Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 10
INT. KAMPUS – SIANG HARI
PEMAIN. RENDI, GERI, VIONA, NATALIA, TEMAN-TEMAN
Rendi dan teman-teman lainnya keluar ruangan karena jam kuliah sudah selesai. Ketika berjalan di pintu keluar ruangan tanpa sengaja Rendi menyenggol Viona, sehingga buku-buku Viona terjatuh berantakan.
VIONA
Aduh.....
Viona melihati buku bukunya yang berantakan dan Kemudian Viona melihat Rendi dibelakangnya
RENDI
Maaf..... aku... Aku tidak sengaja
Viona Cuma tersenyum tipis melihat Rendi, lalu dia jongkok membantu Rendi mengambil buku-bukunya yang terjatuh, namun tiba2 tangan Rendi ada yang menginjak.
RENDI
( Menarik tangannya yang terinjak )
Aduh....
Terlihat Geri sambil mendelik menatap ke Rendi
GERI
( Sambil melotot)
Sengaja mau godain Viona ya..
Geri melayangkan tangannya mau memukul wajah Rendi, namun Viona dan Natalia berusaha menarik tangan Geri dari belakang.
NATALIA
( Dengan keras dan Sedikit emosi melihat Geri )
Sudahlah Ger...
Viona tidak apa-apa juga kok
VIONA
( sambil memegang Geri )
Ya... Dia juga sudah minta maaf
Teman-teman lainya hanya melihat dan tidak berani melerai. Karena Geri ditakuti anak-anak di universitas.
Kemudian Rendi pergi, Geri menatap kepergian Rendi.
GERI
( Sambil menunjuk Rendi yang pergi )
Awas ya, kalau kamu ulangi lagi
Kemudian Geri menggandeng Viona dan mengajaknya pergi.
Melihat Rendi keluar, Natalia coba mengejar Rendi.
NATALIA
Rendi... Rendi... Tunggu..
Rendi menoleh ke belakang dan dilihatnya Natalia, Rendi menghentikan langkahnya. Natalia mendekat ke Rendi.
Akhirnya mereka berjalan keluar berdua.
NATALIA
Kamu tidak apa-apa kan ?
Memang Geri itu orangnya emosian
Yang kamu senggol itu tadi pacarnya, makanya dia marah
RENDI
Tidak apa-apa Nat.. Cuma lecet sedikit kena sepatu
terima kasih ya..
NATALIA
Ya... Sama-sama
Oh iya, kamu Langsung pulang apa santai dulu ?
RENDI
Ada pekerjaan sedikit di rumah ?
Memangnya ada apa
NATALIA
Gak ada apa-apa sih
Kita ngopi dulu di taman yuk
RENDI
Kapan-kapan saja lah
NATALIA
Kamu tunggu aku di taman, aku mau mengambil buku dulu di kelas.
Natalia pergi ke kelas untuk mengambil buku-bukunya, sedangkan Rendi berjalan ke taman.
SCENE 11
EXT. TAMAN KAMPUS – SIANG HARI
PEMAIN. RENDI, NATALIA
Rendi duduk di sebelah pojok taman, kemudian dia mengambil dompetnya dan membukanya, terlihat uangnya Cuma 10.000rupiah.
RENDI
( Dalam hati Rendi)
Kalau buat beli kopi berdua kurang ini nanti
Buat ongkos pulang juga tidak ada
Aduh!!!!
Rendi sedikit kebingungan, kemudian dia memasukkan kembali dompetnya ke saku.
Tak lama kemudian Natalia datang membawa kopi dan kue, Natalia mengambil tempat duduk di samping Rendi.
NATALIA
Maaf agak kelamaan dikit..
Sekalian aku belikan kopinya..
Ini kopinya enak Rend...
Rendi mengambil kopi pemberian Natalia
RENDI
Waduh jadi gak enak sama kamu
NATALIA
( Natalia makan kue sambil bercerita )
Gak apa-apa
RENDI
Terima kasih ya
NATALIA
Padahal kamu kan jago juga kalo berkelahi, mengapa tadi tidak melawan
RENDI
Bisa saja kamu Nat..
Rendi dan Natalia menikmati kopi dan kue bersama, mereka pun terlihat akrab.
SCENE 12
EXT. RUMAH VIONA YG MEWAH
PEMAIN. VIONA, MAMA VIONA, PAPA VIONA
Viona dari dalam kamarnya menangis sambil duduk di atas kasurnya dan mencoba menutup telinganya dengan tangannya karena tak tahan mendengarkan papa dan mamanya berantem
MAMA VIONA
( hanya suara)
Oh... Jadi kamu selingkuh sama dia
PAPA VIONA
(hanya suara)
Tidak Ma.. dia itu teman lamaku
Tiba2 Viona mendengar suara piring pecah
SUARA PIRING PECAH
Pyarrr.... Pyarrr....
Viona dengan menangis memberanikan keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar mamanya
VIONA
( Menangis dan teriak )
Berhenti semuanya
Viona melihat di sekelilingnya begitu berantakan. Viona melihat mama dan papanya bergantian sambil sesegukan karena menangis melihat mama papanya.
VIONA
( Sambil menangis )
Aku mohon jangan berantem Ma... Pa...
Kemudian Viona terdiam begitu pun mama dan papanya juga terdiam.
VIONA
( Menangis )
Kalian jarang dirumah
Terus pulang kerumah berantem
Aku juga butuh kasih sayang dari kalian
Semuanya Egois
Setelah itu Viona berlari keluar rumah, papa dan mamanya terdiam melihat kepergian Viona
SCENE 13
EXT. JALANAN – MALAM HARI
PEMAIN. GERI, WENDI, CEWEK-CEWEK
Geri dan teman2nya terlihat bersama cewek-cewek malam di atas mobilnya. Mereka lagi asyik melihat balap liar dengan minuman beralkohol.
Tiba-tiba Hp Geri berdering.
SUARA HP GERI
(Tiingg... Tingg.... Ting.... Sambil bergetar)
Diambil dan terlihat Viona sedang menelepon, namun Geri sepertinya malas mengangkatnya, jadi dia masukkan hp nya ke sakunya lagi. Tak lama kemudian hp nya berdering lagi.
Salah satu temannya memperhatikan Geri.
WENDI
Sapa Ger...
Vio ya....
Ajak kesini saja
GERI
Gak bakalan mau dia Wend...
CUPU...hhaahhh
Anak mama...
Wendi dan lainya tertawa.
GERI
(menunjukkan narkoba di plastik)
Pernah mau gua kasih ini malah dia marah.. dan langsung pergi...
WENDI
Sudahlah.... Mungkin dia mau mengajakmu jalan......
Telepon balik saja Atau ajak ke mana gitu
GERI
Malas gua bro..
WENDI
Nanti kalau dia ngambek gimana
Ajak saja kesini, sekalian nongkrong..
GERI
Gak bakalan dia marah
Aku tahu dia...
Sudahlah gak usah dibahas lagi.. kita hepi saja disini..
Geri tak menghiraukan telepon Viona, dan dia pun melanjutkan acara bersama teman-temannya.
SCENE 14
INT. DISKOTEK - MALAM
PEMAIN. VIONA, NATALIA
Viona duduk di meja sendiri, dia minum-minuman beralkohol untuk menghilangkan masalahnya. Karena terlalu banyak minum membuat Viona mabuk dan tertidur di meja.
Tak lama kemudian Natalia datang menemui Viona, dari pintu terlihat Viona sepertinya tertidur. Ketika berada di samping Viona, Natalia melihat Viona habis minum.
Akhirnya Natalia meminta tolong ke pegawai.
NATALIA
Mas minta tolong bantu aku ya..
Pegawai diskotek membantu Natalia menuntun Viona sampai keluar Diskotek. Setelah itu pegawainya pergi
VIONA
( Mabuk )
Maaf Nat, merepotkanmu
Kamu memang teman terbaikku
Hehehe..
NATALIA
Kenapa kamu ikutan mabuk gini vi..
Jangan ikuti Geri dong..
VIONA
( Mabuk )
Banyak masalah Nat...
Dan juga aku pusing bangetmelihat orang tuaku Nat..
Natalia dan Viona duduk diluar, Viona tiba-tiba muntah, Natalia memijit punggung Viona
NATALIA
Makanya jangan minum-minum gini Vi..
Tadi kamu kesini bawa mobil sendiri ?
VIONA
Tadi aku naik Taksi Vi..
NATALIA
Ya sudah aku carikan taksi dulu, kamu pulang saja ya
VIONA
Aku tidak mau pulang Nat..
Kalau ke rumah tambah membuatku pusing
NATALIA
Pokoknya kamu harus pulang
Aku juga harus balik kerja
ini tadi untung dapat ijin keluar
Natalia berjalan ke depan mencari taksi yang melintas, sedangkan Viona tergeletak di kursi depan diskotek.
Terlihat Taksi melintas disebrang jalan, Viona melambaikan tangan dan taksi menyalakan lampu kedip-kedip sebagai tanda bisa.
Natalia kembali ke Viona dan membantu Viona berdiri. Namun Viona lagi-lagi muntah. Natalia mengambil minyak oles dan dioleskan ke hidung Viona.
VIONA
Apa ini Nat..
Baunya tidak enak banget..
NATALIA
Biar badanmu hangat dan tidak muntah-muntah,
Kamu kan lagi mabuk.
Natalia dan Viona berdiri menunggu taksi datang ke arahnya.
VIONA
( karena mabuk Viona ngomong sendiri )
Aku gak ingin pulang Nat..
Geri kemana kamu...
Aku kesepian sendiri
NATALIA
Sudahlah Vi..
Kan ada aku..
VIONA
Geri sepertinya sudah tidak sayang sama aku lagi Nat
Tidak seperti dulu
Papa dan mama juga begitu
NATALIA
Ya suatu saat pasti mereka berubah
Jangan berfikir yang aneh-aneh
Natalia terus mengelus-elus pundak Viona sambil menunggu taksi tadi.
SCENE 15
EXT. JALAN RAYA DISKOTEK – 12.00 DINI HARI
PEMAIN. VIONA, NATALIA, RENDI
Rendi meluncur dengan santai sambil mendengarkan musik.
Ketika hampir sampai di pelataran diskotek, Rendi kaget melihat dua cewek yang memesan taksinya tadi.
RENDI
( Sambil mengemudi, Rendi memperhatikan kedua cewek tersebut)
Sepertinya itu Natalia
Rendi sedikit kebingungan, akhirnya dia memakai topinya biar tidak ketahuan.
Rendi menghentikan taksinya pas di pintu samping belakang, kemudian membukakan pintu taksinya dari dalam.
Natalia tanpa berpikir panjang, langsung membantu Viona masuk ke dalam dan memegangi Viona sambil mengambil kartu Nama Viona di dompetnya.
NATALIA
( Memberikan kartu Nama )
Pak sopir tolong antarkan ke alamat ini
Dan ini juga ongkosnya, kembaliannya ambil saja
RENDI
Ya non.. terima kasih
Rendi mengambil kartu nama dan uangnya tanpa melihat ke wajah Natalia.
RENDI
Oke.. ke alamat ini ya.
NATALIA
Ya pak, Tolong nanti di antar sampai ke rumah ya...
Karena teman saya dalam kondisi mabuk
RENDI
Baik non..
NATALIA
Terima kasih
Natalia keluar dari taksi dan menutup pintunya.
Rendi menyalakan mesin taksi, kemudian menutup kaca mobil. Sedangkan Natalia melihat taksi yang pergi.
SCENE 16
INT. TAKSI – DINI HARI
PEMAIN. RENDI, VIONA
Rendi melajukan taksinya dengan pelan-pelan dan sesekali melihat Viona yang lagi merintih karena mabuk. Rendi terus memperhatikannya.
RENDI
(Dalam hatinya)
Untung Natalia tidak ikut
Tiba-tiba terdengar suara Viona muntah, dengan cepat mata Rendi melihat Viona dari kaca spion
Tanpa sadar Viona tahu kalau dia dilihati dari kaca spion.
Viona menutup matanya dan merebahkan tubuhnya di kursi mobil.
VIONA
Maaf pak sopir,
Jangan marah ya.. nanti aku bersihkan..
Rendi langsung membuang pandangannya dari kaca spion dan menatap ke jalanan.
RENDI
Maaf non, tidak apa-apa nanti saya bersihkan
Akhirnya mereka sama-sama terdiam sejenak, setelah itu terdengar igauan Viona yang mabuk.
Rendi coba melirik lewat kaca spion, terlihat Viona menidurkan tubuhnya di kursi mobil.
VIONA
Gua mau tidur sini ya....
Kalau sudah sampai tolong di bangunkan bang...
Rendi cuma menganggukkan kepala, sedangkan Viona Sambil tidur-tiduran dia masih mengigau sendiri, kemudian dia membuka matanya dan mengajak Rendi bicara
VIONA
om sopir....!!
Om sopir...!!
Boleh aku cerita tidak ?
Karena tak ada yang bisa gua ajak bicara...
RENDI
( Sambil melirik ke kaca spion )
Ya non..
VIONA
Aku galau banget om sopir
Kesepian setiap hari
Orang tua jarang dirumah
Punya pacar egois, jarang memperhatikanku..
Hidup rasanya sepi....
Kemudian Viona terdiam dan menghela nafas
VIONA
Mengapa harus aku alami
Aku gak butuh uang... Aku ingin banget di manja.. di sayang..
Rendi tetap fokus ke jalan raya, sesekali dia melihat Viona dari spion. Dia cuman terdiam dan tak bicara
VIONA
( Dengan mata terpejam )
Om sopir
Harta itu bukanlah pilihan,
papa dan mama aku, uangnya banyak tapi mereka jarang di rumah.. jarang bersamaku sejak kecil, mereka hanya mengurusi bisnis dan uang saja..
(Viona terdiam sejenak, kemudian tersenyum tipis )
Pulang-pulang mereka bertengkar..
Setelah itu balik ke luar kota lagi..
Tidak ada waktu untukku.. sama sekali..
RENDI
Sabar non... Tuhan mungkin punya rencana lain yang lebih baik buat non...
VIONA
Jadi lebih baik aku seperti ini, biar kejenuhanku hilang
RENDI
Berusaha lebih baik itu yang terbaik...
Keduanya sama-sama terdiam, Viona muntah lagi di dalam Taksi.
VIONA
Maaf aku muntah lagi.
Taksimu jadi kotor
RENDI
Gak apa-apa non...
Nanti biar saya bersihkan sendiri..
VIONA
( Dengan mata terpejam, viona menjawab )
Om sopir terima kasih, maaf banget
Rendi melirik ke kaca spion, terlihat Viona duduk kembali sambil membersihkan bekas muntahannya dengan tisu
VIONA
Boleh minta nomornya om, barangkali saya butuh tumpangan bisa kan panggil taksinya.
RENDI
Ya non, bisa non..
Ini kartu taksi saya non
Sambil mengemudi, Rendi memberikan kartu nomor taksinya tanpa menghadap ke belakang.
Viona menerimanya dan memasukkannya ke dompet nya.
Suara GPS mobil mengeluarkan suara
SUARA GPS
Tujuan Anda segera tiba
Rendi pun memelankan taksinya, hingga sampai di depan rumah Viona
RENDI
Non... sudah sampai di alamat rumahnya ini...
Rendi turun dan membantu Viona keluar mobil. Viona tak mampu berjalan sendiri karena dalam kondisi mabuk.
Rendi kebingungan mau membantu Viona, karena takut ketahuan.
VIONA
Bantu aku ke dalam ya...
Aku tidak kuat jalan sendir
RENDI
Ya non..
Rendi berjalan bergandengan dengan Viona, layaknya dua sejoli. Kemudian mereka berhenti pas di depan pintu pagar.
Ketika Rendi membunyikan bel rumah dan menunggu pembantunya keluar. Viona terlihat memejamkan matanya sambil menyandarkan kepalanya di pundak Rendi.
Rendi memandangi wajah Viona yang cantik, polos. Kemudian membersihkan kotoran di bibir Viona.
VIONA
( sambil menutup mata dan tersenyum tipis )
Terima kasih om sopir
Rendi dengan cepat memalingkan wajahnya ke bawah dan membuang tisunya.
Tak lama kemudian pembantu membukakan pintu pagar dan melihat Viona mabuk.
PEMBANTU
Non Viona..
RENDI
Ya Bu.. saya sopir taksi, temannya non ini tadi yang menyuruh saya mengantar kesini
PEMBANTU
Ya terima kasih pak
Rendi memindahkan Viona ke pembantunya, setelah itu Rendi balik menaiki taksinya sambil melihat ke arah pintu rumah Viona sampai pintunya tertutup.
SCENE 17
INT. RUMAH RENDI – PAGI HARI
PEMAIN. RENDI, IBUNYA
Suara alarm jam yang di atas meja berbunyi keras menunjukkan jam 06.00 WIB.
SUARA ALARM
Kriiingg... Kriinggggg... Kringg
Rendi bangun dan duduk sambil mematikan alarm, Rendi kelihatan masih mengantuk.
Sambil mata setengah terpejam Rendi masuk kamar mandi.
Ibunya menunggu di ruang tamu, Menyiapkan makanan.
IBU RENDI
Rendi.... Cepetan.. ayo sarapan
RENDI
Ya Bu...
( Dari dalam kamar )
Rendi keluar dari kamarnya dan dia makan bersama ibunya di ruang tamu.
RENDI
Bu... alhamdulillah Ini buat belanja...
Lumayan tadi malam dapat Rejeki.
IBU RENDI
Rejeki dari mana ?
RENDI
Ya Tadi Malam dapat penumpang baik
Pokoknya ibu doakan terus.
IBU RENDI
Alhamdulillah...
Kalau kerja kamu harus hati-hati
Yang sopan sama penumpang biar mereka merasa nyaman
RENDI
Ya Bu... Jangan lupa doain bu...
Setelah selesai makan, Rendi pamit berangkat ke kampus.
SCENE 18
INT. KAMPUS – DIKELAS – SIANG
PEMAIN. RENDI, GERI, VIONA, NATALIA, TEMAN-TEMAN
Kelas terlihat rame banget karena dosen tidak datang. Ada yang ngerumpi, juga bercanda.
Rendi dan lainnya lempar2an bola kasti
Tanpa sengaja bola yang dilempar Rendi kena pas mata kiri Geri
Plakkkkk!!!
Wajah Geri terlihat memerah dan menatap ke arah Rendi, sedangkan teman yang lainnya pada keluar.
GERI
Kamu lagi.. kamu lagi..
Matamu Buta ya...
RENDI
Sorry... Sorry...
Tadi...
Melihat Geri ada masalah, Teman-teman Geri datang mengerumuni Rendi.
Tanpa banyak kata, Geri langsung menghantam Rendi.
GERI
(Geri memukul wajah Rendi)
Plak...
Rendi deng rambut sedikit acak-acakan terdiam cuma melihati wajah Geri. Dengan wajah kesal dia ingin membalasnya tapi dia menahan emosinya.
GERI
Gak terima Loe...!!
Nantang...!!!
Emangnya loe siapa...!
Viona dan Natalia Melihat Geri mau memukul Rendi lagi, Viona dengan cepat mendekat ke Geri
VIONA
(Sambil menarik tangan Geri)
Udalah... Ger...
Dia kan sudah minta maaf, jangan bikin Resek lah..
Rendi menatap tajam Geri, sambil tangannya menggenggam, ingin membalasnya.
Natalia mendekati Rendi dan memegang tangannya. kemudian Ditariknya menuju ke bangku.
Sedangkan Viona menyuruh Geri dan teman2nya bubar. Lalu Viona mendekat ke Rendi dan Natalia
VIONA
Maaf ya...
Rendi memandang wajah cantik dan kalem Viona, sambil teringat jelas ketika Viona menyandarkan kepalanya di pundaknya
Natalia tersenyum melihat Rendi melamun melihat Viona
NATALIA
Rend... Rendi....
Dia itu minta maaf... Kok malah bengong.
Rendi tersadar dan tersenyum malu melihat Natalia
RENDI
Ya... Ya... Sorry..
Aku juga minta maaf.
Viona kemudian keluar, Rendi memperhatikan kepergian Viona sampai Viona tidak terlihat.
NATALIA
( Canda Natalia sambil tersenyum )
Hem.. cantik dan kalem banget kan Rend....
Sayang sudah ada yang punya
RENDI
Bisa saja kamu Nat...
Cuma di pikiranku ceweknya cantik tapi cowoknya ganas
Haa.. haaa
NATALIA
Namanya saja cinta.
Oh iya, pulang bareng sama aku yuk..
Nanti aku kenalkan pacarku
RENDI
Malu aku Nat.., kurang level kalau keluar bareng sama kalian.
Nggak ah.. Aku pulang sendiri saja..
NATALIA
Ya sudah aku pulang dulu ya..
Natalia pun pergi meninggalkan Rendi, sedangkan Rendi masih duduk di mejanya.
SCENE 19
EXT. HALAMAN KAMPUS – SIANG
PEMAIN. NATALIA, JUNA
Mobil civic hitam mulus parkir di depan kampus.
Juna menunggu Natalia
Tak lama kemudian Natalia terlihat keluar.
Juna kemudian mengambil Hp nya dan menelepon Natalia
JUNA
Halo....
Say... Aku tunggu di depan...
Natalia sambil memegang teleponnya melihat mobil Juna, dia langsung menuju ke depan.
Juna keluar dan membukakan pintu mobil depan
NATALIA
Sorry... Lama ya menunggu say..
JUNA
Gak juga... Demi dikau waktu jadi tidak terasa.. hheehee
Cari kopi yuku, Juna belum ngopi tadi?
NATALIA
Okelah...(Nata tersenyum.. dan mengangguk)
Juna menyalahkan mobilnya dan meluncur dengan pelan2...
NATALIA
Gua ajak Viona ya.....
JUNA
Oke... Telefon saja dia..
Natalia mengambil ponsel nya dan menelefon Viona
NATALIA
Hey.. vio... Makan yuk ke KFC di Jln. pahlawan ya...
VIONA
( Suara Viona dalam telefon )
Oke.. entar aku susul ke situ
Nata mematikan telefon dan menaruh di tasnya.
JUNA
( Sambil mengemudi )
Nanti Viona datang sama Geri atau sendiri?
NATALIA
Kurang tahu sih..
Tapi kayaknya sendiri... Hubungannya sama Geri kayaknya mulai agak Renggang, habis Geri jarang perhatikan Viona
JUNA
Lho memang kamu tahu darimana, apa kamu sering keluar sama Geri
NATALIA
Bukannya gitu..
Ya kamu juga tahu kan, bagaimana Geri itu
Mudah-mudahan kamu tidak seperti dia.. biar gak makan hati
Juna tersenyum melihat Natalia. Mereka menunggu Viona sambil bercanda.
SCENE 20
INT. RUMAH RENDI – SIANG HARI
PEMAIN. RENDI, IBUNYA
Rumah kecil yang terlihat sepi, Rendi berjalan santai sampai di teras rumahnya
RENDI
Assalamualaikum Bu...
Rendi pulang...
IBU RENDI
Wa ’alaikumsalam...
Rendi langsung masuk ke kamarnya
Ibunya mempersiapkan makanan untuk anaknya
IBUNYA
Makan dulu..
RENDI
(Dari dalam kamar)
Ya Bu..
Rendi keluar dari kamarnya dan makan yang sudah disiapkan ibunya.
Setelah itu bersantai di ruang tamu sambil menonton televisi