Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Kenanglah Daku, Semesta Bekerja!
Suka
Favorit
Bagikan
9. SCENE 80-89

80. INT. KANTOR- RUANG KERJA PAPA- PAGI

Naka mengikuti Papa.

ADZRA NAYAKA

Penulis naskah itu, Naraya Safaluna, kan?

DIOS SAGARA

Usir orang yang baru-baru ini tinggal di rumah kamu.

(mengabaikan Naka)

ADZRA NAYAKA

Nara? Jangan bercanda.

DIOS SAGARA

Bukan.

ADZRA NAYAKA

Lalu? Ayah-nya?

DIOS SAGARA

Apa orang seperti itu pantas disebut dengan panggilan Ayah?

(tersenyums sinis)

ADZRA NAYAKA

Rumah itu aku sewa dengan uang aku sendiri, dan aku rasa aku berhak membiarkan siapapun tinggal saat aku izinkan.

DIOS SAGARA

Kamu sedang membahayakan kondisi Nara.

ADZRA NAYAKA

Kecuali Papa, tidak akan ada seorang ayah yang akan membuat anaknya dalam bahaya karena rasa menderita.

DIOS SAGARA

Jika kamu melakukan ini, kamu bisa membuat dia mengingat banyak hal yang sebaiknya memang dia lupakan.

ADZRA NAYAKA

Tidak! Nara harus mendapatkan ingatannya, agar dia bisa mengingat kembali perasaannya terhadap aku.

Keduanya saling memberikan tatapan dingin. Papa menghela napas, membuka laci dan mengeluarkan beberapa lembar dokumen.

DIOS SAGARA

Ini adalah surat perjanjian saya dengan si Penulis 5 tahun lalu.

ADZRA NAYAKA

Surat perjanjian?

DIOS SAGARA

Lima tahun lalu, saat dia mulai putus asa dengan seseorang yang selama ini dia tunggu. Dia menyodorkan naskah itu.

DIOS SAGARA (CONT'D)

Diluar itu sebuah true story papa suka sama ide ceritanya. Jadi, saat itu papa meminta dia menandatangani langsung kontrak untuk naskahnya. Tapi, dia menambahkan pasal diperjanjian.

ADZRA NAYAKA

Pasal diperjanjian?

(mengeritkan kening)

DISSOLVE TO:

81. INT. KANTOR- RUANG KERJA PAPA- SORE- FLASHBACK

Papa duduk dan menikmati teh sambil melihat pemandangan dari jendela ruang kerjanya. Nara masuk kedalam ruangan, duduk dan menyandarkan kepalanya di meja.

NARAYA SAFALUNA

Bagaimana bisa selama bertahun-tahun Om gak memberi tahukan ke aku kalau Om adalah Ayah dari Adzra Nayaka?

DIOS SAGARA

Kamu kan gak tanya.

NARAYA SAFALUNA

Dan bagaimana bisa aku selalu bercerita tentang bagaimana aku jatuh hati kepada seorang pria justru ke Papa nya pria itu?

(merengek)

DIOS SAGARA

Om bukan pengadu Nara.

NARAYA SAFALUNA

Bahkan sampai proposal aku disetujui dan kerjasama kami selesai, dia sama sekali tidak mencari aku. Menyedihkan.

(mengasihani dirinya sendiri)

DIOS SAGARA

Kamu bisa menghubunginya secara langsung. Om sudah kasih nomor ponselnya kan?

NARAYA SAFALUNA

Aku gak mau kemunculan aku yang tiba-tiba membuat dia mengingat kembali traumanya Om, kondisinya sudah membaik dan itu sudah membuat aku merasa sangat bersyukur.

(tersenyum dengan tatapan sendu)

DIOS SAGARA

Terus kenapa kamu sedih?

NARAYA SAFALUNA

Mungkin ini waktunya aku menyerah. Sepertinya bagi dia aku memang gak pernah ada.

(memberikan sebuah naskah, kepalanya kembali ia sandarkan di tepi meja)

DIOS SAGARA

Ini apa?

NARAYA SAFALUN

Kisah aku dan anak Om.

(putus asa)

DIOS SAGARA

Owh, true story?

NARAYA SAFALUNA

Dari sudut pandang aku.

PAPA

(langsung membaca)

JUMP CUT TO:

Dua jam kemudian Papa dan Nara sibuk dengan kegiatannya. Nara sibuk dengan sketchbook dan alat gambarnya, sedangkan Papa sibuk dengan naskah yang diberikan Nara.

PAPA

Tunggu disini setengah Jam.

(lalu keluar ruang kerjanya tanpa menunggu jawaban Nara)

Nara mengikuti apa yang diperintahkan, ia menunggu sambil kembali mendesain

LATER

Setengah jam kemudian Papa kembali masuk kedalam ruangannya.

DIOS SAGARA

Ini kontrak untuk naskah kamu. Tandatangani dan selesaikan naskahnya.

Nara mengambil kontrak yang diberikan kepadanya. Membacanya selembar demi selembar lalu mengambil pulpen dan menuliskan sesuatu.

NARAYA SAFALUNA

Naskah ini bisa di lanjutkan dengan 2 syarat

DIOS SAGARA

Apa?

NARAYA SAFALUNA

Aku meninggal. Dimana naskah ini bisa diselesaikan oleh penulis lain. Atau (beat)

DIOS SAGARA

Atau?

NARAYA SAFALUNA

Pria yang aku tunggu selama ini, diam-diam juga sedang mengupayakan pertemuannya dengan aku.

DIOS SAGARA

Kalau begitu temui dia, cari tau secara langsung dan selesaikan naskahnya. Apa Perlu Om belikan tiket?

NARAYA SAFALUNA

Saat ini sepenuhnya akal aku seakan berteriak untuk menyuruh berhenti, tapi (beat)

NARAYA SAFALUNA (CONT'D)

Hati aku, anehnya tidak mau mengikuti perintah.

DIOS SAGARA

Kalau begitu jangan berhenti.

NARAYA SAFALUNA

Maka dari itu, yang bisa aku lakukan hanya meyakini sesuatu.

(tidak percaya diri)

DIOS SAGARA

Apa?

NARAYA SAFALUNA

Membiarkan 'semesta' yang bekerja, sebagai sentuhan akhir cerita ini.

(menunjuk judul dari naskah yang ia berikan)

DIOS SAGARA

Kenanglah Daku Semesta Bekerja

NARAYA SAFALUNA

(Tersenyum lembut, sambil menganggukkan kepalanya)

CUT BACK TO:

82. INT. KANTOR- RUANG KERJA PAPA- PAGI

Naka mendengarkan cerita Papa dengan seksama.

ADZRA NAYAKA

Bagaimana Papa bisa mengenal Nara?

DIOS SAGARA

Waktu itu kira-kira delapan bulan dari sadarnya Nara.

DISSOLVE TO:


83. INT. KANTOR- RUANG KERJA PAPA- SIANG- FLASHBACK

Pintu ruang kerja Papa dibuka, Pak Ari dipegang erat oleh Nara dan Rokta yang masih berseragam SMA. Beberapa karyawan mencoba menghalangi agar tidak terjadi keributan.

DIOS SAGARA

Kecuali ketiga orang ini, yang lain bisa keluar dari ruangan saya.

Semua karyawan mengikuti perintah atasannya.

NARAYA SAFALUNA

Maaf mengganggu Pak, tapi apa tujuan Anda menyuruh orang untuk mengikuti saya?

DIOS SAGARA

(mengeritkan kening sambil menatap Pak Ari yang tertunduk)

NARAYA SAFALUNA

Apa kita punya masalah? Sebaiknya kita selesaikan saat ini juga.

DIOS SAGARA

Saya berjanji kepada seseorang untuk menjaga kamu.

NARAYA SAFALUNA

Berjanji? Kepada siapa?

DIOS SAGARA

Seseorang, identitasnya dirahasiakan.

NARAYA SAFALUNA

Saya rasa itu tidak perlu, lagi pula saya juga memiliki kemampuan beladiri.

DIOS SAGARA

(Tersenyum)

NARAYA SAFALUNA

Tapi terimakasih untuk niat baiknya, namun sepositif apapun alasnnya, saya merasa tidak nyaman diperlakukan seperti ini.

DIOS SAGARA

Jadi bagaimana caranya bisa menjaga kamu tanpa membuat kamu merasa tidak nyaman?

NARAYA SAFALUNA

Sebenarnya apa tujuan anda pak?

DIOS SAGARA

Sudah saya jelaskan tadi.

NARAYA SAFALUNA

Baiklah, jika memang membutuhkan bantuan. Saya sendiri yang akan kesini. Jadi, berhenti menyuruh orang untuk mengikuti saya.

DIOS SAGARA

Baik kalau begitu. Ini, untuk berjaga-jaga

(memberikan kartu nama)

NARAYA SAFALUNA

Terimakasih, tapi saya berharap tidak akan pernah membutuhkan bantuan anda pak.

(menerima kartu nama yang diberikan)

DIOS SAGARA

Semoga, tapi saya akan membantu dengan senang hati.

NARAYA SAFALUNA

Baik, terimakasih. Maaf mengganggu.

Nara dan Rokta bergegas keluar dari ruangan dan meninggalkan Pak Ari bersama Papa.

CUT BACK TO:

84. INT. KANTOR - RUANG KERJA PAPA- PAGI

DIOS SAGARA (CONT'D)

Saat melihat kamu kembali kesini dan sama sekali tidak melupakan Nara, Papa rasa ini saatnya Nara menyelesaikan Naskah itu sesuai kesepakatan yang dia minta 5 tahun lalu.

ADZRA NAYAKA

Jadi selama ini Papa tidak membenci Nara?

DIOS SAGARA

Bagaimana bisa Papa membenci seseorang yang sudah mempertaruhkan nyawanya untuk anak Papa?

ADZRA NAYAKA

Bukannya Papa sangat kecewa saat aku gak bisa menjadi seorang dokter? karena kejadian 10 tahun lalu membuat aku hemophobia?

DIOS SAGARA

Menjadi dokter itu adalah cita-cita kamu. orang tua hanya bisa berupaya agar anaknya bisa mewujudkan cita-cita mereka.

DIOS SAGARA (CONT'D)

Dan saat kamu memutuskan untuk menyerah dengan cita-cita kamu, yang bisa Papa lakukan hanyalah mendukung tujuan kamu selanjutnya.

ADZRA NAYAKA

Kenapa 10 tahun Lalu Papa memindahkan aku ke luar negri, tanpa membiarkan aku bertemu Nara?

DIOS SAGARA

Saat itu kamu mengalami trauma hebat dan kondisi Nara kritis. Dokter bilang kemungkinan hidupnya saat itu hanya 30%. Kalau sampai Nara tidak selamat, kemungkinan terburuknya trauma kamu semakin parah.

ADZRA NAYAKA 

(menatap tajam ayahnya)

DIOS SAGARA

Tepat saat kamu kembali, Papa ingin kalian berdua bertemu secara langsung. 

DIOS SAGARA (CONT'D)

Tapi, Papa tidak menemukan keberadaannya. Dan saat mengetahui kalau ternyata kalian sudah saling bertemu (beat)

(tersenyum)

DIOS SAGARA (CONT'D)

Sepertinya takdir memang sedang bekerja.

DIOS SAGARA (CONT'D)

Tapi, karena sikap kamu kali ini sangat membahayakan kondisi Nara, untuk selanjutnya Papa akan membuat kamu jauh dari Nara.

ADZRA NAYAKA

Maksud Papa?

DIOS SAGARA

Kamu bisa kembali keruangan kamu sekarang.

Naka terdiam sejenak sebelum akhirnya berpaling keluar dari ruang kerja Papa.

CUT TO:

85. INT. RUMAH NAKA- RUANG KELUARGA- MALAM

Naka masuk ke dalam rumah, ia melihat Nara sedang memapah Ayahnya.

ADZRA NAYAKA

Lho, Om kenapa?

DITO LOARDI

Ini, tadi kesandung. Kakinya keseleo.

ADZRA NAYAKA

Mau ke dokter Om?

DITO LOARDI

Enggak, gak perlu. Mau istirahat aja di dalem. Om masuk ke kamar dulu ya?

(berpamitan dan meninggalkan Naka di ruang keluarga)

Setelah Nara dan Ayahnya masuk kedalam kamar, Naka beralih ke kamarnya.

CUT TO:

86. INT. RUMAH NAKA- TERAS RUMAH- MALAM

Naka melihat Pak Ari berjalan masuk kedalam rumah membawa peralatan cuci mobil.

Pov: jam di dinding menunjukkan pukul 23:21

ADZRA NAYAKA

Bapak suka banget nyuci mobil sendiri sih pak? Kan bisa dibawa ke pencucian mobil aja. Memang bapak gak capek?

PAK ARI

Enggak Mas, kan dibantuin mba Nara.

ADZRA NAYAKA

Nara? Mana?

(celingak-celinguk mencari keberadaan Nara)

PAK ARI

Itu lagi di dalem mobil, dari tadi mba Nara yang bersihin bagian dalem mobil. Saya masukin ini dulu ya mas ke gudang

(memperlihatkan barang bawaannya lalu bergegas pergi setelah mendapat izin)

CUT TO:

87. EXT. RUMAH NAKA- HALAMAN DEPAN RUMAH-MALAM

Naka berjalan keluar rumah, mencari keberadaan Nara. Beberapa langkah sebelum Naka sampai ke mobil, Nara keluar dari mobil.

ADZRA NAYAKA

Nar, udah malem, istirahat aja ya. Nanti lo malah sakit kalau kecapekan.

NARAYA SAFALUNA

(keluar mobil dengan membawa naskah)

ADZRA NAYAKA

Lo (beat) baca naskah itu?

(naka tersenyum sambil mendekat ke arah Nara dengan ekspresi malu-malu sambil menyenggolkan bahunya pada Nara)

NARAYA SAFALUNA

(diam dengan tatapan dingin)

NARAYA SAFALUNA (CONT'D)

Lo, apa selama ini lo nyimpen ponsel gue?

ADZRA NAYAKA

(terdiam)

NARAYA SAFALUNA

Kenapa lo ngelakuin ini?

(memperlihatkan ponselnya)

ADZRA NAYAKA

(terdiam)

NARAYA SAFALUNA

Lo tau gimana selama ini gue selalu berpikir, apa mungkin gue dibuang sama keluarga gue?

ADZRA NAYAKA

Nar, bisa gue jelasin.

NARAYA SAFALUNA

Apa lo tau setakut apa gue selama ini, karena bahkan saat ini gue gak tau dimana keberadaan kakak gue.

(air mata mulai mengalir)

NARAYA SAFALUNA (CONT'D)

Berulang kali gue bertanya ke diri gue sendiri, kenapa gak ada yang berusaha mencari gue? dimana kakak over portective gue? Dimana Rokta? apa gue berubah menjadi manusia yang jahat sampai bahkan mereka gak memperdulikan keberadaan gue?

NARAYA SAFALUNA

Dan ternyata lo nyimpen ponsel gue selama ini?

ADZRA NAYAKA

Gak ada petunjuk apapun dari ponsel lo Nar. Bahkan chat terakhir lo sama kakak lo aja 3 bulan lalu.

NARA

Stop bikin alasan, Adzra Nayaka! Selama ini Rokta selalu ngechat gue!

ADZRA NAYAKA

Terus kenapa kalau rokta selalu ngechat lo?

(menahan emosi)

NARAYA SAFALUNA

(mengeritkan kening, tidak mengerti)

ADZRA NAYAKA

Kenapa? Jawab! kalau lo tau selama ini Rokta selalu menghubungi lo, kenapa? Lo akan lari kepelukannya? Apa lo akan merasa lebih nyaman ketika di dekat dia, daripada berada di dekat gue?

NARA

(nara menggelengkan kepalanya, lalu meninggalkannya masuk ke dalam rumah)

CUT TO:

88. INT. RUMAH NAKA- MALAM

Naka mengikuti langkah Nara, merasa tidak sabar Naka menarik tangan Nara

ADZRA NAYAKA

Jawab!

Nara terdiam, membalik tubuhnya menatap mata Naka.

NARAYA SAFALUNA

Paling enggak, dia pasti tau segala hal yang terjadi dalam hidup gue selama ini. Sedangkan lo? Kemana lo selama ini?

Naka terdiam, matanya memerah menahan kecewa.

NARAYA SAFALUNA

Bahkan lo gak ada disaat gue tersadar dari koma 10 tahun lalu, dimana saat itu lo menjadi satu-satunya orang yang ingin gue lihat pertama kali.

(menunjukkan naskah)

ADZRA NAYAKA

(terdiam)

NARAYA SAFALUNA

Kenapa? Lo baru sadar, kalau selama ini gue memang ga ada artinya buat lo? Adzra Nayaka!

Ayah Nara keluar dari kamar saat mendengar keributan.

DITO LOARDI

Ini ada apa?

(dengan langkah agak pincang, melangkah mendekat ke arah Nara)

Nara terdiam menunduk menahan rasa sakit di kepalanya, menjatuhkan naskah yang dia pegang.

DITO LOARDI

Sayang kamu baik-baik aja?

ADZRA NAYAKA

Nar, lo sakit?

Nara menepis sentuhan semua orang. Ia mulai menangis histeris. Ingatannya kembali seutuhnya. Ia mendorong Ayah sampai terjatuh.

NARAYA SAFALUNA

Kenapa, kita, harus bertemu!!

(berteriak dengan seluruh tenaganya)

ADZRA NAYAKA

Nar! Lo kenapa? Dia Ayah lo?!

NARAYA SAFALUNA

Ayah? Apa dia pantas dipanggil Ayah?

(air mata membasahi seluruh wajah nara)

Nara melangkah mendekat ke ayahnya yang masih bersimpuh di lantai.

NARAYA SAFALUNA

Anda, bahkan jika suatu saat nanti saya mati, pastikan anda tidak menampakkan wajah anda di pemakaman saya.

DITO LOARDI

Maaf sayang, maafin ayah. Ayah mohon.

(menangis di kaki Nara)

ADZRA NAYAKA

Nara!!!! Gue rasa lo keterlaluan kali ini! Lo mau jadi anak durhaka?!

NARAYA SAFALUNA

Keterlaluan? anak durhaka?

NARAYA SAFALUNA (CONT'D)

Bagi gue dia cuma sampah yang ga ada artinya!

ADZRA NAYAKA

Gue gak nyangka, bagaimana bisa gue jatuh cinta selama sepuluh tahun ini sama perempuan gak tau adab yang durhaka kayak lo?!

ROKTA PRAYOGA

Siapa yang gak tau adab? Gue rasa lo sudah bicara diluar batas.

Rokta memasuki rumah Naka, berjalan ke hadapan Naka.

ROKTA PRAYOGA

Jangan berani-beraninya lo membentak Nara seperti ini lagi, terlebih dihadapan gue.

(tatapan menantang kepada Naka)

ROKTA PRAYOGA

Nar, gue anter pulang ya.

(suaranya lembut, menggenggam tangan Nara)

DITO LOARDI

Ayah minta maaf sayang, ayah mohon sama kamu. Ayah cuma mau deket sama kamu lebih lama lagi.

NARAYA SAFALUNA

(mendorong kencang ayahnya)

ADZRA NAYAKA

Apa segini doang hasil didikan nyokap lo?!

Nara berbalik melihat Naka dengan tatapan kecewa, lalu berjalan kembali menuju pintu keluar.

ROKTA PRAYOHA

Maaf Om, aku gak akan pernah lupa sama kebaikan Om. Tapi aku juga akan selalu mengingat bagaimana om membuat hidup Nara menderita. Dan aku gak akan membiarkan itu terjadi untuk kedua kalinya.

(kembali menggandeng tangan Nara)

ADZRA NAYAKA

Lo kira lo siapa?!

(menahan rokta)

ROKTA PRAYOGA

Lo yang siapa?!

(menantang)

ROKTA PRAYOGA (CONT'D)

Kalau sampai terjadi sesuatu sama Nara setelah ini. Sampai ke neraka pun, lo akan gue kejar!

(berbisik)

ADZRA NAYAKA

(Menghantam wajah Rokta sampai terjatuh )

Dalam sekejab Nara membalik keadaan, ia membanting Naka dan membantu Rokta.

NARAYA SAFALUNA

Selama ini lo baik sama gue hanya karena ini? Lakuin apapun yang lo mau sama naskah ini. bagi gue ini cuma sam-pah! gak ada artinya!

(menaruh naskah itu dengan kasar di dada Naka)

Nara dan Rokta pergi meninggalkan rumah Naka.

CUT TO:

89. EXT. RUMAH ORANG TUA NAKA- DEPAN PAGER RUMAH- PAGI

Naka menghalangi mobil yang mau keluar. Papa turun dari mobil.

DIOS SAGARA

Mama ada di dalam.

ADZRA NAYAKA

Aku mau ngomong sama Papa.

DIOS SAGARA

Papa ada meeting.

ADZRA NAYAKA

Selama ini aku gak pernah minta waktu Papa, kali ini (beat) aku mohon.

(bersimpuh dengan tatapan putus asa)

Papa menatap Naka dengan seksama.

DIOS SAGARA

Ayo ke ruang kerja.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar