Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 51
EXT. RUMAH VIONA – MALAM HARI
PEMAIN. VIONA, RENDI
Viona berada dikamarnya ,handphonnya berdering, dilihatnya panggilan dari Geri.
Viona tak menghiraukan panggilan dari Geri, Viona membiarkan ponselnya terus berdering.
Setelah sudah tak berdering, diambilnya ponselnya, Viona melihat 5x panggilan dari Geri.
Kemudian Viona melihat kontak Rendi, dan menghubungi Rendi dengan Video call.
Viona
( Suara ponsel Viona )
Tuttt.... Tuttt....
Terlihat Rendi mengangkat video call dari Viona
VIONA
( Sambil melihat Rendi mengemudi )
Hai Rend.... Lagi sibuk ya
RENDI
( Terlihat di ponsel Viona )
Ya... Ini lagi mengantar penumpang.
VIONA
Oke... Kalau ada waktu aku tunggu di Mie Ayam.
Nanti kalau santai hubungi aku ya
( Dengan suara pelan )
Lagi kangen nih
RENDI
( Wajah Rendi di ponsel Viona )
Oke.. Nanti aku hubungi lagi
Viona menutup teleponnya, lalu mengganti pakaiannya. Ponselnya berdering lagi, dilihatnya dari Geri sehingga Viona membiarkannya ponselnya berdering.
Setelah Ganti pakaian dan sedikit berdandan, Viona keluar kamarnya dan ketemu dengan Mamanya.
MAMA VIONA
Mau kemana anak mama2..
VIONA
Keluar bentar Ma...
Mau beli Mie ayam Ma... Laper..
MAMA VIONA
Ya sudah hati-hati
Viona keluar ke garasi dan menaiki mobilnya.
Pembantu membuka kan pintu depan, Mobil Viona melaju ke luar Rumah
Tak lama kemudian Mobil Geri datang ke rumah Viona, kemudian dia turun dan berdiri di pintu pagar untuk memencet bel rumah.
Pembantu dari dalam membukakan pintu
PEMBANTU
Den Geri.. Masuk....
GERI
Terima kasih...
Apa Non Viona di rumah Bi...?
PEMBANTU
Barusan keluar Den...
GERI
Kemana Bi.. perginya ?
Dan sama siapa tadi Bi..
PEMBANTU
Kurang tahu Den..
Tapi tadi non Viona keluar sendirian..
GERI
Terima kasih Bi..
Saya langsung balik Bi..
PEMBANTU
Baiklah kalau begitu Den..
Geri kembali ke mobilnya, dan Pembantu menutup kembali pintu pagar Rumah.
Dari dalam Mobil, Rendi coba menghubungi Viona. Namun pangilannya di alihkan.
GERI
( Memukul setir mobilnya )
Apa sih maunya Viona.
Pasti dia keluar sama Rendi
Geri melajukan mobilnya dengan Emosi.
SCENE 52
EXT. MIE AYAM
PEMAIN. PENJUAL, VIONA
Penjual menghampiri Viona yang duduk di tempat biasanya dan menanyakan pesanannya
PENJUAL
Neng Viona..
Dibuatkan Mie Ayam ?
VIONA
Ya bang... 2 ya bang
PENJUAL
Pasti yang satunya buat cowok ganteng kemarin
VIONA
Abang bisa saja..
Penjual pun pergi ke tempatnya memasak Mie, Viona mengambil ponselnya dan mau menelepon Rendi
Ketika mau menelepon, mata Viona silau terkena cahaya lampu Mobil. Viona melihat ke arah cahaya lampu, ternyata itu Taksi Rendi.
Viona tersenyum, dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.
Rendi turun dari mobil dan berjalan menuju ke Viona.
Rendi dan Penjual datang ke meja Viona secara bersamaan.
PENJUAL
Nah... Yang ditunggu sudah datang.
RENDI
Ya bang terlambat, ada kemacetan sedikit.
Kemudian Rendi mengambil tempat dudu di samping Viona.
Penjual menyajikan Mie Ayam dan Es jeruknya.
Rendi dan Viona menikmat Mie ayam,. Rendi mengambilkan Sambel buat Viona.
RENDI
Biar tambah Nikmat.
Rendi melanjutkan menikmati Mie Ayam.
VIONA
Oh ya, kamu lagi santai kan.
RENDI
Ya lagi santai vi..
Kan baru selesai mengantar penumpang.
Tiba-tiba Rendi melihat ada Saos di bawah bibir Viona
Rendi mengambil tisu dan membersihkannya. Ketika Rendi membersihkan bibirnya, Viona seperti melamun melihat Rendi.
RENDI
Kalau makan pelan-pelan
Lihat belepotan gini
Hmmm... Tapi tambah manis vi..
Rendi tersenyum melihat Viona, kemudian Viona menyuapi Rendi. Mereka makan Mie Ayam gantian menyuapi dan sambil bergurau.
RENDI
Nanti aku yang bayar, tadi dapat lumyan
VIONA
Jangan Rend.. Aku saja
Aku yang ngajak jadi aku yang bayarin..
RENDI
Biar pernah traktir kamu..
Viona berdiri dan berjalan ke penjual, kemudian membayar semuanya. Setelah itu kembali ke Rendi.
RENDI
Dari sini Rencananya kemana Vi..
VIONA
Pulang...
Tapi kalau ada yang ngajak jalan ya tidak apa-apa
RENDI
Kalau pas tidak jam kerja aku culik kamu
VIONA
Ye.... GR..
Aku kan tidak bilang kamu ( Viona sambil tertawa )
Ya sudah aku balik dulu ya..
Lanjutin kerjanya
Akhirnya mereka kembali ke mobil masing2. Ketika mau membuka pintu mobil, Viona berdiri dan melihat ke arah Rendi.
VIONA
Rend... Terima kasih
( Sambil melambaikan tangan )
SCENE 53
EXT. JALANAN – MALAM
PEMAIN. GERI, TEMAN-TEMAN GERI, RENDI, VIONA
Geri dibantu teman2ya mencari Viona. Dia menelusuri jalanan kesana kemari
TEMAN 1(WENDI)
Ngapain sih cari Viona... Banyak cewek lain yang mau sama lho
GERI
Kalau gak mau, pergi sana
Geri nyetir sambil liat kanan kiri.
TEMAN 2(JONI)
Ya betul Ger.. Viona juga anak mama gitu
GERI
Pokoknya dia harus kembali padaku
TEMAN 1(WENDI)
Ternyata kamu masih mencintainya kan, Ger..
GERI
Aku tak terima kalau dia sama Rendi.
Teman 2(JONI) tanpa sengaja melihat Rendi bersama Viona di parkiran taman kota
TEMAN 2(JONI)
Berhenti Ger kita putar situ,
Itu kan Viona dan Rendi...
Rendi duduk dibawah pohon bersama Viona, mereka sedang makan pentol yang dibungkus plastik
Geri memutar mobilnya dan melajukan mobilnya pelan2.
TEMAN 2(JONI)
Betul kan...
Betul itu mereka Ger
Geri memandang Viona dan Rendi, mereka sedang bercanda makan pentol saling menyuapi, jadi terlihat begitu romantis
TEMAN 1(WENDI)
Wow... Romantis Mereka....
Teman 2(Joni) memukul kepala teman 1(Wendi)
TEMAN 2(JONI)
Jangan bikin suasana tambah panas tahu..
Geri menghentikan mobilnya, dengan Emosi Geri menghampiri Rendi dan Viona. Kedua teman Geri mengikuti Geri dari belakang.
Tanpa basa-basi dengan emosi Geri langsung berlari dan menendang Rendi.
GERI
Bangsat kalian
Rendi dan Viona kaget seketika, makanan yang dibawah Rendi jatuh berantakan.
Rendi dan Viona melihat ke atas, ternyata Rendi.
VIONA
( Berdiri didepan Geri )
Mau apa kamu Ger...
Geri
( Dengan Emosi )
Minggir kamu vi... ( Mendorong Viona ke samping )
Viona terjatuh, Rendi berdiri dan menolong Viona, Rendi mulai Geram ketika melihat Viona menangis
RENDI
( Bicara pelan-pelan )
Maaf vi... Ini terpaksa.
Kemudian Rendi berdiri dan tanpa basa basi langsung memukul Geri, Geri terjatuh dan bibirnya berdarah.
Geri menghapus darah di bibirnya, kemudian dia berdiri melawan Rendi.
Kedua teman Geri pun ikut mengeroyok Rendi, Namun Rendi mampu mengalahkan mereka.
Geri dan kedua temannya pun terjatuh, kemudian Rendi menghampiri Geri dan menarik kaos atasnya.
RENDI
( Dengan tatapan penuh emosi )
Sekali lagi kamu buat Viona menangis
Awas kamu!!
Viona tak percaya Rendi berani melawan Geri dan teman-temannya.
Kemudian Rendi menatap kedua teman Geri.
RENDI
Kalian juga,
Pergi..!!!
Kedua teman Geri pun pergi dan masuk mobil Geri, kemudian Rendi melepaskan tarikan ke kaos Geri.
GERI
( Sambil menunjuk ke Rendi )
Lihat pembalasanku
Rendi tetap berdiri menatap Geri, kemudian Geri pergi ke mobilnya, dengan wajah kesal.
Setelah melihat Geri melajukan mobilnya, Rendi menghampiri Viona
RENDI
Maaf vi... Terpaksa aku memukul Geri
Kamu tidak apa-apa kan ?
Viona memandang Rendi sambil menangis, kemudian dia memeluk Rendi. Namun Rendi tak berani mengangkat tangannya untuk membalas pelukan Viona.
VIONA
Ren... Maafkan aku
Karena aku, kamu jadi banyak masalah
RENDI
Sudah lah vi..
Jangan menangis ya...
Kalau kamu bersedih aku juga ikut sedih..
Viona semakin erat memeluk tubuh Rendi, Setelah mendengar kata-kata Rendi.
Rendi memberanikan diri membalas pelukan Viona.
SCENE 54
EXT. TAMAN KOTA – SIANG
PEMAIN. VIONA, GERI
Selepas pulang kuliah, Geri mengajak ketemuan dengan Viona ke taman kota.
Mobil Geri parkir di dipinggir jalan, Geri berdiri sendiri menunggu kedatangan Viona.
Tak lama kemudian Geri melihat kedatangan Mobil Viona yang menghampirinya.
Viona turun dari Mobilnya dan berjalan menemui Rendi.
GERI
Vi....
Mengapa kamu lebih membela Rendi..
Apa maksudmu seperti ini
Viona diam tak menjawab pertanyaan Geri
GERI
Vi...
Apa karena Rendi
Kamu sering menolak bila aku ajak keluar
Malah kamu sering keluar sama Rendi
( Geri terdiam sejenak )
Aku ini pacar kamu...
VIONA
Betul, kamu memang pacarku..
Kamu terlalu egois
Saat aku merasa kesepian, dimana kamu
Waktumu tak pernah ada untukku..
Kamu bukan Geri yang dulu..
Kamu lebih memilih duniamu daripada aku...
GERI
Maksudmu apa ngomong gitu...
Vi... please...
Mengertilah...
Aku tak bermaksud seperti itu
Aku mencintaimu vi...
VIONA
Sudahlah Ger...
Sepertinya aku tak pernah ada dihatimu..
Kalau kamu memang tak mencintaiku..
Jujur saja itu lebih baik
Tidak usah kamu bilang mencintaiku
GERI
vi... Pikiranmu sudah diracuni Rendi
Dia sudah menipumu dengan berpura-pura baik di depanmu
VIONA
Sudahlah... Jangan menyalahkan dia
Rendi tak pernah sedikit pun bicara tentangmu
Bagiku dia lebih baik dari kamu
Dia lebih mengerti perasaanku
.. tidak sepertimu
GERI
Mengapa kamu selalu membela dia
Kamu mencintai Rendi...
Viona diam sambil memandang wajah Geri dengan sinis.
Geri mengaruk-garuk kepalanya, dia menahan Emosinya mau marah tapi g bisa akhirnya dia merendah
VIONA
Jadi kamu pikir aku mencintai Rendi..
Oke lah... Terserah kamu
GERI
Vi.... Maafin aku...
Aku mencintaimu vi....
Sungguh....
Viona merasa Geri merayunya, Namun Viona sudah tak mempercayainya.
VIONA
Sudahlah Ger...
Aku bosan dengan kata cintamu
Buktinya mana...
Waktumu untukku saja sudah tidak ada
GERI
Vi...
Maafin aku vi...
Baiklah aku akan merubah segalanya..
Geri memohon kepada Viona dan Viona diam saja.
GERI
Vi.... Maafin aku ya,....
Viona hanya diam dan Geri menarik pelan2 kepala Viona dan menciumnya. Ketika Geri hampir mencium Viona, Viona mendorong tubuh Geri. Sehingga tubuh Geri terdorong mundur
VIONA
( Sambil meneteskan air mata )
Maaf Ger... Terpaksa aku akhiri hubungan ini
Aku mau sendiri dulu.
Viona sambil menangis, dia kemudian pergi meninggalkan Geri, Geri mengejar Viona yang berjalan menuju mobilnya dan menarik tangan Viona. Viona pun berhenti
GERI
Vi...
Mengapa kita harus putus hanya karena Rendi
VIONA
( Viona sambil menangis dan membelakangi Geri )
Semua Bukan karena Rendi
Maaf Ger...
Aku tak ingin hatiku lebih sakit lagi bila mencintaimu
Smuanya sudah berakhir
Aku dan kamu sekarang hanya sebatas teman
Jadi tolong Jangan ganggu aku
Dan biarkan aku sendiri
Viona melepaskan genggaman tangan Geri, kemudian dia berjalan ke mobilnya sambil menangis dan tidak menoleh ke belakang.
Rendi berdiri melihat kepergian Viona dengan hati yang marah sampai mobil Viona melaju pergi.
SCENE 55
EXT. RUMAH RENDI – MALAM
PEMAIN. RENDI, IBU RENDI
Rendi sendiri di teras rumahnya, Dia mengeluarkan gitar pemberian Viona. Kemudian Rendi memainkan gitarnya.
Rendi bernyanyi menyanyikan lagu NIKE ARDILLA “AKU TAKKAN BERSUARA”, Ketika menyanyikan lagu itu pikiran Rendi terbawa mengingat saat-saat dia bersama Viona.
Dari dalam Ibunya mendengar anaknya bernyanyi, kemudian ibunya keluar menemui Rendi.
Rendi melihat ibunya datang, dia pun menghentikan maen gitarnya. Kemudian ibunya duduk di depannya.
IBU RENDI
Sepertinya Gitarnya baru y
RENDI
Ya Bu dibelikan teman
IBU RENDI
Teman cewek apa cowok yang belikan ?
RENDI
Cewek bu.. dia baik banget.
( Kemudian Rendi menunjukkan ponselnya )
Ini juga dibelikan sama dia bu..
IBU RENDI
Pokoknya sama teman itu harus baik..
Baik banget itu temannya
Jangan-jangan kalian pacaran ya
Hmmm.....
Biasanya orang jatuh cinta harus siap patah hati lho....
RENDI
Enggak Bu... Cuma teman biasa kok...
IBU RENDI
Ya sudah... Ibu masuk dulu... Jangan tidur malam2.
RENDI
Mumpung libur....
IBU RENDI
Ya sudah ibu tidur dulu.
Rendi mengambil ponselnya dan kemudian Video call Vion
SCENE 56
EXT. BUKIT – SIANG
PEMAIN. RENDI, VIONA
Rendi menghentikan mobil Viona di bukit. Kemudian Viona dan Rendi turun. Mereka berjalan ke pinggir lereng.
VIONA
Yuk ke atas sana Ren...
Rendi melihat ke arah yang ditunjuk Viona, ke atas bukit.
RENDI
Jauh banget Vi...
Kalo capek gak boleh minta pijitin ya
Rendi berjalan berdampingan dengan Viona, mereka menyusuri bukit menuju ke atas.
RENDI
Hati-hati jalannya vi..
Banyak sisa-sisa kayu yang jatuh
VIONA
Ya Ren....
Capek juga ya Rend...
Berhenti sebentar yuk!
RENDI
( Rendi tersenyum melihat Viona )
Oke...
Didepan itu saja, kita santai dibawah pohon itu
Viona memegang tangan Rendi, Rendi berjalan pelan2 menuju ke pohon untuk melepas lelah. Akhirnya mereka duduk dibawah pohon.
Rendi melihat keringat Viona begitu banyak, Rendi mengambil tisu di tasnya dan kemudian membersihkannya. Viona menurut saja.
Rendi berdiri melihat-lihat ke atas, jaraknya kelihatan sudah dekat.
Viona menghadap ke arah Rendi
VIONA
Ada apa Ren...
RENDI
Sudah dekat kayaknya Vi..
Kita lanjut jalan yuk...
VIONA
( Dengan suara manja )
Masih capek Ren
Rendi kemudian jongkok di depan Viona, Viona tak mengerti maksud Rendi.
VIONA
( Dengan wajah penasaran )
Ngapain kamu Ren...
RENDI
Ayo... Naik...
Aku gendong...
Mau apa gak
VIONA
Beneran mau gendong aku..
Rendi mengangguk sambil tersenyum
Viona langsung berdiri dan naik ke punggung Rendi.
Rendi mengangkat Viona dan berjalan menuju ke atas.
Viona terlihat bahagia.
VIONA
Capek gak Ren..
RENDI
Tenang saja, masih kuat
VIONA
Ren aku boleh nanya gak ?
RENDI
Boleh... Mau nanya apa ?
VIONA
Kamu pernah pacaran gak ?
RENDI
Pacaran belum pernah sih..
Tapi kalau mencintai cewek.. pernah..
VIONA
Kenapa..
Tidak berani ungkapin cinta ya
Gak gentle...
Hmmm... Tipe cewek yang kamu sukai gimana ?
RENDI
Bukannya gak gentle..
Ceweknya pas itu sudah punya pacar..
Jadi ya cukup mencintai saja.
Kalau tipe cewek yang aku suka..
Hmmm.... Gimana ya..?
Kayak yang aku gendong ini
Manja, dan selalu ingin diperhatikan, kadang ngajak bolos kuliah.
VIONA
Nyinyir Ni....
( Sambil njewer telinga Rendi )
Siapa suruh mau ikut bolos kuliah.
Sambil bercanda, tak terasa akhirnya mereka sampai juga ke atas bukit.
Rendi menurunkan Viona, Viona tersenyum melihat Rendi sedikit kelelahan
RENDI
Huft... Huftt...
Lumayan juga olahraga nya vi...
Viona dan Rendi duduk berdampingan dan mereka melihat ke sekeliling begitu indah. Kemudian mereka melihat Gubuk bekas pendaki. Akhirnya mereka menaruh tasnya dan bersantai di gubuk.
SCENE 57
EXT. BUKIT – MALAM HARI
PEMAIN. VIONA, GERI
Dibukit terasa dingin banget, Meskipun mereka memakai jaket, Hawa dingin menembus ke tubuh mereka.
VIONA
Dingin banget Ren...
RENDI
Ya vi....
Kamu santai digubuk ya..
Aku cari kayu dulu buat api unggun
VIONA
Aku takut sendiri Ren...
Aku ikut saja ya...
RENDI
Baiklah...
Ini kamu pegang lampunya..
Mereka berdua mencari kayu untuk dibuat api unggun.
Akhirnya mereka kembali membawa beberapa kayu.
Kemudian Rendi menata kayu-kayu tersebut, sedangkan Viona duduk di gubuk sambil memperhatikan Rendi yang menata api unggun. Begitu sendu Viona memperhatikan Rendi dan dia tersenyum-senyum sendiri.
Rendi menyalakan api unggunnya, Setelah nyala Rendi memanggil Viona. Namun Viona terlihat seperti melamun. Akhirnya Rendi mendekati Viona.
RENDI
( Sambil mengipas tangannya ke wajah Viona )
Vi.... Viona..
Melamun apa tidur..
Viona tersadar dari lamunannya, kemudian terlihat wajahnya tersenyum Malu
VIONA
( Tersenyum Malu )
Hehe... Hehe..
Sorry....
Rendi mengajak Viona mendekat ke Api Unggun, mereka saling berdekatan dan menghangatkan tubuhnya ke Api Unggun. Viona memandangi wajah Rendi, sedangkan Rendi sibuk menghangatkan tangannya.
Tiba2 terlihat bintang jatuh diatas langit.
VIONA
Rend.....
( Sambil menunjuk ke atas )
Lihat ada bintang jatuh...
Ayo cepat berdoa
Rendi menoleh ke atas kemudian melihat Viona menutup matanya dan berdoa.
Setelah berdoa, Viona membuka matanya dan melihat Rendi, Rendi dengan cepat pura2 menutup mata dan berdoa, Viona tersenyum tipis melihat Rendi. Kemudian Rendi membuka matanya
VIONA
Dulu waktu kita masih kecil, orang2 bilang kalau melihat bintang jatuh, doa kita akan terkabul
RENDI
Tadi kamu berdoa apa Vi..
VIONA
Rahasia dong...
Ayo minta apa tadi.. aku lihat kayak serius banget
RENDI
Minta apa ya...
Lupa vi....
VIONA
( Sambil mengangkat satu jari ke atas )
Aku janji tidak akan membuka Rahasia
Ayo sekarang katakan tadi minta apa?
Rendi memandang Viona, mau bicara tapi seperti mulut terkunci, Rendi coba memberanikan diri.
RENDI
Tadi aku minta..
( Rendi kemudian terdiam )
Aku minta supaya bisa memiliki cewek sepertimu
Viona tersenyum melihat Rendi, Rendi sedikit gugup dan malu karena Viona tersenyum.
VIONA
Memang aku punya kembaran
Kok minta cewek sepertiku
RENDI
Ada.... Tapi aku yang tahu
Kalau kamu tadi
Ayo minta apa tadi
VIONA
( Memegang tangan Rendi dan tersenyum )
Permintaanku sama dengan permintaanmu
Aku berdoa semoga tuhan mengirimkanku cowok sepertimu..
Rendi tak percaya dengan perkataan Viona, Rendi melepaskan tangannya dari genggaman Viona, kemudian mengipas-ngipaskan tangannya ke depan wajah Viona
RENDI
Bener nih...
Viona tersenyum melihat kelakuan Rendi, kemudian Viona menangkap tangan Rendi dan menggenggamnya lagi.
VIONA
Bener Ren...
Mendengar jawaban Viona, Rendi mencoba memberanikan diri tantang perasaanya
RENDI
Vi...
Jangan marah ya... aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu
VIONA
Ya...
Memangnya kamu mau bicara apa
RENDI
Vi...
Mungkin karena aku terlalu sering bersamamu
Jadi...
Aku terkadang merindukanmu.. rasanya ingin selalu menemanimu
( Rendi terdiam sejenak )
Maaf vi..
Mungkinkah Aku mencintaimu
Viona menatap Rendi dengan serius, Rendi dengan nada Rendah mengungkapkan semuanya.
RENDI
Aku tahu kamu sudah memiliki pacar
Tapi aku tak bisa membohongi perasaanku
Aku tahu semuanya tidak mungkin
Jangan marah ya...
Kuharap kamu tetap mau berteman denganku
Viona melepaskan tangannya dari Rendi. Kemudian dia mengalihkan pandangan ke Api Unggun. Rendi sedikit kebingungan l, takut Viona marah karena pengakuannya.
VIONA
Rend...
Kejujuran itu terkadang menyakitkan.
Tapi dengan kejujuran, hati tidak akan terbebani
Maaf Ren... Aku bener2 minta maaf..
Mulai hari ini kita tidak usah berteman lagi.
Aku tak mau lagi berteman denganmu.
RENDI
Vi...
Viona terdiam menatap api unggun, sedangkan Rendi memandangi Viona yang ada di sampingnya
Akhirnya mereka duduk saling membelakangi. Suasana terasa hening, sepi. Kemudian Viona berbalik arah dan mengambil tangan Rendi.
VIONA
Rend... Kita akan lebih sering bertemu.
Makanya inilah hari terakhir persahabatan kita
( Tersenyum )
Aku tidak mau menjadi temanmu
Karena aku ingin menjadi pacarmu.
RENDI
( Kaget dan tersenyum bahagia )
Vi....
Beneran ini... Bukan mimpi kan
VIONA
Aku juga merasakan apa yang kamu rasakan.
Rendi berdiri dan menuju di pinggir jurang. Viona duduk sambil tersenyum melihat Rendi.
RENDI
( Teriak-teriak ke arah jurang )
Viona... Aku mencintaimu....
I love you
( Dari bawah terdengar suara pantulan teriakan Rendi )
Setelah itu Viona berdiri dan menghampiri Rendi. Mereka bergandengan melihat keindahan dari atas bukit.
SCENE 58
EXT. RUMAH VIONA - SIANG
PEMAIN. VIONA, NATALIA, PEMBANTU
Natalia berada di depan Rumah Viona, kemudian dia membunyikan bel pagar Rumah Viona,
Tak lama kemudian pembantu membukakan pintu pagar
NATALIA
Viona ada Bi...
PEMBANTU
Ada non.... Di dalam... silahkan masuk...
Pembantu dan Natalia masuk kedalam, kemudian Natalia berhenti diteras Rumah Viona menunggu pembantu memanggil Viona.
Pembantu datang dan menghampiri Natalia
PEMBANTU
Non.... Ditunggu dikamarnya non Viona.
NATALIA
Terima kasih Bi...
Nata langsung masuk kedalam Menuju ke kamar Viona. Ketika berada di depan kamar Viona, Natalia berdiri mengetuk pintu kamar Viona. Dari dalam kamatr Viona membukakan pintu.
VIONA
Masuk Nat...
Sorry Agak berantakan dikamar
NATALIA
( sambil tersenyum )
Sama vi... Di kamarku juga kadang-kadang kayak kapal pecah
Sepi banget rumahmu vi...
Ortumu masih diluar kota
Mereka berdua duduk santai di atas tempat tidur Viona. Kemudian Viona menyalakan televisi.
VIONA
Ya Nat.. mereka pulang sebulan sekali
Gua ke kamar mandi bentar.
Natalia merebahkan tubuhnya di kasur, tanpa sadar Natalia mendengar ponsel Viona berdering. Dilihatnya ponsel Viona. Terlihat pemanggilnya menggunakan foto Rendi dan Viona.
Viona keluar dari kamar mandi dan menghampiri Natalia duduk di atas tempat tidurnya
NATALIA
Vi.. kayaknya ada telepon masuk tadi.
Viona mengambil ponselnya, dilihatnya dari Rendi.
Pembantu membuka kamar dan masuk membawakan minuman dan menaruhnya di meja kamar, setelah itu dia keluar
VIONA
Terima kasih Bi..
NATALIA
Kamu putus sama Geri ya..
Soalnya ada gosip kamu putusin Geri gara-gara Rendi.
Viona tersenyum melihat Natalia.
VIONA
Terpaksa aku putusin Nat..
Aku tidak ingin berlarut-larut mencintai Geri
Geri semakin lama semakin menyakitkan
Vio merebahkan tubuhnya disamping Natalia
VIONA
Kemarin dia minta maaf sama aku
Aku Maafin dan sekalian aku putus
NATALIA
Terus sekarang kamu jalan sama Rendi
VIONA
Ya Nat...
Aku merasa nyaman bersamanya
Viona membuka ponselnya, dan melihat-lihat fotonya bersama Rendi
VIONA
Lihat ini Nat.....
Natalia melihat foto2 Viona bareng sama Rendi.
NATALIA
Wah... Kalian gak ngajak-ngajak kalau keluar
Hmmm... Sepertinya sering banget kalian jalan bersama
VIONA
Ya begitulah...
Dia polos banget..
NATALIA
( Sambil melihat foto di ponsel )
Kemarin bolos kuliah keluar sama Rendi ya
Viona tersenyum nyengir mendengar pertanyaan Natalia
VIONA
Ya kita ke bukit...
NATALIA
Hmmmm.... lupa deh sama aku
Awas kalau aku ketemu Rendi
VIONA
Rencananya dadakan Nat...
Pas di depan kampus aku melihat Rendi, kemudian Rendi aku ajak keluar. Ternyata dia mau.. ya sudah kita jalan kemana pokoknya keluar.
NATALIA
Gitu Rendi gak pernah cerita kalau dia sering jalan sama kamu.
Dia tuh memang cowok yang baik vi...
Jujur aku lebih setuju kalo sama kamu..
Viona tersenyum melihat penjelasan Natalia
VIONA
Memang Nat, dia jarang sekali cerita tentang dirinya.
NATALIA
Mesra banget Nihh...
Kalian curang gak pernah ngajak aku...
Akhirnya mereka bercanda berdua di kamar Viona
SCENE 59
Ext. TAMAN KAMPUS - SIANG
PEMAIN. GERI, RENDI, NATALIA, DOSEN
Geri mendatangi Rendi di taman bersama 5eman2nya, Rendi diam saja melihat kedatangan mereka.
GERI
( Geri menatap Rendi yang Cuek )
Rend..
Kelima teman Geri langsung mengeroyok Rendi, Rendi coba melawan mereka. Namun Rendi kalah.
Natalia melihat kejadian itu, dia langsung menghampirinya
NATALIA
( Sambil melihat Rendi berantem dengan 6 orang )
Ada apa ini..
Berhenti...
Kalian berhenti..
Namun Geri dan teman-temannya tetap mengeroyok Rendi
Mendengar jeritan Natalia, banyak mahasiswa yang datang melihat, tapi tidak ada yang berani melerai.
NATALIA
( Sambil kebingungan menarik Geri )
Ger.. sudah...
Kasihan Rendi...
Namun Geri tetap menghajar Rendi,
Salah satu dosen melihat keributan, kemudian Dosen datang menghampiri mereka.
DOSEN
Berhenti semua
Kalau tidak.. aku bisa keluarkan kalian semua dari kampus ini.
Mendengar Ancaman Dosen, Geri dan kawan-kawannya berhenti.
DOSEN
Sudah bubar semua.
Awas kalau aku lihat kejadian ini lagi
Geri dan kawan-kawannya diam melihat Dosen. Kemudian Dosen pergi.
Rendi terlihat sedikit lecet, Rendi lalu mengambil tasnya dan pergi meninggalkan area itu.
Melihat Rendi pergi Natalia coba mengejar Rendi.
NATALIA
Rendi... Tunggu
Rendi berhenti
NATALIA
Kamu tidak apa-apa Rend..
RENDI
Jangan sampai Viona tahu Nat..
Rendi kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan Natalia.
Natalia memanggil Rendi lagi tapi Rendi tetap berjalan keluar kampus, kemudian Natalia menghampiri Geri
Natalia berada tepat di depan Geri.
NATALIA
Kenapa kamu ganggu Rendi
Salah apa dia sama kamu
GERI
Dia sudah merebut Viona dariku
Akan aku ganggu dia terus
Sampai Viona kembali kepadaku.
Kemudian Natalia dengan wajah kesal meninggalkan Geri.
SCENE 60
EXT. DANAU – SORE
PEMAIN. RENDI
Taman bunga didanau Yang berisi bunga mawar terlihat indah. Rendi mulai awal membentuknya dengan huruf V1.
Rendi berdiri dan memandanginya... Seperti biasanya Rendi menggali tanah untuk menanam bunga mawar dan tulisannya.
Sebelum menanamnya Rendi membaca dulu tulisannya
RENDI
( Dalam hati )
Mencintai memang butuh perjuangan Vi
Apalagi mencintai cewek sepertimu
Namun aku tidak akan putus asa vi...
Akhirnya tuhan mendengarkan doaku
Aku bahagia banget vi...
Mulai hari ini aku akan berusaha membuatmu bahagia
Tak kan kubiarkan air matamu jatuh.
Vi... I love you... I miss you..
Apapun yang terjadi aku ingin selalu bersamaku
Rendi lalu menanam bunga dan tulisannya. Kemudian dia duduk dan melihat bunga mawar yang sudah berbunga. Terlihat begitu indah.
Rendi dengan pandangan kosong kedepan seperti melamun, tiba2 terasa ada sesuatu jatuh di kepalanya, dan terasa dingin. Rendi menyentuh apa yang jatuh dikepalanya, setelah itu dilihatnya ternyata kotoran burung.
RENDI
Aduh.....
Vi... aku kena kotoran burung.
Rendi coba mencium bau kotoran burung tadi, terasa baunya sedikit tidak enak. Akhirnya dia membersihkan diri ke danau.
Rendi coba menelepon Viona namun Signal tidak ada, akhirnya dia berfoto dengan pose macam2 dan kemudian disimpan untuk dikirimkan ke Viona.