Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
14.EXT.RUMAH SAKIT – PAGI
Selasar rumah sakit di depan IGD tampak beberapa orang menunggu keluarganya yang sedang menunggu tindakan. Sesekali brankar hilir mudik membawa pasien. Bimantara duduk tepekur di depan pintu. Wajahnya lesu. Kuyu. Seseorang dengan tangan digendong dengan perban tebal membungkus, mendekati Bimantara.
RANANG
(Hati-hati) Malam, Om..
Bimantara tersentak. Melihat Ranang ia berdiri. Mengamati tangannya yang dibungkus. Tanpa bicara, ia memeluk Ranang.
RANANG
Wilis gimana, Om?
Bimantara menggeleng. Senyum sedih. Seorang dokter membuka pintu IGD.
DOKTER
Keluarga Wilis Bimantari?
Bimantara menoleh cepat dan mendekati dokter, mengikuti masuk ke dalam dengan diam. Ranang menatap sedih.
CUT TO:
15.INT.BANGSAL INSTALASI GAWAT DARURAT
Dokter membawa Bimantara ke bilik tempat Wilis berada.
DOKTER
Ini bilik putri Bapak
Bimantara mengangguk, perlahan mendekati Wilis yang terpejam. Ada beberapa luka memar di dahi dan rahang. Melihat tangan Wilis yang diinfus, Bimantara menggenggam dengan gemetar. Bimantara menangis dalam diam. Air matanya jatuh.
BIMANTARA
Yang kuat ya, Nak. Bapak di sini
Wilis mengerang. Matanya bergerak-gerak resah tapi terpejam. Dengan sigap, Bimantara mengelus dahi untuk menenangkan. Ia melihat kaki kanan Wilis penuh perban, berwarna merah segar. Dokter membuka tirai dan memberi kode pada Bimantara untuk mengikutinya.
Dokter itu mempersilakan duduk Bimantara. Ia mengeluarkan rontgen milik Wilis.
DOKTER
Hm,untuk kondisi putri Bapak, harus segera ditangani. Kaki kanan Nona Wilis mengalami cedera neovaskular parah. Lukanya terbuka, beberapa mengalami dislokasi yang cukup sulit.
BIMANTARA
(Terbata) Lalu, anak saya harus gimana, Dok?
DOKTER
Satu-satunya opsi, kaki kanan putri bapak harus segera diamputasi. Dan ini dokumen persetujuan untuk... Pak?.. Pak?
Bimantara menatap dokter tanpa berkedip. Lalu pingsan. Petugas IGD panik, dan segera mengangkat Bimantara.
CUT TO :