAKA

Hai Kak.

(menyapa Kananta)

KANANTA ARASKA

Hai.

Naka dan Nara hanya saling memandang tanpa menyapa.

NARAYA SAFALUNA

Lagi ada shooting apa disini?

(penasaran sambil melihat kesegala arah)

ADZRA NAYAKA

Ngapain nanya, kan gak penting juga bagi lo.

(panik)

NARAYA SAFALUNA

Kok lo ketus?!

ADZRA NAYAKA

Enggak, biasa aja.

(Nada suara yang agak tinggi)

NARAYA SAFALUNA

(menatap tajam dan langsung pergi meninggalkan Naka)

ADZRA NAYAKA

Gue biasa aja Nar. Astaga

(merasa serba salah)

KANANTA ARASKA

Masuk dulu ya.

(sambil tersenyum)

ADZRA NAYAKA

Mau ketempat Om ya kak?

KANANTA ARASKA

Iya. Saya sama Nara sepakat untuk sebulan ini, kita akan ajak bokap ke luar kota. Maaf ya jadi LDR-an lagi sama Nara.

ADZRA NAYAKA

(tersenyum malu)

Kananta menepuk pundak Naka dan berlalu

CUT TO:

12. INT. STUDIO MENJAHIT NARA- MALAM

7 bulan kemudian.

Naka duduk, menunggu kedatangan si pemilik tempat. Nara membuka pintu, keduanya saling memandang.

ADZRA NAYAKA

Hai, Naraya Safaluna.

NARAYA SAFALUNA

Mau ngapain lagi?

ADZRA NAYAKA

Mau ketemu lo. Gue kangen, boleh?

NARAYA SAFALUNA

Gak usah basa-basi, ada urusan apa?

ADZRA NAYAKA

Gue mau ngasih ini.

(memberikan sebuah undangan)

ADZRA NAYAKA

Naskah lo sudah selesai di buat film. Jadi gue mengundang lo secara resmi untuk hadir ke studio kantor untuk ngecek hasil akhirnya.

NARAYA SAFALUNA

Lo bebas melakukan apapun sama naskah itu. Jadi kehadiran gue sepertinya tidak dibutuhkan. Sekarang lo bisa keluar.

ADZRA NAYAKA

Kenapa lo kayaknya benci banget sama gue? Emang gue buat salah apa sama lo?

(merasa jengkel)

NARAYA SAFALUNA

Bukannya tujuh bulan lalu, lo yang kayaknya gak suka banget liat gue waktu kita papasan di rumah sakit, pas lo lagi shooting.

ADZRA NAYAKA

Astaga, gak gitu Nar.

NARAYA SAFALUNA

Lagian gue gak tertarik berurusan sama orang yang tega-teganya menyembunyikan ponsel gue saat gue lagi hilang ingatan. Puas?!

(sinis)

ADZRA NAYAKA

Dan orang yang tega-teganya menyembunyikan keberadaan ponsel lo itu, hanya ingin sedikit lebih lama berada didekat lo, karena sepuluh tahun terakhirnya dihabiskan untuk merindukan lo! Maaf!

(menahan rasa kesal)

NARAYA SAFALUNA

(terdiam sedih)

ADZRA NAYAKA

Dan satu lagi, alasan lo harus datang untuk melihat hasil filmnya adalah, karena ada pesan terakhir dari Almarhum bokap lo.

NARAYA SAFALUNA

Maksudnya?

(menggenggam tangan Naka)

ADZRA NAYAKA

Ya, lo dateng aja kalau lo mau tau.

(ketus)

Naka bergegas keluar meninggalkan Nara yang termenung

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar