Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
43.EXT.STADION MANAHAN – ARENA LATIHAN PANJAT DINDING
Ranang dan Wilis sampai di salah satu tempat latihan panjat dinding. Ada beberapa yang sedang sibuk dengan tali, dua orang sedang ada di dinding yang berbeda dengan masing-masing instruktur di bawahnya.
Ranang dan Wilis mendekat. Tak jauh dari mereka berdua, berdiri sosok laki-laki difabel, dengan kaki satu tetapi sangat lincah memberi aba-aba pada salah satu anak remaja yang sedang turun pelan-pelan.
RANANG
Kamu di sini bentar ya
Wilis mengangguk, matanya mengikuti arah Ranang pergi kemudian kembali ke arah dinding.
Ranang bersalaman akrab dengan laki-laki difabel itu, SABAR (45) yang sedang menggulung tali dengan lincah. Sesekali melihat ke arah Wilis, manggut-manggut.
Ranang dan Sabar berjalan mendekati Wilis.
RANANG
Lis, kenalin temenku
Wilis menoleh dan melihat ke arah Sabar yang tersenyum cerah. Tangannya terulur ke arah Wilis. Wilis menyambut.
WILIS
Wilis..
SABAR
Sabar. Mau nyoba manjat? Itu (menunjuk seorang remaja yang tadi) salah satu anak yang semangat ingin tahunya besar, dia tunanetra.
Wilis melihat ke arah telunjuk Sabar. Ia melihat gadis itu dibimbing untuk membereskan alat-alatnya.
RANANG
Nggak perlu jadi atlit, yang penting tekun latihan. Siapa tahu dilirik pelatih paragames..
Wilis tersenyum.
SABAR
Jadi atlet itu bonus, yang utama kita bisa membuktikan kalau kita mampu.
Wilis manggut-manggut. Matanya tidak lepas dari mereka yang latihan bergiliran.
CUT TO :