Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
49. EXT. RUMAH EYANG - DEPAN PAGAR RUMAH - PAGI
Ayu ditemani Dimas berjualan pisang goreng di depan rumah. Mereka tampak kewalahan tapi tetap ceria lantaran dagangannya laris manis. Di teras, Cinta yang sedang mengetik laporan tugasnya tersenyum senang melihat itu.
CUT TO:
50. INT. RUMAH EYANG - RUANG TENGAH - SIANG
Cinta telah menggendong tas dan membawa laporan tugas di tangan, dia tergesa-gesa keluar dari kamar.
Kita melihat Ayu yang sedang menonton TV.
CUT TO:
51. INT. RUMAH EYANG - KAMAR DIMAS - SIANG
Dimas duduk di kursi belajar, sedang melanjutkan menulis novelnya di buku catatan.
DIMAS
(tersenyum)
Dimas menutup bukunya. Lalu, merentangkan kedua tangan ke udara. Setelah itu, bangkit dan berjalan ke pintu.
CUT BACK TO:
52. INT. RUMAH EYANG - RUANG TENGAH - SIANG
Cinta menghampiri Ayu dan mencium tangan Ayu.
CINTA
AYU
CINTA
(mengangguk)
AYU
Cinta mengangguk. Lalu, berlari untuk ke ruang depan. Tapi, braak! Cinta malah bertabrakan dengan Dimas yang baru keluar kamar, membuat semua laporannya jatuh dan berserakan.
CINTA
(terkejut)
Cinta buru-buru memungut satu persatu laporannya.
DIMAS
Dimas pun ikut membantu Cinta.
CINTA
Ayu tersenyum kecil dan menggeleng.
Dimas bangkit dan merapikan kertas-kertas yang ada di tangan. Namun, langsung mengerut bingung saat membaca sesuatu pada kertas tersebut.
CU : Tertulis nama “ARUNA” pada sampul depan laporan tugas Cinta.
Kita melihat Cinta bangkit dan langsung terkejut saat melihat Dimas membaca laporannya. Buru-buru Cinta hendak meraih laporannya dari tangan Dimas
CINTA
Dimas tak menyahut, dia menepis tangan Cinta. Lalu, mulai membaca satu persatu laporan tersebut.
Ayu terlihat panik, lalu bangkit. Sementara Cinta menoleh sekilas ke arah Ayu, sebelum kembali menatap Dimas.
CINTA
(berusaha merebut laporannya)
Dimas langsung menghentikan pergerakan tangan Cinta saat menemukan sesuatu yang membuat dadanya tersulut emosi.
CU : Tulisan di laporan Cinta yang menyatakan jika Dimas adalah DEVAN PRAKOSO yang mengidap Skizofrenia, juga terdapat tanda tangan Ayu dan eyang Putri di bawahnya yang menyetujui untuk Cinta menulis laporannya.
Dimas menatap Cinta tajam.
DIMAS
(marah)
CINTA
(meringis)
Ayu menghampiri keduanya dengan cemas.
AYU
DIMAS
(menunjuk Ayu)
Mendengar itu, Ayu begitu sedih dan memilih diam di tempatnya.
DIMAS
(ke Cinta)
CINTA
Dimas mendengkus geram. Dia melepas tangan Cinta dengan kasar.
Cinta meringis sambil memegangi tangannya yang sakit. Matanya tampak menatap sendu Dimas.
CINTA
(more)
Dimas CLOSE — Wajah Dimas tampak terkejut bercampur emosi.
CINTA (CONT’D)
(beat)
DIMAS
(membentak)
CINTA
INSERT : Dimas duduk di kursi belajar. Jari jemarinya tampak membalas komen dari para pembaca di ponsel. Setelah di zoom kita tahu jika layar ponsel Dimas hanya menampilkan wallpaper berwarna biru saja. Di sampingnya, tampak buku catatan Dimas yang kosong.
CINTA (CONT’D)
INSERT : Dimas datang ke kantor Falcon Publishing, tapi diusir oleh satpam.
CINTA (CONT’D)
DISSOLVE TO FLASH BACK:
53. INT - RUMAH LUSI - RUANG TAMU - MALAM
Kita melihat Dara dan Yoyok yang sedang berjalan berlenggak lenggok di atas karpet merah. Dimas dan Lusi tampak tertawa bahagia.
Pov Cinta: Cinta menatap Dimas yang tertawa bahagia seorang diri di rumah Lusi yang kosong dan tak terawat.
DISSOLVE TO:
54. INT. RUMAH LUSI - DAPUR - SIANG
Dara pergi meninggalkan Yoyok yang tampak tersenyum kecut sambil menggerutu nggak jelas. Tapi, langsung kembali ceria saat melihat Cinta yang akan lewat di hadapannya.
YOYOK
(melambaikan tangan kanan)
Pov Cinta : Cinta melengos pergi begitu saja karena tak melihat keberadaan Yoyok di sana.
DISSOLVE TO:
55. INT. RUMAH EYANG - DAPUR - SIANG
Kita melihat Ayu dan Cinta masih menyajikan menu makan siang ke atas meja. Namun, Dara dan Yoyok sudah lebih dulu menyantap menu yang ada dengan lahap, membuat Lusi menggelengkan kepala melihat dua sepupunya itu.
LUSI
DIMAS
Pov Ayu : Ayu melirik ke arah meja. Tampak tiga piring kosong berjejer di sana. Ayu tersenyum sambil meletakkan sayur ke atas meja. Lalu, duduk di depan Dimas.
AYU
(melirik sekilas ke arah Cinta)
FLASHBACK END
CUT BACK TO:
56. INT. RUMAH EYANG - RUANG TENGAH - SIANG
Kita melihat Aruna yang menatap sendu ke Devan.
ARUNA
Mendengar itu, Devan bertambah emosi dan langsung mencengkeram kerah baju Aruna.
DEVAN
(menunjuk Aruna dengan tatapan beringas)
Ayu CLOSE - Ayu menangis.
AYU
(terisak)
Devan melepas kasar cengkeramannya, membuat tubuh Aruna sedikit terlonjak ke belakang. Dia menggeram dan berteriak.
DEVAN
AYU
(terisak)
DEVAN
Devan menggeleng keras. Lalu, menghampiri dan menunjuk Ayu.
DEVAN
Ayu menggeleng dan menangis pilu. Sementara Devan mulai teringat kejadian 15 tahun silam.
DISSLOVE TO FLASHBACK:
57. INT. RUMAH BAGAS - KAMAR BAGAS - MALAM
(SFX) Suara deras hujan dan gemuruh petir
Tampak wajah AYU yang tegang dengan luka lebam di pipinya. Air mata berderai. Kita melihat sorot matanya yang sembab tampak menatap sesuatu yang ada di bawah kakinya.
CAMERA FOLLOW: Mengikuti arah pandang Ayu ke bawah, hingga terlihat seonggok tubuh BAGAS yang telah bersimbah darah di atas lantai dengan mata terbuka.
CU: Tangan Ayu menggenggam sebuah gunting yang ujungnya telah berlumur darah.
Devan kecil (5) berdiri mematung dengan tubuh bergemetar takut di belakang tubuh Ayu.
CUT BACK TO:
58. INT. RUMAH EYANG - RUANG TENGAH - SIANG
Devan terlihat emosi menatap Ayu.
DEVAN
AYU
(menangis)
DEVAN
(berdecih)
AYU
(menggeleng lemah)
DEVAN
(beat)
INSERT : Devan (4) asyik main lari-larian di dalam rumah. Namun, kaki mungilnya tersandung mainan yang berserakan di lantai dan membuatnya terjatuh. Devan menangis. Bagas datang dan langsung menggendong Devan untuk menenangkannya.
DEVAN (CONT’D)
(menggeleng)
AYU
(menampar Devan)
Devan terdiam, dia memegang pipinya.
DEVAN
(semakin emosi)
Ayu tampak terkejut dengan apa yang telah dilakukannya.
DEVAN
Ayu menggeleng sambil menangis tersedu karena merasa bersalah.
AYU
Ayu hendak memegang pipi Devan. Namun, Devan tak terima disentuh dan langsung mendorong keras tubuh Ayu hingga terpelanting ke atas lantai.
Aruna CLOSE - Aruna terkejut.
ARUNA
Aruna buru-buru menghampiri Ayu.
DEVAN
(ke Ayu)
Devan berlalu pergi tanpa memedulikan Ayu yang tak sadarkan diri.
Aruna menggoyang-goyangkan tubuh Ayu dengan panik.
ARUNA
Aruna mengecek denyut nadi Ayu. Lalu, bergegas mengambil ponsel dan menghubungi rumah sakit.
Kita melihat Aruna yang tampak menunggu panggilannya terangkat dengan cemas.
PETUGAS RUMAH SAKIT (O.S.)
ARUNA
DISSOLVE TO:
BEGIN MONTAGE -VARIOUS LOCATIONS
1.Jalan raya — Devan mengendarai motornya kencang. Wajahnya terlihat emosi.
2.Rumah sakit umum — Aruna membawa Ayu ke rumah sakit. Aruna menunggu di luar ruangan. Lalu, tampak menghubungi seseorang melalui ponselnya dengan cemas.
3.Rumah Sakit Jiwa Harapan — Devan berjalan tergesa di koridor rumah sakit. Matanya tampak memancarkan kemarahan.
4.Ruangan Prof. Dito — Prof. Dito sedang menerima panggilan telepon. Dia mengangguk. Kita melihat nama Aruna terpampang pada layar ponsel saat hendak mematikannya. Prof. Dito terdiam sesaat dan tampak berpikir. Kemudian, menghubungi seseorang dengan menggunakan telepon yang ada di atas mejanya. Prof. Dito berbicara dengan lawan bicaranya. Lalu, meletakkan gagang teleponnya kembali.
5.Koridor RSJ Harapan — Dua orang suster laki-laki menghampiri Devan, meraih tangan Devan, dan menahannya. Devan berontak. Prof. Dito datang, mengambil sebuah alat suntik dari kantung kemeja putihnya. Lalu, menancapkan jarum ke lengan Devan. Tak lama kemudian, pergerakan Devan mulai melambat saat obat mulai bekerja. Dua orang suster itu membopong tubuh Devan.
END MONTAGE
FADE OUT:
59. INT. RUMAH SAKIT UMUM - RUANGAN - MALAM
Aruna duduk di depan seorang dokter yang sedang menunjukkan hasil rongen pada bagian tulang ekor milik Ayu.
ARUNA
DOKTER
CUT TO:
60.EXT. RUMAH SAKIT UMUM - KAMAR RAWAT INAP - MALAM
Aruna duduk di samping ranjang Ayu yang masih belum sadarkan diri. Aruna tampak sedih dan teringat percakapannya dengan sang dokter tadi.
INSERT:
ARUNA
DOKTER
(mengangguk)
Aruna CLOSE — Wajah Aruna yang tampak sedih menatap Ayu.
CUT TO: