Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 67
EXT. KAMPUS – SIANG
PEMAIN. VIONA, GERI
Setelah kelas berakhir, suasana di kelas tidak terlalu ramai karena sebagian anak-anak pada pulang. Viona terlihat masih duduk di kursi, dia melamun sambil menatap tempat Rendi yang kosong. Viona mengambil Ponselnya dan mencoba menghubungi Rendi namun tidak aktif.
Tiba2 Geri datang menghampiri Viona yang lagi sendirian.
GERI
Vi, please Maafin aku, aku ingin hubungan kita seperti yang dulu. Apa tidak bisa kita perbaiki semuanya?
Viona tak menghiraukan keberadaan Geri di depannya. Dia cuek saja dan tetap memainkan ponselnya.
GERI
Vi, Aku sayang banget sama kamu. Vi, tolong dengarkan aku dulu.
Viona menghentikan memainkan ponselnya, lalu dia menatap tajam ke wajah Geri.
VIONA
(Dengan santai)
Antara kita sudah tidak ada apa-apa lagi, Tidak ada yang perlu di maafkan lagi Ger. Jadi aku minta jauhi aku dan jangan sakiti Rendi karens aku yang mencintainya.
GERI
Siapa yang menyakiti Rendi? Aku memang cemburu sama dia, tapi aku
Mendengar ucapan Geri, Viona langsung berdiri tanpa kata-kata, lalu dia beranjak pergi untuk menjauh dari Geri. Ketika Viona akan pergi, Geri menarik tangan Viona.
GERI
Aku tetap mencintaimu Vi, maafkan aku Vi!
Viona berusaha melepaskan tangannya, dan kemudian dia pergi tak menghiraukan Geri.
SCENE 68
EXT. TAMAN KOTA - SIANG
PEMAIN. VIONA, NATILA, JUNA
Viona melamun sendirian di taman kota dengan perasaan sedih, karena sudah 2 hari Rendi tidak terlihat dan bila di hubungi selalu tidak aktif. Akhirnya dia menelpon Natalia, biar ada temannya.
VIONA
Hallo Nat, Bisa ke taman kota gak?
NATALIA
(Suara Natalia dalam telepon)
Bisa vi, sebentar ya, aku masih sama juna ini.
VIONA
Oke, Aku tunggu disini ya Nat.
NATALIA
(Suara dalam telepon)
Ok!
Viona menutup teleponnya, lalu dia menatap sepasang burung dara didepannya yang sedang memakan jagung. Mereka terlihat romantis. Tak lama kemudian Natalia datang bersama Juna.
NATALIA
Hey viona! Sorry agak kelamaan sedikit.
VIONA
Ya Nat, eh Juna mari duduk sini.
Akhirnya Mereka pun duduk berdampingan.
JUNA
Kemana Rendi vi, kamu kok sendirian, bukankah sekarang kalian sudah pacaran?
VIONA
Itu masalahnya Jun, 3 hari setelah kejadian itu Rendi menghilang tanpa kabar. Aku kan jadi bingung harus nyari dia kemana. Ponselnya juga tidak aktif. Kamu tahu alamat Rumahnya gak Nat?
NATALIA
Aku kurang tahu alamat Rumahnya Vi, gimana ya?
VIONA
Kalian sudah selesai kan acaranya? Aku mau ajak Natalia keluar.
JUNA
Iya, memang kenapa Vi?
VIONA
Boleh gak aku ajak Natalia sebentar untu membantuku mencari tahu alamatnya Rendi.
JUNA
Ya gak apa-apalah vi, kamu bisa saja.
NATALIA
Ya vi, hmmm coba nanti kita tanya ke kampus, kan pasti ada data Rendi di sana.
JUNA
ya coba cari tahu dikampus dulu. Oh ya, kalau gitu aku pergi dulu ya. Barangkali kalian butuh bantuan langsung hubungi aku ya. Nat, aku balik dulu ya.
NATALIA
Oke, hati-hati sayang.
VIONA
Terima kasih Jun.
SCENE 69
EXT. RUMAH RENDI - MALAM
PEMAIN. RENDI, VIONA, NATALIA, IBUNYA
Natalia dan Viona mengetuk rumah Rendi, Dari dalam Rumah terdengar langkah kaki yang berjalan untuk membukakan pintu Rumah.
IBU RENDI
(Terlihat dua cewek cantik di depan pintu)
Maaf, cari siapa ya?
VIONA
Maaf Bu, Apakah ini rumah Rendi, saya teman di kampusnya.
IBU RENDI
Iya betul, Mari masuk Nak!
Ibu Rendi mempersilahkan Viona dan Natalia masuk ke dalam Rumah dan duduk di ruang tamu, lalu ibu Rendi masuk untuk memanggil Anaknya. Sambil menunggu Rendi keluar, Viona memandangi di sekeliling ruang tamu Rendi, Tak lama kemudian ibu Rendu keluar membawa minuman.
IBUNYA RENDI
Mari, silahkan di minum, Rumahnya kecil jadi agak sempit.
Kemudian ibu Rendi duduk disofa dan berbicara kepada Viona dan Natalia.
IBU RENDI
Rendi lagi sakit, jadi tidak bisa masuk ke kampus. Ada yang mukuli dia ketika dia bekerja. Kemudian Rendi dihajar sampai terluka di kepalanya.
Natalia dan Viona mendengarkan cerita ibu Rendi.
VIONA
(pura-pura tidak tahu)
Kondisinya sekarang gimana Bu?
IBU RENDI
Kondisinya sudah baikan, tapi masih belum pulih, Belum sembuh total, jadi ibu suruh dirumah biar sehat dulu.
NATALIA
Sekarang dimana Rendi, bu ?, Apa di rawar di Rumah sakit?
IBU RENDI
Tidak uang Nak buat berobat. Jadi ibu rawat sendiri di rumah. Oh ya, Mari ibu antar ke kamar Rendi.
Natalia dan Viona mengikuti ibu Rendi menuju ke kamar Rendi.Ibu Rendi membuka kamar dan dilihatnya anaknya tidur. Viona dan Natalia berada di belakang ibu Rendi, kemudian dia membangunkan anaknya.
IBU RENDI
Rendi, bangun nak ! Ini ada yang mencari kamu.
Mendengar suara ibunya memanggil, Rendi yang terbaring di kamar tidur pun terbangun dan melihat siapa yang datang.
RENDI
(Suara dalam hati)
Natalia sama Viona.
IBU RENDI
Mari sini Nak masuk, Rendi sudah bangun. Mari silahkan.
NATALIA, VIONA
Ya bu, terima kasih.
Viona dan Natalia masuk ke dalam kamar Rendi untuk melihat keadaan Rendi.
IBU RENDI
Ibu tinggal dulu ya.
VIONA
Ya Bu. Terima kasih Bu.
Ibu Rendi melangkahkan kakinya keluar dari kamar Rendi, sedangkan Viona dan Natalia terdiam melihat keadaan Rendi di tempat tidurnya.
RENDI
Kalian Kok tahu alamat rumahku?
NATALIA
Ya iyalah, aku dan Viona kan detektif, lagian kamu sudah 3 hari gak masuk ke kampus tanpa ngasih kabar. Lihat Viona sampai Seperti orang kebingungan.
RENDI
Ya Nat, Maaf tidak sempat ngasih kabar. Vi, Maaf ya
VIONA
Jahat banget kamu Rend, Aku telepon juga tidak bisa, Untung ada Natalia.
Rendi membangunkan tubuhnya agar bisa duduk santai.
RENDI
Ya vi, ponsel aku mati karena tidak sempat ngecash. Itu ponselnya ada di meja. Buat berdiri masih nyut-nyut di kepala jadi aku pakai tidur saja.
NATALIA
Tapi, kondisi kamu sekarang sudah enak kan Rend?
RENDI
Ya, Sudah agak mendingan sih.
Viona melihat luka di kepala Rendi, dan terlihat lukanya sudah mulai kering.
RENDI
Aku juga kangen banget sama kalian.
VIONA
Aku khawatir banget Rend, Makanya aku ingin mengetahui keadaanmu.
NATALIA
Mudah-mudahan cepat sembuh Rend, biar kita bisa kumpul-kumpul lagi.
Akhirnya Mereka bertiga mulai saling bercanda. Hingga tidak terasa sampai larut malam.
SCENE 70
EXT. DEPAN KAMPUS – SIANG
PEMAIN. GERI, RENDI, TEMAN-TEMAN, NATALIA, VIONA
Geri dan kawan2nya berkumpul di depan kampus. Rendi dengan santai berjalan lewat didepan mereka.
GERI
Hey, sopir taksi kemana saja kamu?
Rendi menghentikan langkahnya, lalu dia menoleh ke arah Geri dan kawan-kawannya.
TEMAN GERI
Mungkin dia kehabisan duit, jadi mending cari penumpang.
Mendengar kata-kata teman Geri membuat Rendi sedikit emosi, lalu dia mengepalkan tangannya, Tanpa basa basi dia langsung memukul wajah teman Geri. Teman Geri pun tersungkur sehingga Geri dan temannya langsung mendekat ke Rendi
RENDI
Mau ngeroyok, Ayo! Dasar kalian banci semua.
Geri memukul Rendi, namun dg cepat Rendi menangkis dan memukul balik wajah Geri. Geri pun terjatuh hingga bibirnya berdarah. Teman-teman Geri berusaha membantu Geri yang terjatuh.
GERI
(Dengan mata melotot menatap Rendi)
Berani kamu, Awas ya!
Rendi diam memandang tajam ke arah Geri, Rendi mengepalkan tangannya dan mau memukul Geri lagi.
RENDI
(Dengan nada emosi)
Maju kalian, ayo!
Sebagian teman-teman Geri pergi karena takut melihat kemarahan Rendi. Rendi langsung maju dan memukul salah satu teman Geri.
RENDI
Kamu yang memukul kepalaku tadi.
TEMAN GERI
Bukan aku, Aku tidak tahu apa-apa Rend. Sumpah!
Rendi memberikan tinju ke wajahnya, setelah itu dia pergi tanpa menghiraukan Geri. Dari kejauhan Nata dan Viona melihat Rendi dan Geri berantem. Akhirnya mereka berlari untuk melerainya.
RENDI
(Melotot ke arah Geri)
Banci kamu, Sini lawan aku. Ayo!
Geri berlari ke arah Rendi sambil meninju, Rendi dengan cepat menghindarinya sehingga Geri terjatuh. Rendi dengan cepat lompat dan menindihnya, kemudian beberapa tinju di hantam kan ke muka Geri. Dari jauh Viona dan Natalia melihat mereka berkelahi sehingga mereka dengan cepat menghampirinya.
NATALIA
Sudah Rend, sudah!
Viona menarik tangan Rendi, kemudian Viona dan Natalia Mengajaknya pergi tanpa menghiraukan Geri.
VIONA
Kamu tidak apa-apa Rend?
Geri terdiam dengan raut wajah penuh amarah saat melihat Viona mengajak pergi Rendi.