Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 89
INT. DANAU – SIANG
PEMAIN. VIONA, NATALIA
Viona dan Natalia berjalan ke danau, Natalia melihat disekitarnya begitu indah dan tak terlihat seorang pun di danau. Kemudian Viona mengajak ke taman yang di buatkan Rendi dulu.
Viona melihat sebagian bunga mawar yang ditanam Rendi kering dan layu. Natalia mengambil mawar yang masih segar.
NATALIA
Sayang banget bunganya banyak yang layu.
VIONA
(Dengan wajah sedih)
Ini Rendi sendiri yang menanam dengan tangannya, sebagai tanda cintanya untukku.
Natalia melihat tanaman mawar yang sudah kering, lalu dia mencabutinya. Ketika mencabutinya Natalia memperhatikan sesuatu yang aneh di pangkal pohon. Dia melihat di ujung akarnya ada kertas di bungkus dengan plastik.
NATALIA
Vi, Lihat ini sepertinya ada sesuatu di akar mawar ini.
Viona menghampiri Natalia lalu mengambil kertas yang terbungkus plastik. Kemudian dia membuka kertas tersebut dan membacanya.
VIONA
(Membaca tulisan, dengan suara Rendi)
Mencintai memang butuh perjuangan Vi. Apalagi mencintai cewek sepertimu, Namun aku tidak akan putus asa vi. Akhirnya tuhan mendengarkan doaku bisa dekat denganmu. Aku bahagia banget vi. Mulai hari ini aku akan berusaha membuatmu bahagia. Tak kan kubiarkan air matamu jatuh. Vi, I love you. I miss you. Apapun yang terjadi aku ingin selalu bersamamu.
Viona menutup kembali dan mengajak Natalia menggali tanaman mawar untuk mencari tulisan-tulisan yang lain.Dan ternyata setiap tanaman mawar terdapat satu kertas.
VIONA
Ternyata di ujung akar tanaman mawar ini, dia mengungkapkan perasaannya Nat!
NATALIA
Ya vi, Mungkin tulisan-tulisan ini karena dia malu untuk mengungkapan perasaannya terhadapmu. Soalnya dia itu anaknya pendiam, mungkin karena itu dia menulisnya disini. SO Sweet juga Rendi.
VIONA
Ya Nat.
Viona dan Natalia membongkari tanaman-tanaman mawar untuk diambil kertas tulisan Rendi.
NATALIA
(Sambil tersenyum)
Tamannya jadi hancur nih Vi, ternyata banyak juga tulisan-tulisan yang terkumpul vi.
VIONA
Ya Nat, tidak apa-apa rusak. Aku ingin tahu perasaan Rendi. Ini pasti rahasia banget untukku.
Setelah semua terkumpul mereka berdua duduk kembali sambil melihat tanaman mawar yang berserakan.
SCENE 90
INT. RUMAH VIONA - MALAM
PEMAIN. VIONA
Viona berada di meja kamar tidurnya, dia membuka satu persatu tulisan-tulisan yang dia dapat dari danau. Viona membuka satu persatu tulisan Rendi. Dia kemudian membacanya sambil berlinang air mata. Sesekali Viona menghapus sendiri air matanya. Viona menatap ke arah luar jendela, dan tidak sengaja melihat bintang jatuh, dia lalu berdoa agar bisa bertemu Rendi.
VIONA
(Menutup mata)
Tuhan, kembalikan Rendi Untukku. Izinkan kami bertemu lagi.
SCENE 91
INT. RUMAH RENDI– MALAM HARI
PEMAIN. RENDI, DEDI, DIVA, RAISA
Rendi bersama Dedi menikmati kopi di teras Rumahnya. Tiba2 mata Rendi melihat bintang terjatuh.
Mata Rendi tak berkedip melihat ke atas langit, dia pun tak menghiraukan Dedi yang lagi berbicara kepadanya. Kemudian dia menutup Matanya sambil mengingat Viona.
RENDI
(Dalam hati)
Viona
Dedi mengamati Rendi yang seperti melamun melihat jauh ke atas langit. Dedi pun mengikuti melihat ke atas, namun yang terlihat hanya biasa-biasa saja yaitu bintang dan Rembulan. Dedi menatap langit lagi lalu kembali menatap Rendi secara berulang-ulang, tapi tidak ada tanda apa-apa.
DEDI
Rendi, Kamu aman kan? Rend, Rendi! Hey, Masih aman kan kamu?
RENDI
(Membuka mata)
Ada apa? Ganggu orang lagi konsentrasi saja kamu ini.
DEDI
(sambil menunjuk ke langit)
Memangnya ada apa disana Rend?
RENDI
(Sambil tersenyum dan melihat ke langit)
Ada sejuta kenangan yang tidak bisa kulupakan diatas sana ded, dan kamu tidak perlu tahu
DEDI
Hmmm, Ini namanya tidak aman. Kayaknya kisah asmara dulu. Memang pernah patah hati kamu? Mending lupakan dan sekarang sama devi saja.
RENDI
Devi memang cantik dan juga sepertinya baik, Tapi Aku sama dia belum ada rasa sama sekali, Jadi Aku masih status Aman tahu.
DEDI
(Sambil Garuk-Garuk kepala)
Aku tidur dulu, Ngantuk nih.
Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam untuk beristirahat.
SCENE 92
INT. KAMAR VIONA - MALAM
PEMAIN. VIONA
Viona terbaring di tempat tidurnya, namun sepertinya dia tidak bisa tidur. Kemudian dia mengambil ponselnya untuk melihat foto-foto saat bersama Rendi.
VIONA
(Sambil memandangi wajah Rendi di foto)
Kamu dimana Ren? Bukankah sudah kubilang 2tahun kita akan bertemu lagi.
Viona coba memejamkan mata namun sulit sekali untuk tidur. Sambil memejamkan mata Viona memanggil-manggil Rendi.
VIONA
(Menjerit dalam suara hati)
Rendi, dimana kamu? Rendi aku sudah kembali. Datanglah sayang!
SCENE 93
INT. RUANG TAMU RUMAH RENDI – MALAM
PEMAIN. RENDI, DEDI
Rendi tertidur diatas sofa sedangkan Dedi tidur di depan televisi. Mereka terlihat tertidur pulas. Hanya suara televisi sedikit berisik, namun tidak mengganggu tidur mereka.
Rendi dalam tidurnya bermimpi buruk, sesekali dia berteriak memanggil-manggil Viona.
RENDI
(Sambil tertidur)
Vi, Viona. Vi, jangan tinggalkan aku. Viona!
Dedi mendengar suara rintihan Rendi sehingga membuatnya terbangun, lalu dia mengamati wajah Rendi yang penuh dengan keringat sambil memanggil-manggil nama Viona
DEDI
(Suara pelan)
Viona,Viona siapa ya?
Rendi dalam keadaan tidur menoleh ke kanan dan ke kiri, dengan wajah yang penuh keringat. Tak lama kemudian dia terbangun sambil berteriak memanggil Viona.
RENDI
(Rendi terbangun dan berteriak)
Vionaaaaaaaaaa!
Dedi yang berada di depannya sontak kaget ketika Rendi terbangun sambil berteriak, sehingga Dedi menjatuhkan kepalanya ke lantai dan terbentur.
DEDI
Aduh!
Kemudian dia duduk lagi dibawah Rendi, dia melihat Wajah Rendi yang penuh keringat dan ngos-ngosan.
DEDI
Rend, kamu mimpi buruk ya?
Rendi tidak menjawab pertanyaan Dedi, Rendi terdiam sambil mengingat-ingat yang terjadi di dalan mimpinya.
DEDI
(Sambil mengipaskan tangannya ke wajah Rendi)
Masih Aman kan kamu?
Mendengar pertanyaan Dedi, Rendi mulai tersadar dan kemudian melihat Dedi yang ada di depannya.
RENDI
Sorry Ded, jadi Mengagetkanmu.
DEDI
Ya tidak apa-apa Rend, memangnya kamu lagi mimpi buruk ya, mimpi apa? Oh ya, Tadi kamu panggil-panggil nama Viona. Boleh tahu siapa dia?
RENDI
Ya Ded, Dia lah wanita yang ada dihatiku. Yang mengisi hari-hariku.
DEDI
Sekarang dimana dia, Kok aku gak pernah lihat kamu bersamanya?
RENDI
Dia sudah pergi, Orang tuanya mengirim dia ke Amerika untuk menyelesaikan study kerjanya. Jadi Aku dan dia sama-sama terluka karena harus berpisah. Dan terakhir aku melihatnya saat dia akan terbang ke Amerika.
Dedi mendengarkan cerita Rendi dengan serius, hingga sampai tak terasa dia tertidur. Namun Rendi terus menceritakan kisahnya karena tak tahu kalau Dedi tertidur.
RENDI
Aku berusaha menepis rasa rinduku padanya dengan bekerja. Agar perlahan-lahan bisa melupakannya.
Rendi merasa Dedi tak bersuara, kemudian dia melihat ke bawah dan melihat Dedi tertidur pulas.
RENDI
Minta diceritakan malah tidur. Hmmmm!
Rendi menyandarkan kepalanya di sofa, kemudian mengingat saat terakhir di bandara.
RENDI
(Mengingat di SCENE 81)
Mereka berdua berdiri dan saling menghampiri, namun tidak bisa bertemu karena terhalang dinding kaca dan petugas.
Viona pun disuruh masuk petugas karena pesawat akan terbang.
VIONA
(Sambil berderai air mata)
2 tahun aku akan mencarimu. Tunggu aku di danau. Tunggu aku kembali.
RENDI
Aku akan menunggumu dan bekerja keras untukmu. Jangan lupakan aku vi.
Rendi akhirnya teringat kata-kata Viona, bahwa Viona akan kembali kepadanya setelah 2 tahun di Amerika. Akhirnya Rendi coba menghitung-hiting waktu mulai berpisah dulu hingga sampai sekarang.
RENDI
(Membangunkan Dedi)
Ded, Bangun, ayolah Bangun.
Dedi akhirnya terbangun dari tidurnya meskipun sambil matanya terpejam dia berbicara dengan Rendi.
DEDI
Ya ada apa Rend, Aku ngantuk banget nih.
RENDI
Ded, aku disini mulai bulan apa ingat gak?
DEDI
Ya, Aku ingat-ingat dulu.
(Sambil menghitung dengan jari)
Perkiraan 30 bulan, kurang lebih 2 tahun lebih lha.
RENDI
Kamu gak ngigau kan?
DEDI
(Sambil mata terpejam karena ngantuk)
Gak lah! Kan sama dengan angsuran mobilku. Ketika Kamu masuk kesini kan aku leasing mobil.
RENDI
Haa. Haaa. Ya sudah kamu tidur saja lagi.
Rendi melihat jam tangannya, menunjukkan jam 23.00 WIB. Rendi berfikir sejenak, apakah berangkat sekarang apa besok.
RENDI
(Bicara sendiri pelan-pelan)
Perjalanan ke sana perkiraan 5 jam sampai 6 jam. Apa Aku berangkat sekarang saja?
kemudian dia ganti pakaian serta mengemasi sedikit baju-bajunya. setelah ditaruh dikoper Rendi balik membangunkan Dedi yang tertidur.
RENDI
Ded, Bangun dulu. Ded, Dedi!
Kalau tidak bangun, besok aku ganti posisi kerjamu dengan orang lain.
Mendengar Ancaman Rendi, dia langsung terbangun dan duduk dengan mata terbuka lebar sambil tersenyum tipis
DEDI
Ada apa pak bos?
Lho, Mau kemana malam-malam kok sudah Rapi banget?
RENDI
Gak usah banyak tanya. Besok bilang sama direktur bahwa aku ada acara penting. Jadi, Sementara kamu gantikan aku dulu. Besok aku hubungi direktur lewat telepon. Aku sekarang pergi dulu, mungkin satu minggu aku ke luar kota. Oke!