Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 61
EXT. JALANAN – MALAM
PEMAIN. RENDI, GERI, VIONA, NATALIA
Rendi menghentikan mobilnya di sekitar Diskotek. Dia mengambil ponsel dan melihat foto-foto di galeri ponselnya, lalu dia mengirim gambar taman bunga ke viona. Setelah mengirim gambar, tanpa sengaja Rendi melihat sosok Geri keluar dari diskotek berjalan menuju ke tempat Parkir mobil.
RENDI
( Dalam hati )
Geri!
Tak lama kemudian Viona dan Natalia menyusul dari belakang, lalu mereka menaiki mobil Geri.
RENDI
Viona sama Natalia, kemana mereka? Viona bilang dia sudah putus, tapi?
Rendi melajukan mobilnya dan mengikuti mereka dari kejauhan. Hingga ketika berada disekitar halte, terlihat Geri menghentikan mobilnya lalu Natalia turun dari mobilnya. Setelah itu Geri melajukan kembali mobilnya.
Dengan perasaan cemburu dia membuntuti Geri dan Viona. Ketika berada di jalanan yang sepi, Geri menghentikan mobilnya. Rendi dari jauh memperhatikannya dengan serius, hingga dia merasa sangat kesal ketika terlihat dari jauh Viona dan Geri berciuman didalam mobil.
Dengan kesal dan emosi, Rendi menyalakan lampu mobilnya sehingga tempat yang gelap terlihat terang. Geri dan Viona menoleh ke belakang, Viona melihat ternyata taksi Rendi yang menyorotinya. Viona langsung turun dari mobil untuk menghampiri Rendi. Namun Rendi langsung melajukan mobilnya.
VIONA
Rendi..... !
Tunggu.... !
Rendi dengan perasaan kecewa terus melajukan mobilnya, meskipun dia mendengar panggilan Viona.
GERI
( Dengan senyum nyengir dalam hatinya bicara )
Ternyata bocah itu adalah sopir taksi.
Viona menangis melihat kepergian Rendi, lalu dia berlari mencoba mengejar taksi Rendi, namun dia sudah tak terlihat. Viona berdiri terdiam melihat jauh ke arah jalanan, lalu dia duduk sambil menangis dan memanggil Rendi
VIONA
Rendi..... !
SCENE 62
EXT. KAMPUS
PEMAIN. RENDI, VIONA, NATALIA
Natalia dan Viona menemui Rendi di perpustakaan
NATALIA
Hey, Lagi baca apa itu. Tumben baca-baca novel segala ?
RENDI
( Memaksakan senyumannya )
Eh.. Natalia, ya iseng-iseng saja Nat.
VIONA
Rendi, aku boleh bicara sebentar gak denganmu ?
Rendi kemudian menatap Viona yang berada dibelakang Natalia.
RENDI
( Berusaha tegar )
Ya kenapa Vi, mau bicara apa ?
Setelah mendengar jawaban Rendi, Viona melihat Natalia. Natalia mengerti maksud tatapan Viona, akhirnya Natalia menjauh dari mereka.
VIONA
Rend, tadi malam itu. Kamu jangan salah paham ya. Aku hanya, hanya.
Viona tidak melanjutkan bicaranya, karena air matanya tiba-tiba menetes. Rendi tanpa sadar mengangkat tangannya lalu menghapus air mata Viona.
Dari kejauhan Natalia melirik ke arah Rendi dan Viona sambil berpura-pura mencari buku.
NATALIA
(Pura-pura membaca judul Novel )
Cintailah cinta
(Pura2 melihat novel yang lain)
Antara Cinta dan Benci
Rendi dan Viona menoleh ke arah Natalia. Natalia nyengir saat tahu mereka melihatnya. Kemudian Natalia sedikit menjauh dari mereka.
RENDI
Vi... kenapa menangis. Masalah semalam itu aku minta maaf ya, karena mengganggumu.
VIONA
Aku yang minta maaf Rend, kamu jangan marah ya sama aku.
RENDI
Kenapa aku harus marah Vi. Seharusnya aku yang salah Vi, lagian salahku juga mengharapkanmu untuk mencintaiku. Harusnya tahu diri juga dong. Siapa aku ?
VIONA
Rend jangan berpikir seperti itu. Aku benar-benar mencintaimu apa adanya. Tadi malam aku hanya. (Rendi memotong pembicaraan Viona )
RENDI
Sudahlah Vi, ku tidak apa-apa. Sumpah !
VIONA
( Air mata Viona semakin deras )
Aku tak mau menyakitimu Rend. Benar tadi malam itu yang terakhir. Aku terpaksa Rend, demi kamu, demi kita agar dia tidak mengganggu aku lagi. Makanya aku mengajak Natalia, tapu di tengah jalan Natalia disuruh turun. Aku tidak bisa berbuat apa-apa
Setelah mendengar mendengar penjelasan Viona, Rendi merasa bersalah. Dia mencoba tersenyum sambil menghapus air mata Viona, setelah itu dia langsung memeluk Viona.
RENDI
( Memeluk Viona )
Vi.. Maafkan aku ya, Aku tak bermaksud membuatmu menangis. Aku tak tahu kenapa aku sangat cemburu malam itu.
VIONA
Ya Rend, maafin aku juga ya !
Rendi melepaskan pelukannya, mereka pun saling bertatapan mata dengan penuh cinta.
RENDI
Sekali lagi Geri mengganggumu, akan kuhajar dia !
Tiba-tiba Natalia datang dan mendengar perkataan Rendi. Akhirnya dia ikut bicara bersama mereka.
NATALIA
Sudahlah jangan ladeni Geri. Semua kan sudah clear, intinya kalian harus saling percaya, saling setia, saling perhatian. Ya seperti aku sama juna itu
Natalia mencoba mendinginkan suasana. Rendi dan Viona pun akhirnya tersenyum dengan hati yang bahagia.
NATALIA
( Dengan wajah cemberut )
Kamu juga sih Rend. Deketin Viona tidak bilang sama aku. Pacaran sama Viona juga tidak bilang sama aku. Keluar juga tidak mengajak aku. Baru kalau ada masalah aku yang dibawa kesana kemari. Keterlaluan kalian..!
RENDI
Ya sorry Nat, Semuanya terjadi tiba-tiba. Aku juga tidak tahu. Mungkin ini namanya jodoh ya ?
Viona sedikit tersenyum melihat jawaban Rendi ke Natalia
NATALIA
Nanti malam kita nonton yuk, Kamu yang traktir Rend.?
RENDI
Nata, Aku gak ada duit sekarang. Kalau bulan depan gimana ?
NATALIA
Pokoknya nanti malam aku tunggu di bioskop jam 19.00 WIB. Aku sendirian, karena juna lagi di luar kota. Jadi kalian atur nanti malam ya. Kalau tidak datang, berarti kalian tega lihat aku sendirian di Bioskop.
RENDI
Nata, akhir bulan saja ya
NATALIA
Pergi yuk Vi, ingat ya Rend, nanti malam.
Natalia kemudian mengajak Viona pergi. Viona pun pergi bersama
SCENE 63
EXT. BIOSKOP - MALAM
PEMAIN. RENDI, VIONA , NATALIA.
Rendi dan Viona datang duluan, Sambil menunggu kedatangan Natalia. Viona mengajak Rendi ke kedai kopi depan bioskop.
VIONA
Kita tunggu disana saja sambil ngopi
RENDI
Di sini saja, kalau kita disana kan nanti Natalia mencari-cari kita.
Viona tersenyum melihat Rendi yang agak cemas. Kemudian Viona mengambil ponselnya di tas.
VIONA
Kan ada ini sayang...
RENDI
( Dalam hati )
Uangku cukup buat beli tiket bertiga
Viona memperhatikan Rendi yang lagi bengong. Viona tersenyum melihat Rendi. Viona menarik tangan Rendi menuju ke kedai kopi. Akhirnya Rendi tak bisa menolak. Mereka mencari tempat di depan agar nanti terlihat saat Natalia sudah datang.
PELAYAN
Pesan apa kak ?
Ini daftar makanan dan minumannya, nanti kalau sudah dipilih kakak tekan tombol hijau ini, nanti kakak akan Di datangi pelayan. Setelah menjelaskan pelayan kedai pergi ke tamu yang lain
Rendi kemudian melihat list harganya. Terlihat 3x lipat dari kopi di luar.
RENDI
Vi... Ini list tidak salah.
VIONA
( Sambil tersenyum )
Ya nggak lha Ren. Oh ya, Aku pesan Latte dan Roti bakar keju ya.
RENDI
( Menulis sambil melihat list yang di pesan Viona )
Aku kopi hitam saja Vi..
VIONA
Tenang saja Rend, Aku saja yang bayarin. Nanti masuk bioskop aku juga yang ngasih. Sudah pesanannya tadi, awas keliru lho.
RENDI
Ya vi.. maaf jadi kamu yang traktir. Tapi nanti tiket aku saja yang belikan.
VIONA
Jangan Rend, Biar sekarang aku yang traktir. Nanti kalau kamu dapat duit, traktir aku ya.
Pelayan datang dan menyajikan pesanan Rendi dan Viona. Setelah itu dia pergi. Mereka menikmati kopi latte di kedai dengan santai.
Tiba-tiba ponsel Viona berdering terlihat dari Natalia, Viona mengambil ponselnya dan menjawab panggilan Natalia.
VIONA
Halo Nat, Iya aku tunggu di kedai kopi depan bioskop.
Tak lama kemudian Natalia terlihat berjalan menghampiri Viona
NATALIA
Hmmm, Aktif banget kalian.
VIONA
Kamu sih, masih saja jam karet.
NATALIA
Eh, Ayo buruan masuk... Ini tiketnya sudah aku bawa.
RENDI
Katanya minta traktir, kok beli tiket sendiri.
NATALIA
Sorry... Ini film Favoritku.. jadi aku yang beli. Ayo masuk, Keburu tutup. Cepet habiain kopinya.
Kemudian mereka bertiga meninggalkan kedai kopi dan masuk ke Bioskop, untuk melihat film.
SCENE 64
EXT. KAMPUS – SIANG
PEMAIN. RENDI, GERI, VIONA, NATALIA, TEMAN – TEMAN
Didalam kelas, Geri menghampiri Rendi yang sedang duduk di kursinya, kemudian Geri mengumpulkan teman-teman lainnya Sedangkan Viona dan Natalia menghampiri Rendi.
GERI
Teman-teman, Ternyata teman kita ini adalah sopir taksi ( Haha...hahaaa ). Nah Kalau kalian butuh tumpangan langsung saja pesan ke Rendi.
VIONA
Maksudmu itu apa Ger ?. Kamu memang tidak bisa dipercaya.
GERI
Maksudku biar teman-teman tahu kalau disini ada sopir taksi.
Rendi diam saja saat Geri membully dirinya. Sedangkan yang lainnya saling berbisik-bisik mendengar cerita Geri.
TEMAN LAIN
Enak dong, Apalagi kalau gratis. haaaa.. haaaa.
GERI
Sopir taksi suka merayu penumpang. Jadi hati-hati yang cewek, takutnya dibawa kabur. Haha. haha.
VIONA
( Menatap Geri dengan emosi )
Itu lebih baik daripada kamu cuma bisanya minta orang tua.
GERI
Di fakultas se besar ini ada sopir taksi. haaa... Haaa...
PARA MAHASISWA
( Sebagian bersorak )
Hu..... Hu.....
Rendi kemudian keluar ruangan, Viona menyusulnya dari belakang. Geri dengan wajah bahagia melihat kepergian Rendi dan Viona.
SCENE 65
EXT. JALANAN – MALAM HARI
PEMAIN. GERI, TEMAN-TEMAN GERI, RENDI, NATALIA.
Geri dan teman2nya sedang menunggu Rendi di jalanan. Sambil main kartu dengan teman-temannya, Geri menunggu taksi Rendi lewat.
GERI
Awasi taksi Yang lewat, kalau itu Rendi kita kejar dia.
Rendi melajukan taksinya dengan santai.
Salah satu teman Geri memperhatikan taksi yang lewat dan dilihatnya nomor mobil taksinya.
TEMAN 1
Itu dia Ger...
Semuanya langsung masuk mobil dan Geri tancap gas mengejar Rendi.
Rendi melihat dari kaca spion sepertinya di belakang ada mobil yang kebut-kebutan, Rendi memelankan taksinya.
Geri langsung memotong di depan Taksi Geri. Dan langsung keluar dari mobil semua termasuk teman-teman Geri.
GERI
Keluar Lo...
Rendi tetap di sopir dan tidak membuka kaca.
TEMAN 2
( membawa batu bata )
Kalau kamu tidak keluar kupecahkan taksimu
Rendi terpaksa keluar dari taksi
RENDI
Apa maksud kalian....
Geri tanpa kata langsung menghantam Rendi, Rendi pun membalas hantaman Geri.
Teman Geri mengeroyok Rendi. Rendi terus melawan meskipun di kroyok Rendi hampir menang. Geri dan teman-temanya berkali-kali roboh. Hingga salah satu teman Geri memukul kepala Rendi dari belakang dengan kayu balok. Seketika Rendi terjatuh dan tidak kuat bangun dengan kepalanya berdarah.
Geri berdiri dan teman-temannya kabur melihat kepala Rendi berdarah.
Rendi jatuh tergeletak di pinggir jalan, tak lama kemudian Rendi sedikit tersadar. Dan kemudian mengambil ponselnya menelepon Natalia.
RENDI
( Memegang ponsel )
Halo Nat... Aku habis dikeroyok Geri
Tolong jemput aku ya..
Kepalaku berdarah aku tidak kuat mengemudi.
NATALIA
( Suara dalam telepon )
Ya aku segera Ke situ Rend..
Dimana itu
RENDI
Aku ada di jalan Suropati
Setelah itu Rendi coba berdiri dan masuk kedalam taksi, setelah di dalam taksi dia melepas bajunya dan menutupkan di bagian kepalanya yang berdarah.
Karena darah terus keluar Rendi menjadi lemas dan pingsan.
SCENE 66
EXT. RUMAH VIONA – DINI HARI
PEMAIN, VIONA, NATALIA, RENDI,
Rendi di dibaringkan di kamar Viona, dengan kepala terbalut kain kasa. Sedangkan Viona dan Natalia duduk di sampingnya
Natalia dan Viona terlihat kelelahan setelah selesai membantu Rendi. Mereka memandangi Rendi yang terbaring di tempat tidur Viona.
NATALIA
Vi... kasihan dia
Ya sudah aku istirahat dulu
Ngantuk banget aku
VIONA
Ya... Nat..
Sementara istirahat di sofa itu ya..
Natalia pun berjalan dan menggeletakkan tubuhnya di sofa, sementara Viona menunggui Rendi duduk dilantai menghadap wajah Rendi yang tertidur di atas tempat tidur.
Meskipun terasa capek, Viona tidak bisa tidur. Dia melihat Natalia sudah terlelap.
Viona membelai-belai wajah Rendi. Meskipun air matanya keluar tapi Viona Kadang juga tersenyum
VIONA
( Dengan suara pelan )
Ren... Aku akan selalu mencintaimu
Karena aku kamu seperti ini.
Viona terus menatapi wajah Rendi, dan membelai-belai Rendi. Hingga Viona tertidur.