Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
30.INT.RUANG LATIHAN KARAWITAN – SIANG
Suara Hawa halus mendayu diiringi gamelan yang dimainkan siswa-siswi lain. Pak Cahyo dan Bu Rina duduk tak jauh dari mereka. Ketika selesai, Pak Cahyo bertepuk tangan.
PAK CAHYO
Sebentar lagi festival pelajar mulai, semua sudah kompak. Untuk sinden, Hawa dan Sekar, habis ini latihan berdua sama Pak Cahyo ya.
HAWA
Maaf, Pak Cahyo. Hari ini saya ijin latihan, jadwal kontrol ke dokter
PAK CAHYO
Ya sudah, Sekar aja dulu, Hawa besok.
Tak lama isi kelas bubar, Hawa ditemani Bu Rina berjalan ke luar kelas. Sekar masih duduk di depan mikropon sambil membuka kertas-kertas lirik.
CUT TO :
31.EXT.RUMAH WILIS – TERAS – SORE
Ranang duduk di kursi tidak jauh dari Wilis. Mereka mengobrol.
WILIS
Eh, Mas! aku wis pindah sekolah. Masuknya habis libur semester ini. Ini katanya mereka lagi semesteran.
RANANG
(Tepuktangan) Wueee!! Hebat! Akhirnya luput cuti setahun ya, Lis. Syukurlah, tak kancani alon-alon buat adaptasi.
WILIS
Hlaaa, kan Mas Ranang kuliah, aku jik sekolah?
Wilis tertawa diikuti Ranang yang nyengir sambil garuk-garuk kepala.
RANANG
Maksude, kalo nanti kamu butuh bantuan tak rewangi. Mulai olah raga sithik-sithik biar tangan dan kakimu kuat nyangga badan..
WILIS
Siaappp!!
Ranang tersenyum lega melihat Wilis tertawa.
FADE IN/FADE OUT:
32.EXT.DEPAN RUMAH HAWA – PAGI
Wilis berjalan dengan kruk perlahan menuju rumah Hawa. Wajahnya semangat. Sampai di depan pagar dengan gerbang terbuka, Wilis semakin cerah.
WILIS
Hawaaa, berangkat sekolah yuk!
Hawa yang duduk di kursi sedang meraba dan memakai sepatunya tersenyum riang.
HAWA
Wilis! Kamu udah mulai masuk sekolah yang baru?! Waaah, selamat ya!
Wilis menghampiri Hawa, duduk di sebelahnya. Hawa mendengar suara gemerincing. Ia memiringkan kepala untuk memastikan suara yang dia kenal.
HAWA
Lis, kamu pake gantungan kunci ta? Coba liat..
Wilis menurut. Ia melepas gantungan kuncinya lalu memberikan pada Hawa. Hawa meraba, keningnya berkerut.
WILIS
Gantungan kunci favoritku itu. Ada dua, yang satu ilang, mbuh jatuh di mana.
HAWA
Berarti, itu punyamu yake ya?
Hawa mengeluarkan karabiner kecil dari saku tasnya. Kemudian diberikan pada Wilis. Wilis terbelalak.
WILIS
Eh, iya! Kuwi nggonku!
Wilis mengambil dari tangan Hawa, ia menimang-nimang karabinernya yang ketemu.
HAWA
Aku nemu pas lagi jalan pagi. Aku denger ada yang jatuh. Kamu naik sepeda ya waktu itu?
WILIS
Oh, iya bener banget. (JEDA) Hawa, ini karabiner buat kamu aja, tanda kekancan iki.
HAWA
Waah, tenane, lis? Matur nuwun yaa!
Wilis memeluk pundak Hawa. Mereka tersenyum senang bersama. Becak Wilis lewat. Wilis berdiri.
WILIS
Becakku! Eh, Wa, bareng yuk! Nanti biar Yu Marni ngikutin kita dari belakang. Tapi aku turun duluan ya
HAWA
Mau! Yuk, Lis. Akhirnya bisa becak-becakkan sama kamu
Wilis berjalan ke arah gerbang, lalu melambai ke tukang becak. Tukang becak yang sudah ditemui Yu Ratmi menoleh ke arah Wilis, mengangguk. Menghampiri. Becak langganan Hawa datang.
HAWA
Pak, nanti sama Yu Marni ya, aku naik becak satunya.
TUKANG BECAK
Nggih, Mbak Hawa
Hawa berpegangan pada Wilis yang sudah duduk duluan. Tangan Wilis menuntun Hawa untuk duduk di sebelahnya. Becak berjalan beriringan.
CUT TO :
33.INT.SEKOLAH HAWA – DEPAN RUANG LATIHAN – SIANG
Hawa sedang berjalan sendiri dengan tongkatnya. Selasar sekolah tidak begitu ramai.
Sekar keluar dari ruang latihan, berlari dan menabrak Hawa. Bruk! Hawa jatuh, Sekar ketakutan.
SEKAR
Hawa, maaf, gak sengaja! Aku duluan!
Sekar berlalu, Hawa berusaha bangun. Bu Rina melihat dan tergopoh menolong Hawa.
BU RINA
Hawa, kamu nggak apa-apa?
HAWA
Nggak apa-apa,Bu. Sekar kenapa, Bu?
BU RINA
Sekar?
Hawa berdiri dibimbing Bu Rina. Berjalan pelan menuju ruang latihan.
CUT TO :