Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 71
EXT. RUMAH RENDI-MALAM HARI
PEMAIN. RENDI
Rendi merebahkan tubuhnya dikamar tidur, dia mencoba memejamkan matanya namun bayangan wajah Viona terus mengganggunya. Rendi membuka matanya kembali sambil menatap lampu di atasnya.
RENDI
(Dalam hati)
Hmmm Viona, lagi ngapain kamu vi.
Rendi mengambil ponsel di sampingnya, lalu dia membuka foto-foto Viona yang tersimpan di ponselnya. Dia memandanginya sambil tersenyum-senyum sendiri.
RENDI
(Dalam hati)
Vi, mudah-mudahan kita nanti akan selalu bersama.
Rendi melangkahkan kakinya berjalan ke teras Rumahnya, lalu dia menatap bintang-bintang yang berkerlipan di langit, sehingga membuatnya teringat waktu pertama Viona naik taksi dalam Keadaan mabuk.
RENDI
(Dalam hati)
Vi, Aku mencintaimu, Apapun yang terjadi aku akan selalu untukmu
SCENE 71
EXT. RUMAH VIONA - MALAM
PEMAIN. VIONA
Viona menatap Natalia yang lagi tertidur pulas di sampingnya. Viona mencoba menutup matanya, namun dia merasa rasa kantuknya semakin hilang. Tanpa pikir panjang, dia langsung ganti baju dan melangkah keluar dari kamarnya.
VIONA
Bi... Bibi....
Mendengar suara panggilan Viona, pembantunya pun bergegas keluar menemui Viona
PEMBANTU
Ya maaf non, ada apa ?
VIONA
Bibi, Aku mau main ke rumah teman, mungkin aku menginap dirumahnya. Nanti kalo Natalia bangun bilang saya ke rumah teman.
PEMBANTU
Ya non, tapi ini sudah larut Malam. Apa non tidak takut sendirian.
VIONA
Tidak apa-apa Bibi, rumahnya dekat kok.
Setelah berpamitan sama pembantunya, Viona pun langsung pergi meninggalkan Rumahnya dengan menyetir mobilnya sendiri.
SCENE 72
EXT. JALANAN - MALAM
PEMAIN. RENDI, VIONA
Rendi mengemudikan taksinya, tiba-tiba ponselnya berdering, dilihatnya dari Viona. Sambil mengemudi, Rendi mengangkat telepon dari Viona
RENDI
Halo Vi, ada apa Vi ?
VIONA
( Suara Viona di telepon )
Lagi Bawa penumpang atau tidak Rend ?
RENDI
Ini lagi kosong Vi. Memangnya kenapa Vi ?
VIONA
Ketemu yuk, aku ingin bersamamu malam ini. Aku tunggu di parkiran hypermarket ya.
RENDI
Apa Kamu sudah disana vi, aku juga kangen banget ingin cubit hidungmu vi ?
VIONA
( Suara Viona di telepon )
Gombal nih, ini aku lagi perjalanan ke arah hypermarket. Kita ketemu disana ya?
RENDI
Okeee
Rendi langsung memutar balik arah mobilnya untuk menuju ke hypermarket tempat yang mereka tentukan.
SCENE 73
EXT. HYPERMARKET – MALAM HARI
PEMAIN. RENDI, VIONA
Viona datang duluan di parkiran hypermarket. Kemudian dia menunggu Rendi datang. Tak lama kemudian taksi Rendi terlihat melintas ke arah parkiran. Viona langsung keluar dari dalam mobilnya lalu dia melambaikan tangannya. Ketika melihat Viona, Rendi langsung mengarahkan taksinya ke arah Viona untuk menemuinya.
RENDI
Ada apa vi, tumben Malam-malam kok mendadak ngajak ketemu?
VIONA
( Tersenyum menatap Rendi )
Kangen
Rendi mendekat ke Viona lalu dia menarik hidung Viona.
RENDI
Kirain ada apa..
VIONA
( Dengan suara manja )
Ke danau yuk?, Aku kangen ke sana Rend, kan mumpung besok kuliahnya libur.
RENDI
Emmm.. gimana ya? Ini sudah jam 23.00 wib vi.
VIONA
( Sedikit ngambek )
Ya sudah kalau tidak mau, Aku balik pulang saja !
RENDI
Hmmmm! baiklah, begitu saja marah. Tapi kalau marah kamu kelihatan sedikit cantik vi.
VIONA
Biarin, pakai mobil aku saja. Taksinya kamu parkir saja disini.
Viona memberikan kunci mobilnya kepada Rendi. Akhirnya mereka berdua masuk ke mobil menuju ke danau.
SCENE 74
EXT. DANAU - MALAM
PEMAIN. RENDI, VIONA
Rendi dan Viona berjalan berdua menyusuri bibir danau. Kemudian Rendi memperlihatkan Viona ke taman kecil yang sudah dibuatnya, dan mereka mengambil duduk dipinggir taman. Viona melihat bunga-bunga mawar yang sedang berbunga. Meskipun hanya diterangi cahaya bulan tetap terlihat indah.
RENDI
Indah banget malam ini. Melihat bunga-bunga indah ditambah dengan seorang bidadari tercantik sedunia.
VIONA
Hmmm, ternyata pintar ngegombal juga kamu. Tapi, Perasaan dulu tidak pernah kulihat ada bunga di sekitar sini.
RENDI
Lama sih gak kesini, kalau aku kan, setiap kali aku merindukanmu, aku pasti kesini.
Rendi berdiri dari duduknya, lalu dia memetik bunga mawar merah
RENDI
Ini untukmu sayang, aromanya wangi banget.
Viona tersenyum melihat Rendi memberikan mawar merah, Viona mengambil pemberian Rendi
VIONA
Ini yang bikin ngangeni, terus ngegombal.
Rendi kembali duduk disamping Viona.
RENDI
Vi, Kamu adalah cinta pertamaku, dan aku berharap kamu juga cinta terakhirku.
VIONA
( Mencium bunga mawar )
Ya Rend... Aku ingin engkaulah yang terakhir mengisi hatiku meskipun kamu bukan yang pertama di hatiku.
Viona Berdiri dan menatap bunga mawar di sampingnya. Lalu dia memetik bunga mawar putih.
VIONA
Ini adalah tanda hatiku untukmu, hatiku seputih dan sewangi bunga ini untukmu.
Rendi menerima bunga mawar dari Viona, kemudian dia memeluk Viona dari samping. Tak lama kemudian Viona merebahkan tubuhnya di pangkuan Rendi. Rendi menatap mata Viona, lalu dia menutup matanya dan menurunkan kepalanya ke bawah tanda dia mau mencium Viona.
Ketika Rendi hampir mencium, Viona dengan cepat menempelkan bunga Mawar di bibir Rendi.
RENDI
( Membuka matanya )
Aduh, Ada semutnya.
Viona bangun dari pangkuan Rendi dan tertawa melihat Rendi
VIONA
( Tersenyum )
Tidak izin dulu sih, Coba kulihat semutnya.
Rendi sedikit malu-malu, melihat Viona tersenyum. Viona berpura-pura melihat bibir Rendi yang di gigit semut. Kemudian Viona mencium Rendi. Setelah berciuman mereka saling malu, Rendi diam begitupun Viona.
RENDI
Ini adalah ciuman pertamaku Vi. Cewek pertama yang menciumku adalah kamu. Jadi kamu harus menjadi milikku.
VIONA
Hmmm, Gombal terus. Oh ya bener nih kamu gak pernah pacaran sama sekali
RENDI
Bener vi, Dari dulu aku tidak berani dekat-dekat cewek. Ya Karena keadaanku, aku takut tidak bisa memberikan sesuatu kepada mereka. Jadi aku tidak berani mendekati cewek mana pun.
VIONA
Sama aku kok berani hayo? Oh ya, Wisuda seminggu lagi, Setelah Wisuda nanti aku kenalin kamu ke orang tua ku
RENDI
Kalau sama kamu kan kejadiannya tidak sengaja, emmm ketemu papamu, Kira-kira papamu setuju tidak sama aku yang tidak punya apa-apa ini.
VIONA
Apapun yang terjadi aku memilihmu Rend.
Viona menyandarkan lagi kepalanya di pangkuan Rendi, mereka saling diam dan memandang bintang di langit.
SCENE 75
EXT. KAMPUS – SIANG
PEMAIN. MAHASISWA, VIONA, NATALIA
Acara wisuda meramaikan suasana di kampus, dan para mahasiswa/mahasiswi sangat bahagia
Setelah acara wisuda selesai Natalia dan Viona santai berada di kantin
NATALIA
Gimana rencana kamu sama Rendi setelah ini?
VIONA
Ini mau aku ajak kerumah, mau kenalkan dengan papa dan mama. Kalau kamu sama Juna gimana ?
NATALIA
Kita akan bertunangan dulu vi. Sambil menunggu dia lulus s2 baru kita nikah
VIONA
Selamat ya, Kalian memang serasi
NATALIA
Kamu dan Rendi harus datang lho, oh ya Rendi kemana tumben tidak bersamamu?
VIONA
Pasti aku datang, Bentar lagi dia juga kesini, soalnya mau aku ajak kerumah. Mau aku kenalkan ke papa.
Viona dan Natalia bercerita bersama di kantin sambil menikmati makanannya. Tak lama kemudian Rendi datang dengan pakaian lumayan Rapi karena akan diajak ke rumah Viona.
RENDI
Vi, Sorry telat dikit.
VIONA
Hmmm. Ini dia sudah datang Nat. Kamu aku tinggal balik dulu ya Nat, biar nanti gak ke sorean, juna kesini kan ?
NATALIA
( Melihat Viona )
Ya vi, tidak apa-apa
Juna juga lagi perjalanan ke sini.
( Ganti melihat Rendi )
Mau ketemu calon mertua ya Rend, Mudah-mudahan mulus dan lancar. Dan Ingat jangan Gugup.
SCENE 76
EXT. RUMAH VIONA – SIANG
PEMAIN. GERI, PAPA VIONA
Rendi duduk di ruang tamu rumah Viona, Viona masuk memanggil papanya.
Tak lama kemudian Papa dan Mama Viona keluar menemui Rendi. Sedangkan Viona menguping dari dalam rumah.
Rendi berdiri dan berjabat tangan dengan kedua orang tua Viona
PAPA VIONA
Ini Rendi ya, Silahkan duduk!
RENDI
Ya om, Terima kasih
( Rendi kembali duduk dan sedikit gugup )
PAPA VIONA
Apa benar kamu mencintai Viona, Viona cerita kamu kesini mau izin ke kami tentang hubungan kalian
RENDI
Ya om, Saya berharap om merestui hubungan kita
MAMA VIONA
Aku sering mendengar cerita tentang kamu dari Viona. Terima kasih sudah menemani dan membantu Viona ya.
RENDI
Ya tante.
PAPA VIONA
Maaf ya, Apa yang bisa kamu berikan untuk Viona? Hidup ini bukan hanya cinta, Apalagi kamu kan Cuma sopir Taksi, jadi ?
Dari dalam Rumah Viona terlihat sedih melihat kata-kata Papanya, tak terasa air matanya menetes.
RENDI
Ya om, memang betul hidup perlu materi, saya akan berusaha mencari kerja yang lebih baik lagi.
PAPA VIONA
Bukannya aku tidak setuju, Kamu tahu kan keluarga kami seperti apa. Sementara ini Viona akan aku kirim ke Amerika dulu untuk melanjutkan study nya disana. Jadi, Aku minta sementara jauhi Viona biar dia fokus untuk study nya dulu.
Air mata Viona terus membasahi pipinya, sesekali dia sesegukkan, mendengar Papanya akan mengirimnya ke Amerika.