Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ACT 1
FADE IN
01.EXT. LIMBO - PAGI/MALAM
MUSIC TECHNO mulai
Foto Polaroid menampilkan foto-foto Ayu, Bagas, Dimas, dan Eyang Putri.
Beberapa QUICK CUTS foto-foto:
DISSOLVE TO:
Foto Polaroid menunjukkan Ayu yang mengenakan baju tahanan. Kedua tangannya membawa sebuah papan identitas yang bertuliskan ‘Ayu Wandira, Pasal 338 KUHP’ dengan background tinggi badan 160cm.
(SFX) Suara SHUTTER KAMERA.
INVISIBLE WIPE ON
Foto Ayu dengan baju tahanan tersebut masuk dalam berita koran harian KEMPES tahun 2007 dengan judul headline “SEORANG ISTRI TUSUK SADIS SANG SUAMI SAMPAI INNALILLAHI. KOK BISA? YA, BISALAH!”
FADE OUT
OPENING TITLE : IMPERFECT FAMILY
ESTABLISH : Seluruh area rumah eyang Putri yang sederhana.
02. INT. RUMAH EYANG - DAPUR - PAGI
(SFX) Suara memasak.
Kita melihat Eyang Putri (60) sedang memasak nasi goreng untuk sarapan.
DIMAS (V.O.)
(SFX) Suara blender
Di atas meja, Cinta (22) tampak sedang memblender buah.
DIMAS (V.O.)
Tampak eyang dan Cinta yang masing-masing sibuk menyiapkan sarapan.
CUT TO
02. INT. RUMAH EYANG - KAMAR DIMAS - PAGI
Terlihat kamar DIMAS (20) yang dindingnya bercat biru, tertempel kalender tahun 2022 dan poster penulis Indonesia ternama seperti; Tere Liye, Dewi Lestari, dan Raditya Dika.
Dimas duduk di kursi belajar dengan jari-jemari mengetikkan sesuatu di layar ponsel. Di atas meja, terlihat sebuah foto pigura. Di dalam foto tersebut ada Dimas berusia sekitar 20 tahunan, berambut gondrong sebahu yang dikuncir setengah ke belakang diapit oleh eyang Putri dan Cinta.
DIMAS (V.O.)
Bergeser sedikit ke kanan, ada juga foto pigura 16 tahun silam yang sedikit pudar, menampilkan foto Dimas berusia empat tahun mengenakan seragam sekolah, tampak tersenyum diapit oleh Bagas dan Ayu yang wajahnya telah dicoret-coret menggunakan spidol hitam.
(SFX) Suara NOTIFIKASI PONSEL.
CU: Layar ponsel Dimas yang menampilkan applikasi Kwikku. Terlihat profil Dimas yang bernama DIMAS ANGGARA, pengikut 30.000
Layar ponsel berubah menampilkan cerita Dimas yang berjudul Imperfect Family yang berstatus on going, 25 bab, 300k disukai, 800k pembaca.
CU: Jari Dimas mengklik tombol Upload.
Beberapa saat kemudian …
(SFX) Suara NOTIFIKASI PONSEL
Wajah Dimas tampak senang saat banyak komentar yang masuk pada ceritanya.
DIMAS (V.O.)(CONT’D)
CU: Menampilkan isi komentar dari para pembaca Dimas.
Alfian N. Budiarto: Ceritanya bikin penasaran. Kereeen banget!
Dimas Anggara: Terima kasih banyak.
Rika Kurnia: Ini chapter mengandung unsur penasaranable. Ditunggu kelanjutan ceritanya authornim.
Dimas Anggara: Siap.
Servita Rachma: Ceritanya bagus banget. Semoga ada penerbit yang mau meminang cerita ini ya. Semangat, thor!
CU: Jari-jemari Dimas tampak membalas komentar dari Servita Rachma.
DIMAS (V.O.)
DIMAS (V.O.)
EYANG PUTRI (O.S.)
Dimas menoleh dan berteriak.
DIMAS
CUT TO:
03. INT. RUMAH EYANG - DAPUR - PAGI
Kita melihat Dimas, Cinta, dan eyang Putri sedang menyantap sarapan nasi goreng di meja makan.
Dimas memakan nasinya dengan lahap.
DIMAS
(berbicara dengan penuh nasi di dalam mulut)
CINTA
DIMAS
CINTA
EYANG PUTRI
(menggeleng sambil tersenyum)
DIMAS
CINTA
EYANG PUTRI
(menengahi)
Hening. Mereka tampak memakan nasi goreng dengan lahap.
EYANG PUTRI (CONT’D)
DIMAS
CINTA
(mencibir)
DIMAS
(menjulurkan lidah)
Eyang Putri terlihat tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat Dimas dan Cinta yang terus saja saling meledek.
(SFX) Suara notifikasi ponsel
Dimas merogoh dan mengambil ponsel yang disimpan di dalam saku celananya. Seketika, matanya tampak berbinar senang saat melihat layar.
CU: Layar ponsel yang menampilkan pembaca Dimas yang terus bertambah hingga mencapai angka satu juta pembaca.
Dimas bangkit. Dia tersenyum, lalu melompat girang sambil berteriak kencang.
DIMAS
(senang)
CUT TO:
04. EXT. JALAN RAYA (TROTOAR RAMAI) - SIANG
(SFX) Suara kendaraan
Dimas tampak mengenakan jaket dan helm berwarna biru sedang mengendarai motor di jalan raya, ada Cinta dengan helm berwarna pink yang duduk di belakangnya. Kita melihat jalan raya ibukota lewat Point of View dari Dimas. Kendaraan yang ramai lalu lalang. Sekalipun di tengah-tengah keramaian, kita merasakan mood yang gloomy.
DIMAS (V.O.)
Berbagai macam orang berjalan di trotoar. Ada orang kantoran, mahasiswa, pekerja bangunan, dan sebagainya.
DIMAS (V.O.)(CONT’D)
(SFX) Suara motor Dimas
CINTA
(sedikit berteriak)
Dimas tersenyum kecil. Dari kaca spion, tampak Cinta yang kebingungan di belakang.
DIMAS
CAMERA PAN TO: Motor Dimas yang melaju membelah keramaian kendaraan lain.
CUT TO
04. INT. KANTOR FALCON - RUANGAN - SIANG
Dimas tampak berdiri dengan wajah semringah sambil berjabat tangan dengan seorang editor Falcon Publishing.
EDITOR FALCON
DIMAS
(tersenyum senang)
Dimas melepaskan jabat tangannya. Berjalan ke arah luar ruangan dan langsung berteriak sambil melompat girang.
DIMAS
CUT TO:
05. EXT. PT. FALCON - PARKIR MOTOR - SIANG
Terlihat Cinta sedang berdiri menunggu Dimas di samping motor yang terparkir.
(SFX) Suara dering ponsel
Cinta merogoh dan mengambil ponsel di dalam tas slempangnya.
CU: Tampak nama ‘Profesor Dito’ pada layar.
Cinta menerima panggilan dari ponsel.
INTERCUT TO:
06. EXT. RUMAH SAKIT JIWA HARAPAN - KORIDOR - SIANG
Profesor Dito (60) sedang berjalan di koridor rumah sakit.
DOKTER DITO
CINTA
DOKTER DITO
Cinta mendesah pelan.
CINTA
(menggerutu)
DOKTER DITO
(beat)
CINTA
Dokter Dito menutup telepon dan berpapasan dengan pasien ODGJ yang membawa kertas kosong sedang membaca puisi.
ODGJ
(beat)
(SFX) Suara petir
INSERT : Dr. Dito dan semua orang terkejut dan keheranan saat tiba-tiba mendengar suara petir dari langit.
CUT TO:
07. EXT. KANTOR FALCON - DEPAN PEKARANGAN - SIANG
Dimas tampak berjalan dengan senyum yang terus mengembang. Dimas berhenti di depan pekarangan kantor. Lalu, mengambil ponselnya di saku jaket. Mencari kontak eyang dan menelepon eyang di rumah.
DIMAS
(dengan heboh)
INTERCUT TO:
08. INT. RUMAH EYANG - RUANG TENGAH - SIANG
Eyang sedang duduk di bangku sambil menonton TV.
EYANG PUTRI
(senang)
DIMAS
EYANG PUTRI
DIMAS
EYANG PUTRI
(tersenyum)
Eyang menutup telepon. Dia bangkit dan mengambil gelas yang kosong. Eyang berjalan ke arah dapur hendak mengisi air minum. Namun, langkahnya terhenti. Gelas yang ada di tangan seketika jatuh dan pecah ketika eyang merasakan sakit pada kepalanya.
INTERCUT BACK TO: