Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
IZINKAN AKU MEMILIKIMU
Suka
Favorit
Bagikan
14. SCENE 100 - SCENE 104

SCENE 100

INT. RUMAH VIONA – SORE HARI

PEMAIN. VIONA

Viona berdandan secantik mungkin karena dia akan menemui Rendi. Setelah selesai berdandan, dia mengambil ponsel dan kartu nama dari tasnya. Kemudian dia menyimpan nomor telepon Rendi di ponsel lalu menghubunginya.

VIONA

Halo, Ini bapak Rendi ya?

RENDI

(Suara dalam telepon)

Ya, maaf ini dengan siapa ya?

VIONA

(Terdiam melamun)

Saya direktur Pt. Raksa tirta. Maaf tadi saya Cancel meeting nya, Karena ada kegiatan lain.

RENDI

(Suara dalam telepon)

Oke, tidak apa-apa Bu.

VIONA

Malam ini kalau bisa kita rapatkan, Nanti ketemu jam 18.00 WIB. Untuk tempat nanti aku share lokasinya. Bisa kan!

RENDI

Siap Bu, kita mengikuti agenda ibu saja.

VIONA

Oke, Sampai ketemu nanti malam.

Viona dengan senyum bahagia menutup teleponnya dan dia membawa catatan yang ia kumpulkan dari tanaman mawar kemarin. kemudian dia bergegas keluar menuju ke danau.

SCENE 101

INT. KAMAR HOTEL - SORE

PEMAIN. RENDI

Rendi keluar dari kamar mandi, dan akan ganti pakaian, tiba-tiba suara ponselnya berdering. 

RENDI

(Suara dalam hati sambil ganti pakaian)

Jangan-jangan gak jadi lagi.

Rendi mengambil ponselnya, lalu dilihatnya panggilan dari direkturnya.

RENDI

Ya pak, ada apa?

DIREKTUR

(Suara dalam telepon)

Aku dengar dari Dedi meetingnya di cancel, kenapa?

RENDI

Ya pak ditunda sementara kok, tapi malam ini mereka mengajak bertemu. Kata pihak mereka sih ada kegiatan lain tadi.

DIREKTUR

(Suara dalam telepon)

Oke, aku percaya kamu. Jangan sampai gagal lho.

RENDI

Siap pak!

Rendi menutup teleponnya, kemudian dia duduk di sofa kamar hotel sambil menghela nafas. Ponsel Rendi berdering lagi, di lihatnya message dari Viona, Rendi cepat-cepat membukanya dan dilihat share lokasi. Rendi membuka jarak dari hotel ke lokasi sekitar 1jam tanpa melihat bahwa tempat itu di danau.

RENDI

Hufff, Mudah-mudahan cepat beres.

Rendi berdiri dan membawa tas dan laptop nya. Kemudian dia keluar hotel.

SCENE 102

INT. DANAU - SORE HARI

PEMAIN. VIONA

Terlihat Viona duduk di sebelah taman yang dulu pernah dia tempati bersama Rendi. Viona dengan hati bahagia menunggu kedatangan Rendi. Dia membuka tulisan Rendi dan membacanya. Kemudian dia mengeluarkan laptopnya, dan membuka foto-foto saat bersama Rendi dulu. Viona tersenyum-senyum sendiri melihat kekocakan dirinya dulu bersama Rendi.

SCENE 103

INT. JALANAN ARAH DANAU – SORE PETANG

PEMAIN. RENDI

Rendi menggunakan GPS sesuai arahan share lokasi Viona, tiba-tiba Rendi merasa tak asing dengan jalanan yang dia lewati.

RENDI

(Melihat disekitar)

Ini kan menuju ke danau.

Sambil mengemudi dia mengambil ponselnya untuk melihat share lokasinya, ternyata dipeta menunjukkan Danau. Rendi merasa aneh karena tempat ini jarang ada yang tahu. Dalam pikirannya dia menebak-nebak.

RENDI

(Bicara dalam hati)

Aneh, Selain aku dan Viona jarang ada yang tahu tempat ini. Dan kemarin tempat ini juga belum tersentuh orang

Rendi mempercepat mobilnya menuju ke danau karena dia penasaran dengan orang yang menunggunya. Ketika masuk ke danau dia melihat mobil terparkir di tempat biasanya Rendi memarkir mobilnya dulu. Rendi kemudian menghentikan mobilnya dibelakang mobil Viona.

SCENE 104

INT. DANAU - MALAM

PEMAIN. RENDI, VIONA

Viona mendengar kedatangan Rendi, namun dia tidak menoleh ke belakang. Pandangannya tetap ke depan.

Rendi berjalan dan melihat ada seorang Wanita duduk dengan menyalakan laptop. Rendi penasaran dengan wanita yang ditemuinya. Hampir 5 langkah lagi Rendi sampai didekat Viona, Viona menghentikan langkah Rendi.

VIONA

(Tanpa menoleh, sedikit merubah suara)

Berhenti!

Rendi pun menghentikan langkahnya, dia semakin penasaran siapa sebenarnya dia.

VIONA

Bapak Rendi kan, Apakah file-filenya sudah dipelajari.

RENDI

(Dengan wajah penasaran)

Ya sudah Bu, Boleh saya duduk di situ untuk menjelaskan semuanya?

Viona lupa menggunakan suara aslinya.

VIONA

(Air mata Viona keluar)

Sebentar, Aku belum memutuskannya.

RENDI

(Suara dalam Hati)

Sepertinya kayak suara yang pernah ku kenal, siapa ya?

VIONA

Kenapa diam, jangan berfikir yang aneh-aneh. Meskipun kita Cuma berdua disini.

Rendi nekat melangkahkan Kakinya menuju ke Viona, Viona mendengar langkah kaki Rendi.

VIONA

(Suara Viona sesegukan karena menangis bahagia)

Berhenti! Siapa suruh kamu maju kesini.

Rendi mulai sedikit yakin bahwa itu adalah Viona, Rendi tak menghiraukan ketika disuruh berhenti. 

RENDI

(Sambil berjalan menghampiri Viona)

Viona!

Ketika berada disampingnya Rendi memastikan bahwa itu Viona, Rendi menoleh dan memandang wajah Viona.

RENDI

(Sambil memeluk Viona)

Viona.

Viona tidak membalas pelukan Rendi dari samping, Viona diam dan hanya bisa menangis haru, hingga Air matanya mengenai tangan Rendi.

Rendi melepaskan pelukannya kemudian dia mengambil kacamata yang di pakai Viona.

RENDI

(Sambil mengusap air mata Viona)

Aku kangen banget sama kamu Vi.

Viona tak melihat wajah Rendi, dia menatap kedepan dengan tatapan Seperti orang melamun, hanya air mata yang keluar.

VIONA

(Suara sesegukan)

Mengapa kamu melupakan janji kita dulu, ketika aku pulang aku mencarimu ke sini. Setiap malam aku merindukanmu, Mengapa kamu tinggalkan kenangan-kenangan ini. Apakah hatimu masih merindukanku?

Mendengar pertanyaan Viona seperti itu, Rendi kemudian duduk dengan pandangan ke depan, persis yang dilakukan Viona.

RENDI

(Dengan nada sedih)

Vi, Aku seperti ini karenamu. Aku tak pernah meninggalkan kenangan kita. Sampai detik ini pun tidak ada yang bisa mengisi hatiku kecuali kamu dan itu sampai kapanpun, Karena di hatiku hanya ada kamu saja. Aku sangat rindu dirimu, sangat merindukanmu tapi ketika aku merindukanmu hatiku semakin terluka dan sedih.

Viona menoleh ke Rendi dan kemudian menyandarkan tubuhnya ke dada Rendi.

RENDI

Vi, Jangan tinggalkan aku lagi. Cintamu adalah awal dan terakhir dalam hidupku.

VIONA

Aku sayang kamu Rend, Maafkan aku ya. Bukankah dulu bintang-bintang diatas yang menyatukan kita. Dan kini bintang-bintang diatas Menjadi saksi cinta kita.

Viona mengangkat kepalanya dari dada Rendi, kemudian dia memandang wajah Rendi, Rendi pun begitu, menatap Viona dengan penuh kerinduan. 

Mereka saling memandang, dan lama kelamaan akgirnya mereka berciuman.

END

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar