Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Kenanglah Daku, Semesta Bekerja!
Suka
Favorit
Bagikan
8. SCENE 70-79

70. INT. RUMAH NAKA- KAMAR NAKA MALAM

Naka memasuki kamarnya, duduk di tepi tempat tidur sebelum akhirnya mengambil dan mulai membaca naskah yang Papa beri.

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Banyak orang menghinanya dengan sebutan pengecut, anehnya aku tidak sependapat. 

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Jika dia seorang pengecut, jangankan menjadi peringkat pertama disatu angkatan. Bahkan untuk masuk sekolah dan menghadapi orang-orang yang mengerjainya saja bahkan ia tidak akan punya nyali, bukan?

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Kalau dia pengecut dia akan mengadu ke orang tuanya yang kaya lalu membuat orang-orang yang mengerjainya dikeluarkan dari sekolah dengan sangat mudah.

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Aku tidak mengerti bagaimana orang-orang bisa menganggapnya sebagai seorang pengecut hanya karena dia diam saat diperlakukan buruk?

Naskah ini membuat Naka mengingat potongan potongan kenangan kelam di masa remajanya .

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Mereka kira aku melindunginya. Tapi, yang sebenarnya terjadi aku sedang melindungi hatiku sendiri. Karena entah bagaimana caranya ia menjelma menjadi bagian yang penting di hatiku.

SFX: suara ketuk pintu

Naka segera bangkit dari posisinya dan membuka pintu 

NARAYA SAFALUNA

Makan malamnya udah siap, makan yuk.

ADZRA NAYAKA

Oke.

(keluar kamar mengikuti langkah Nara)

CUT TO:

71. INT. RUMAH NAKA- RUANG MAKAN- MALAM

Naka melihat beberapa menu makanan tertata di meja.

DITO LOARDI

Ayo silahkan.

(segera berdiri dan menarikkan bangku untuk Naka)

ADZRA NAYAKA

Om, gak perlu gini. Udah om duduk, ayo makan bareng.

(merasa segan)

Ketiganya kini duduk dibangku masing-masing dan mulai menikmati makanannya.

NARAYA SAFALUNA

Ayah Aaaaaaa

(memberikan kode pada ayahnya untuk menerima makanan yang akan ia suapi)

DITO LOARDI

Ini tomat semua sayang

(dengan wajah memelas)

AYAH NARA (CONT'D)

Di sop Ayah juga udah ada.

NARAYA SAFALUNA

Aaaaaaa

(mengabaikan ucapan Ayahnya)

DITO LOARDI

Aaaaaaa

(dengan terpaksa. Mengunyah dan menelannya lalu tersenyum)

NARAYA SAFALUNA

Waaahh ayah hebatt

(memuji)

DITO LOARDI

(Tersenyum dan mengelus wajah putrinya)

ADZRA NAYAKA

Enak banget makanannya.

NARAYA SAFALUNA

Ayah, aku mau tanya, apa aku seorang koki?

(dengan penuh semangat)

DITO LOARDI

Bukan

(menggeleng)

ADZRA NAYAKA

(Tertawa geli)

DITO LOARDI

Kamu bilang kemampuan kamu dalam mengolah makanan sudah cukup untuk kelak bisa membuat suami dan anak-anak kamu menikmatinya.

NARAYA SAFALUNA

Terus aku jadi apa? 

(kecewa, bertanya pada diri sendiri)

DITO LOARDI

Kamu seorang fashion designer

ADZRA NAYAKA DAN NARAYA

Fashion Designer?

DITO LOARDI

Iya, designer pakaian. Kamu sering memenangkan kompetisi designer muda.

NARAYA SAFALUNA

Ha?

DITO LOARDI

Bahkan kamu mengerjakan sendiri pakaian yang dipakai Rokta.

NARAYA SAFALUNA

Rokta?

DITO LOARDI

Sekarang dia menjadi aktor terkenal. Dan dia cuma mau pakai pakaian yang kamu design untuk menghadiri acara-acara penting.

ADZRA NAYAKA

Om kenal sama Rokta?

(menghela napas dan merasa tidak nyaman)

DITO LOARDI

Kenal, dari masih kecil Rokta sama Nara udah jadi temen deket.

NARAYA SAFALUNA

Kenapa aku jadi designer?

(bingung sendiri)

DITO LOARDI

Entahlah mungkin karena pria pujaan kamu.

ADZRA NAYAKA

Siapa? Rokta?

(penuh rasa ingin tau)

DITO LOARDI

Bukan! Nama-n-ya

NARA

Aayyahhh! Makan! Kalau enggak tomatnya aku tambahin!

(mengancam)

ADZRA NAYAKA

Saya masih banyak kerjaan, balik ke kamar dulu ya Om.

(kehilangan napsu makan. Bergegas pergi)

CUT TO:

72. INT. RUMAH NAKA- KAMAR- MALAM

Naka menutup pintu kamar, mengatur napasnya untuk menahan emosi yang mendadak memuncak. Naka kembali membaca naskah yang tadi sempat ia baca.

ADZRA NAYAKA

Pria pujaan?! Mungkinkah Rokta? atau pria pujaannya adalah seorang model? Arghk!

(membanting Naskah yang tadi ada ditangannya.)

Naka segera beralih ke sebuah cermin full body dan mulai bergaya didepan cermin.

ADZRA NAYAKA

Postur tubuh gue juga oke untuk disandingin sama model.

(gerutunya)

Mulai mengatur napas dan kembali fokus pada naskah yang harus ia baca.

Insert jam 22:00

Naka merasa bosan di kamar.

CUT TO:

73. INT. RUMAH NAKA- RUANG KELUARGA-MALAM- MONTAGE

NAKA BANGKIT DARI TEMPAT TIDUR, NAKA BERJALAN MENUJU PINTU KAMAR UNTUK KELUAR, NAKA MELIHAT AYAH MENARUH BANTAL DI KEPALA NARA UNTUK MENGGANTIKAN PANGKUANNYA, NAKA MELIHAT AYAH DUDUK DI LANTAI MENGHADAP SOFA DIMANA NARA TERTIDUR. LALU MENGELUS WAJAH NARA DENGAN LEMBUT. NAKA MELIHAT AYAH MENCIUM KENING NARA, 1 KALI, 2 KALI DAN BERKALI-KALI LALU MENANGIS TANPA SUARA, NAKA MENUTUP PINTU KAMAR DENGAN PERLAHAN MENGURUNGKAN NIATNYA UNTUK KELUAR KAMAR.

CUT TO:

74. INT. RUMAH NAKA- KAMAR- DINI HARI

Naka mencoba tidur, merasa gelisah. Pada akhirnya menyalakan lampu lalu menoleh ke naskah di atas nakas samping tempat tidurnya. Naka melanjutkan kembali bacaannya.

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Saat ini, orang-orang berteriak memanggil-manggil namanya saat melihat sebuah mobil melaju kencang tidak terkendali mengarah padanya. 

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Tapi ia terkesan mengabaikan panggilan semua orang. Jadi aku berlari sekencang mungkin untuk bisa menyelamatkannya.

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Sejujurnya, aku merasa sangat takut dengan apa yang akan terjadi padaku. Tapi akan lebih menakutkan jika melihat terjadi sesuatu yang buruk padanya, jadi aku tersenyum sangat manis sebagai hadiah perpisahan.

(naka membalik beberapa lembar secara acak)

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Aku pikir ketika aku tersadar, dia akan menjadi orang pertama yang aku lihat. Menungguku membuka mata dengan ekspresi yang dipenuhi rasa yang khawatir. 

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Tapi, jangankan menunggu dengan wajah yang khawatir, bahkan sepucuk surat sebagai salam perpisahan tidak aku dapatkan. Apakah harusnya aku tersenyum lebih manis lagi saat itu? Menjengkelkan.

Naka mengeritkan keningnya

ADZRA NAYAKA

Mungkinkah?

(menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya)

Naka kembali membuka lembar naskahnya secara acak menuju ke akhir cerita.

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Saat mengetahui ia melanjutkan pendidikan ke Milan dan mengambil jurusan perfilman, aku memutar otak. Jurusan apa yang suatu saat bisa mendekatkanku padanya?

Sesaat Naka terdiam, Naka membuka kembali cover naskah itu.

ADZRA NAYAKA

Milan? Perfilman? apakah ini lagi-lagi sebuah kebetulan?

ADZRA NAYAKA (CONT'D)

Safaluna? Apa mungkin ini nama pena Nara?

Naka melanjutkan kembali Naskah yang dibacanya itu.

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Aku merasa bingung ketika Ayahnya memintaku mengirim proposal untuk mengajukan diri sebagai sponsor untuk tugas akhir yang akan di ikut sertakan dirinya dalam festival internasional. 

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Seminggu berlalu sebuah email masuk dan akhirnya ini menjadi kerja sama pertama kami. 

ADZRA NAYAKA (VOICE OVER)

Sayangnya, seakan ia hanya menyukai karyaku dan sama sekali tidak memperdulikanku. mungkinkah ini waktu yang tepat untuk menyerah lalu melupakannya?

Lembar terakhir naskah itu telah dibaca, Naka segera bangkit dari tempat tidur lalu membuka laptopnya. Naka membuka beberapa file mencari sesuatu dengan sangat hati-hati.

Insert: jam pkl.02:20

ADZRA NAYAKA

Naraya Safaluna.

Naka terdiam dengan apa yang ia lihat di layar komputer sambil mentertawai kebodohannya

CUT TO:

75. INT. RUMAH NAKA- KAMAR- PAGI

SFX: Suara ketukkan pintu

NARAYA SAFALUNA (O.S)

Naka, sarapan udah siap ya. Naka, bangun.

(dari balik pintu)

NARAYA SAFALUNA (O.S)

Naka? Udah bangun belum?

Naka membuka pintu.

ADZRA NAYAKA

Siapa nama lengkap lo?

(dengan tatapan datar)

NARAYA SAFALUNA

Ha? 

(merasa bingung)

ADZRA NAYAKA

Jawab.

NARAYA SAFALUNA

Jadi selama ini lo ga tau nama lengkap gue?

ADZRA NAYAKA

Sekarang gue pengen tau.

(mulai tidak sabar)

NARAYA SAFALUNA

Naraya Safaluna.

ADZRA NAYAKA

Gue tau lo jago bela diri, dan gue tau mungkin lo akan ngehajar gue habis-habisan karena ini.

(menggenggam tangan Nara lalu memeluknya erat)

ADZRA NAYAKA (CONT'D)

Maaf Nar.

(memeluk Nara lalu terjatuh tidak sadarkan diri)

DISSOLVE TO:

76. INT. RUMAH NAKA- KAMAR- SIANG

Naka membuka kedua matanya. Nara sibuk menyiapkan makanan.

NARAYA SAFALUNA

Hei, gimana? apa yang dirasain?

(mengambil kain kompres lalu menaruh tangan ke kening Naka untuk mengecek suhu tubuhnya)

ADZRA NAYAKA

(menatap Nara)

NARAYA SAFALUNA

Gue buat bubur, makan dulu ya?

(menaruh makanannya di atas nakas samping tempat tidur)

ADZRA NAYAKA

Lo mau kemana?

(merasa bingung saat melihat Nara berjalan keluar menuju pintu kamar)

NARAYA SAFALUNA

Mau keluar, seorang perempuan di kamar laki-laki. Mau dipikir apa kita sama bokap gue?

ADZRA NAYAKA

Tapi kan gue lagi sakit, lemes tau. Mana bisa makan sendiri.

NARAYA SAFALUNA

Yaudah, pintu kamarnya di buka ya? Gue gak mau nanti bokap gue mikir yang aneh-aneh lagi.

(melirik kiri-kanan dan gelisah)

ADZRA NAYAKA

Sekalian buka semua jendela rumah ini juga terserah lo aja Nar. Yang penting gue mau disuapin gue kan lagi sakit.

NARAYA SAFALUNA

Iya, iya.

(mengalah)

Nara berlari kecil membuka pintu dan jendela. Langkahnya terhenti ketika melihat sebuah ponsel, Nara berniat mengambil ponsel tersebut.

ADZRA NAYAKA

Naraya Safaluna, gue sependapat! Perempuan sama laki-laki gak boleh di kamar berduaan. Jadi mending lo keluar, daripada bokap lo mikir yang enggak-enggak.

(bergegas bangkit, mengabil ponsel memasukkan ke saku celana)

NARAYA SAFALUNA

Oke, makanannya dihabisin ya.

Nara mengikuti perintah Naka, lalu keluar kamar.

CUT TO:

77. INT. RUMAH NAKA- RUANG KELUARGA- SORE

Naka terbangun, memegang kening memastikan demamnya sudah turun. keluar dari kamarnya mencari keberadaan Nara.

ADZRA NAYAKA

Pak Ari? Gimana waktu libur yang saya kasih kemarin?

(mendapati keberadaan Pak Ari yang sedang membawa masuk alat cuci mobil.)

PAK ARI

Alhamdulillah Pak, bisa main sama anak-anak.

ADZRA NAYAKA

Syukurlah. Oh iya, Nara dimana ya Pak?

PAK ARI

Tadi izin pergi piknik sama Ayahnya nya.

ADZRA NAYAKA

Piknik? Piknik dimana?

PAK ARI

Di taman kota Mas.

ADZRA NAYAKA

Owh oke. Pak, kunci mobil.

(menadahkan tangan kepada Pak Ari)

PAK ARI

Lho, kata mba Nara, Mas Naka lagi sakit? Mba Nara bilang kalau mas Naka udah bangun tolong disuruh minum air kelapa.

(memberikan kunci mobil, lalu menunjuk gelas di atas meja)

ADZRA NAYAKA

(Naka segera meminum air kelapa yang sudah disiapkan untuknya)

CUT TO:

78. EXT. TAMAN KOTA- SORE

FADE IN

Naka membuka pintu mobil, sebelum keluar dari mobil ia memasukkan ponsel Nara ke dalam dasbort mobil. Naka tertuju pada seorang wanita yang duduk di rumput beralaskan tikar.

ADZRA NAYAKA

Hai.

NARAYA SAFALUNA

Lho? Kok lo di sini? Kan lo lagi sakit.

(mengabaikan sapaan Naka)

ADZRA NAYAKA

Justru itu, kan gue lagi sakit. Kok ada ya orang yang tega-teganya malah pergi piknik dan ninggalin gue sendirian.

(sembari duduk di samping Nara)

ADZRA NAYAKA (CONT'D)

Bawa bekal apa? Laper nih.

(sembari melihat kotak pinknik)

NARAYA SAFALUNA

Ini, makan yang banyak biar cepat sehat.

(Mengambilkan sepotong sandwich ayam, dan cream sup dari termos.)

ADZRA NAYAKA

Terimakasih. Oh iya, bokap dimana?

NARAYA SAFALUNA

Katanya mau ke toilet.

ADZRA NAYAKA

Oohh.

(Naka terdiam mendapati keberadaan Ayah Nara yang berjalan menggendap-endap, sambil memberikan kode kepada Naka sambil menempelkan jari telunjuk di bibirnya.)

DITO LOARDI

Sebutkan 3 orang yang paling kamu sayang.

(ayah menutup mata Nara dari belakang)

NARAYA SAFALUNA

Mama, Mama, kak Kananta. Ahahaha

DITO LOARDI

Jadi Ayah gak termasuk?

(dengan wajah sedih)

NARAYA SAFALUNA

Bercanda ayah, jangan sedih.

(dengan suara manja lalu memeluk ayahnya.)

DITO LOARDI

Ayah punya sesuatu untuk kamu, tutup mata

NARA

(mengikuti arahan)

AYAH NARA

Tara!

(memberikan sebuah kalung mainan)

NARAYA SAFALUNA

Lucu banget!

(membuka mata lalu tersenyum dengan gembira)

DITO LOARDI

Maaf ya, sekarang ayah cuma bisa kasih kalung mainan ke kamu.

NARAYA SAFALUNA

Pakein! Aku mau dipakein kalungnya sama ayah.

(dengan manja)

Ayah memakaikan kalung, lalu mencium kening Nara.

NARAYA SAFALUNA

Ayah, janji sama aku. Semenyebalkan apapun sikap aku, jangan pernah berpikir untuk tinggalin aku, kayak Mama ninggalin aku.

(memeluk erat ayah dengan air mata yang mengalir deras)

CUT TO:

79. INT. LOBBY KANTOR- PAGI

Naka dan Papa turun berbarengan dari kedua mobil yang berbeda di Lobby.

ADZRA NAYAKA

Selamat pagi pak.

(basa-basi)

DIOS SAGARA

Ikut saya ke ruangan.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar