Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN/FADE OUT
65.EXT.WARUNG SELAT SOLO – PAGI
Sebuah motor berhenti di depan warung Selat yang masih tutup. Kesibukan orang dropping belanjaan masuk ke dalam warung. Bu rina, memarkir motornya.
Tampak Sekar duduk sendiri dengan wajah tanpa ekspresi. Matanya kosong. Bu Rina menghela nafas sedih. Ia berjalan menghampiri.
BU RINA
Kulanuwun, Sekar?
Sekar seperti tersentak, sadar melihat BU Rina. Ia buru-buru bangkit dari kursinya dan berjalan cepat masuk rumah. tapi, Bu Rina berhasil menahan Sekar.
BU RINA
Sekar, kamu baik-baik aja?
Sekar melihat ke arah BU Rina dengan kuyu. Matanya berkaca-kaca. Bu Rina merapikan poni Sekar yang menutup mata.
BU RINA
Bu Rina mau bantu kamu, juga Hawa..
SEKAR
Hawa.. ?
Bu Rina mengangguk pelan, Sekar menunduk.
Seorang perempuan gempal, memakai apron, IBU SEKAR (50) keluar dan berdiri di depan Sekar. Wajahnya penuh galak.
IBU SEKAR
(Marah) Masih belum kapok ya? Kemarin sudah tak pisuh-pisuhi, masih mau datang minta damai? Ngasih kompensasi duit?! Memangnya anakku itu apaan?!
BU RINA
(Terkejut) Ha?! Jadi mereka sudah minta damai?!
Ibu Sekar berubah terkejut wajahnya. Sekar menggoyang-goyangkan tangan ibunya sambil menggeleng keras. Wajah ibu Sekar berubah kikuk.
CUT TO :
66.INT.RUMAH SAKIT – RUANG DOKTER
Sebuah pintu dengan tulisan “ Psikiatri “ tertutup rapat. Dari jendela tampak Suryajaya menyimak seorang dokter yang sedang bicara.
SURYAJAYA
(Heran) Trauma?
DOKTER
Betul. Bahkan ada catatan bekas memar di tangan dan goresan di leher..
Suryajaya terbelalak, ternganga. Lemas. Lesu.
DOKTER
Kami membutuhkan ada pendekatan secara personal kepada putri bapak, karena ini jelas bukan luka benturan tak sengaja.
Suryajaya mengangguk. Kemudian mengusap seluruh wajahnya.
CUT TO :
67.INT.RUMAH HAWA – KAMAR HAWA – MALAM
Hawa duduk di pinggir tempat tidur dengan menunduk,tangannya memainkan dua karabiner. Suryajaya duduk di depan Hawa. Mereka sedang berbincang (OS). Suryajaya menatap sedih ke arah Hawa.
hawa sesekali mengangguk. Menggeleng. Kemudian bahunya berguncang karena menangis. Suryajaya menggenggam tangan Hawa, Hawa mengangguk sambil menangis.
Suryajaya tertunduk lemas. Tangannya mengepal menahan marah. Rahangnya mengeras, matanya nyalang. Kemudian ia memeluk Hawa.
CUT TO :