Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
60.INT.RUMAH SAKIT – BANGSAL PASIEN – MALAM
Wilis duduk di sebelah Hawa yang hanya diam. Wilis memijat lembut tangan Hawa. Ia melihat pergelangan tangan Hawa ada memar. Dahinya berkerut.
WILIS
Cepet mari ya, Wa. Kangen je ngobrol sama kamu. Kamu ndak kangen pa, kok dari kemarin Cuma meneengg terus..
Hawa kemudian terisak.
HAWA
Lis, aku wedi..
WILIS
(lembut)Wedi karo sapa,Wa? Kamu cerita aja, ada apa..
Wilis mengeluarkan gantungan kunci karabinernya, ia lepaskan karabiner, dan dimasukkan dalam genggaman tangan Hawa.
WILIS
Ben ora wedi, anggep aja karabiner ini aku, yang siap nemenin kapan aja, oke?
Hawa bergerak memunggungi Wilis. Air matanya deras. Wilis menepuk-nepuk lembut punggung Hawa yang bergetar.
CUT TO :
61.INT.RUMAH SAKIT – RUANG TUNGGU
Suryajaya dan Bimantara duduk di kursi ruang tunggu pasien, tidak jauh dari kamar Hawa. Wajah mereka sedih, prihatin. Keruh.
SURYAJAYA
Matur nuwun ya, Mas. Kalau tidak ada njenengan, nggak tahu gimana Hawa.
BIMANTARA
Sami-sami, Mas. Kebetulan pas sampe rumah Wilis ngabari. Mereka berdua juga dekat, jadi Hawa sudah saya anggap bagian dari Wilis.
Suryajaya menggenggam tangan Bimantara dengan penuh syukur.
SURYAJAYA
Saya itu merasa bersalah, dulu ketika kecelakaan, Hawa juga didampingi orang lain. Saya masih di jalan jemput mereka..
BIMANTARA
Oh, pamannya?
SURYAJAYA
Bukan, orang yang nolongin Hawa dan Ibunya
Suryajaya menerawang. Bimantara mencoba mengingat sesuatu.
BEGIN FLASHBACK
62.EXT. JALAN RAYA - SIANG
Bimantara sedang berjalan dari apotik. Tedengar benturan keras (OS). Bimantara dan beberapa orang yang ada di sekitar menoleh ke arah suara. Ia berlari ke arah suara sambil memasukkan plastik isi obat dalam kantong jaket.
Tampak dua orang terkapar di jalan raya, dekat zebracross. Sebuah mobil setengah ringsek bagian depan, median jalan berantakan. Tas belanja terburai isinya, berserakan.
WARGA 1
Cepet, panggil ambulaan.. ambulaan!
WARGA 2
Woo, wis ngerti lampu abang kok mblandhang, ra aturan!
Bimantara melihat seorang anak kecil, perempuan, merintih.
HAWA
Ibuu.. sakiit..ibuuu
Bimantara mendekat dan mengelus kepalanya dengan lembut.
BIMANTARA
Sebentar ya, Om temani di sini..
Ambulan sudah datang. Bimantara melambaikan tangan ke arah petugas medis. Sebagian menolong perempuan yang tak bergerak di tengah jalan, kemudian beberapa orang yang terluka, satu orang menghampiri Bimantara. Mengecek nadi tangan dan leher.
PETUGAS MEDIS
Pak, Brankar Cuma satu. bapak bisa bantu kami? Cukup gendong dengan hati-hati, kita bawa ke rumah sakit.
BIMANTARA
Bisa! (pada Hawa) Nah, Om gendong pelan-pelan ya, tenang, Om di sini.
MOVE TO :
63.INT. DALAM MOBIL AMBULANCE
Bimantara duduk di dalam ambulan. Ia melihat mata anak itu terpejam, lumayan berdarah. Di depannya, si Ibu sedang dipacu jantung. Tak bergerak sama sekali. Bimantara menelan ludah.
END FLASHBACK
Bimantara seperti tersadar. Ingat sesuatu.
64.INT.RUMAH SAKIT – RUANG TUNGGU
BIMANTARA
Itu, kejadian di daerah Petoran bukan?
Suryajaya menoleh ke arah Bimantara.
SURYAJAYA
Nggih, leres! Hawa dan Ibunya minta dijemput di Petoran. Njenengan kok tahu?
BIMANTARA
Waktu itu saya nyari obat buat ibunya Wilis yang lagi opname di Moewardi, ada kecelakaan. Sepertinya anak itu terlempar ke pinggir, saya temani sampai masuk IGD..
Suryajaya terbelalak, seketika berdiri. Bimantara ditarik berdiri, dipeluk erat oleh Suryajaya. Menepuk-nepuk dengan rasa lega dan syukur.
SURYAJAYA
(takjub) jadi, selama ini kita tetangga! Aah, Gusti Allah pancen seneng ngejak guyon, Mas!
Bimantara seolah tersadar, kemudian mengangguk setuju. Mereka tersenyum lebar bersama. Mata mereka masih sendu.
SURYAJAYA
(haru) Dan kemarin, sekali lagi untuk Hawa. Matur sembah nuwun sanget, Mas!
FADE IN/FADE OUT