Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
52.EXT.DEPAN RUANG LATIHAN – SIANG
Bu Rina berjalan ke arah ruang latihan, wajahnya tegang bercampur gemas. Sampai depan pintu, Pak Cahyo keluar. Bu Rina langsung mendorong masuk ke dalam dengan sedikit kasar.
MOVE TO :
53.INT.RUANG LATIHAN
Bu Rina yang bertubuh kokoh mendorong tubuh Pak Cahyo yang ramping ke salah satu kursi. Wajahnya galak. Pak Cahyo bingung. Bu Rina menatap Pak Cahyo yang jaraknya hanya sejengkal dengan wajahnya.
BU RINA
Apa yang sudah kamu lakukan pada Sekar dan Hawa?!
PAK CAHYO
Apa ta iki?! Aku ora mudheng!
BU RINA
Lihat saja, aku bakal bukak wadimu!
Bu Rina pergi meninggalkan Pak Cahyo yang gugup, merapikan baju dan rambutnya. wajahnya berubah kecut.
FADE IN/FADEOUT :
54.INT.RUANG GURU
Bu Rina duduk di meja kerjanya. Ruang guru sepi. Matanya menerawang, wajahnya menahan marah.
BEGIN FLASHBACK
55.INT.KAMAR KOS RINA – MALAM
Rina berjalan sambil membawa tas kuliah. Ia menuju kamar, membuka pintunya, terperanjat melihat CICI sedang duduk di tempat tidurnya dengan wajah ketakuan, bajunya berantakan. Rina panik.
RINA
Ci! Kamu kenapa?!
Cici menangis semakin keras. Tubuhnya lemas, kakinya lunglai. Ia melihat gaun tidur Cici berlumuran darah. Cici pingsan. Rina berlari keluar memanggil pertolongan.
CUT TO :
56.INT.RUMAH SAKIT – KAMAR PASIEN – PAGI
Rina duduk di depan meja dokter dengan wajah lesu dan prihatin.
DOKTER
Saudara Cici mengalami pendarahan, untung bayinya selamat, hanya butuh istirahat tidak boleh stres.
RINA
(Terperanjat) bayi?! Jadi..
Dokter itu mengangguk, kemudian memberikan resep kepada Rina. Rina mengamati kertas dengan nanar. Ia berjalan kembali ke samping Cici berbaring. Cici bergerak, siuman. Rina tergesa mengusap air matanya.
RINA
Ci, udah bangun? Mau maem apa, tak cariin
Cici menggeleng. Ia bergerak dengan kepayahan, menahan nyeri. Rina tergopoh membantu menaikkan bed menjadi agak tegak. Ia duduk sambil menggenggam tangan Cici.
CICI
Aku njaluk ngapura ya, Rin. Nggak bilang kalo aku hamil. Dan kurang ajarnya, Mas Cahyo nggak mau tahu, malah nuduh aku macem-macem!
Cici kembali menangis. Rina memeluk erat. Ia melihat kertas foto yang kusut, Cici dan seorang laki-laki, Cahyo.
CICI
Kemarin sore, dia datang minta putus. Aku nggak mau, aku minta dinikahi. Dia marah, aku dibanting, aku.. aku... di..paksa.. diaa bejaaattt, Naaaa..!!!
Cici semakin keras menangis. Rina semakin erat memeluk. Matanya menyala marah. Ia ambil foto itu.
RINA
Neng endi wonge iki?! Aku ora wedi ngantemi!
Cici menggeleng keras. Tangisnya kencang.
CICI
Ajaaa, bapaknyaa punya pangkaaatt, Naa.. aku wedii!
Rina memeluk dan menenangkan Cici. Matanya masih memendam marah.
FADE OUT/FADE IN
57.INT.RUMAH SAKIT – BANGSAL PASIEN – PAGI
Rina berjalan ke arah kamar Cici sambil membawa tas plastik berisi belanjaan. Langkahnya menjadi pelan melihat kamar Cici banyak orang, berlalu-lalang, dengan wajah yang serius.
Rina gegas mendekat, masuk ke kamar. Berjalan menuju ke tempat tidur Cici, kosong. Matanya melihat ke arah jendela yang terbuka, ada dua orang polisi berdiri di situ.
Rina semakin mendekat, wajahnya berangsur takut. Bibirnya bergetar. Ia beranikan diri melongok ke luar jendela.
POV RINA : Cici terkapar di bawah. Darahnya membanjir di atas aspal. Tampak brankar dan beberapa petugas medis datang dan meminta beberapa orang untuk menjauh.
Rina bergetar, tubuhnya lunglai. Pingsan.
END FLASHBACK
Bu Rina menghapus air matanya. matanya masih menyala marah. Tangannya membuka buku bersampul kulit yang sudah pudar. Foto Cici dan Cahyo yang kusut, foto diri Cici dan surat tulisan tangan Cici.
BU RINA
Saatnya kamu tidak bisa lari,Cahyo! Kamu bukan lagi anak pejabat! Kamu Cuma manusia bejat!
FADE IN/FADE OUT