Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Imperfect Family
Suka
Favorit
Bagikan
2. 2. Stalker

09. EXT. KANTOR FALCON - DEPAN PEKARANGAN - SIANG

Dimas tampak sedang berdiri di depan kantor Falcon. Menelepon Lusi.


DIMAS

(senang)

Halo, Lusi!
Akhirnya, Falcon Publisihing mau nerbitin novelku.


LUSI (O.S.)

(senang)

Astaga! Kamu kereeen banget. Itu penerbit besar, loh. 
Ya ampun, aku seneng banget dengernya.
Selamaat, ya, Mas.

(beat)

Kalau gitu, siang ini kamu harus datang ke rumah. Kita rayain keberhasilan kamu ini sama-sama, ya.


DIMAS

Iya, aku ke sana sekarang.


Dimas menutup telepon. Dia sangat bersemangat.

CUT TO:


10. EXT. KANTOR FALCON - PARKIR MOTOR - SIANG

Terlihat Cinta memasukkan ponselnya ke dalam tas. Kita melihat Dimas yang berlari menghampiri Cinta.


DIMAS

(memanggil)

Cintaaa …


Cinta menoleh. 


DIMAS

(memegang dua bahu Cinta)

Ta, Falcon Publishing mau terbitin novel gue.


CINTA

(terkejut)

Hah, lo serius?


Dimas mengangguk bahagia.


CINTA

(takjub tak percaya)

Wah..
Gila! Gokil lo, Mas. Selamat, ya. 

(meninju bahu Dimas) 

Gue bangga banget punya sahabat kayak lo. 


Dimas langsung memeluk Cinta, membuat Cinta tampak tertegun.


DIMAS

(senang)

Gue seneng banget, Ta.
Gue enggak nyangka kalau impian gue bakalan terwujud secepat ini.


Cinta CLOSE: Cinta tersenyum terpaksa. Perlahan, dua tangannya bergerak membalas pelukan Dimas.


CINTA

(lirih)

Gue juga seneng kalau lo seneng, Mas.


Dimas melepas pelukannya. Meninggalkan Cinta yang masih berdiri di tempatnya, lalu langsung naik ke atas motor dan memakai helm.


CINTA

(terkejut)

Eh, Mas. Lo mau ke mana?


Dimas menyalakan mesin motornya.

(SFX) Suara motor Dimas yang menyala


DIMAS

Ke rumah Lusi.


CINTA

(buru-buru naik ke atas motor)

Gue ikuuut.


CUT TO:


11. INT - RUMAH LUSI - RUANG TAMU - SIANG

Terlihat ruang tamu yang dindingnya dipenuhi poster aktor Korea, kebanyakan poster Lee Minho, Song Joong Ki, Lee Jungsuk.

DARA (20) seorang gadis bertubuh gembul, rambut kribo sedang nemplok di dinding, memeluk posternya itu sambil berbicara ke poster.


DARA

(berbicara logat betawi)

Ya ampyun, kenapa kalian-kalian ini hensyem banget,sih. Setiap memandang kalian, hati aye jadi jedak jeduk kayak gini. (memegang dada)


YOYOK (22) datang, mas-mas jawa yang punya kumis panjang itu mengelus dada melihat kelakuan Dara yang mencium beberapa poster.


YOYOK

(berbicara logat jawa)

Astagfirullah alazim.. Heh, Dara! Dara kotor! Nyebut! Siang-siang begini wis koyo wong gendeng!


DARA

(menoleh)

Apaan, sih, Yok?
Kenape lo kerjaannya ganggu aye mulu!
Udeh deh sana lo pergi jauh-jauh!
Aye kagak mau suami-suami hensyem aye matanye jadi sawan gara-gara lihat muka lo!


Yoyok makin gemas, dia mencubit dua pipi bakpao Dara.


YOYOK

Umur segini yo emang lagi lucu-lucune.


Dara menepis tangan Yoyok.


DARA

Heh, kumis lele!
Kagak usah ye lo pake acara cubit-cubit pipi aye! Sakit tau! (mengusap dua pipinya)
Sini lo kalau berani! Aye kepang tuh kumis baru tau rasa!


Yoyok langsung menutupi kumisnya. Dia juga langsung kabur ke arah pintu saat Dara mau menarik kumisnya. Mereka kejar-kejaran. Tapi, pas Yoyok membuka pintu, dia langsung terkejut saat melihat Dimas sudah ada di sana.


YOYOK

Astagfirullah azim ..
(membaca ayat kursi)


DIMAS

Apaan, sih?
Lo kira gue setan!


YOYOK

(nyengir)

Hehehe..
Bukan, setan kok, Mas.

(beat)

Tapi.. dedemit.


Dimas berdecak, lalu masuk ke dalam yang diikuti oleh Cinta di belakang. Kita melihat Cinta yang langsung duduk di sofa tanpa menyapa Dara dan Yoyok. Mengeluarkan laptop dari dalam tas, meletakkan di atas meja, dan bersiap mengetik.

Dara berdecak melihat Cinta.


DARA

(berbisik ke Dimas)

Emangnya lo kagak punya temen lain ape selain die? Kenapa cewek aneh itu terus, sih, yang lo ajak kemari?


Kita melihat Cinta yang telah fokus pada layar laptopnya.


DIMAS

(heran)

Lah, emangnya kenapa? Cinta kan sahabat gue.


DARA 

Lo kagak tahu ape?
Die tuh pan kagak pernah nyapa aye.


Cinta CLOSE : Cinta menatap ke arah mereka sekilas, tapi kembali fokus pada laptopnya.


DARA

(mencibir) 

Baru juga jadi calon dokter, tapi udah sombong banget.
Apalagi kalo udah jadi dokter, pasti kite-kite makin kagak dianggep sama die.

(more)


DARA (CONT’D)

(menoleh ke Yoyok)

Iye, kan, Yok?


Yoyok tak menjawab. Dia malah terbengong karena terpesona melihat kecantikan Cinta hingga sampai mulutnya terbuka setengah.

Dara mendengkus melihat Yoyok bengong saja. Dia tersenyum jahil dan langsung memasukkan kumis ke dalam mulut Yoyok.


DARA

Makan tuh kumis lele! Hahaha..


Dara langsung kabur keluar rumah. Sementara, Yoyok melepeh kumis yang ada di dalam mulutnya.


YOYOK

Kurang asyeeem!
Heh, badak bercula! Jangan lari sampean!


Yoyok dan Dara saling kejar-mengejar. 

Kita melihat Dimas yang hanya berdecak sambil menggelengkan kepala melihat ulah Yoyok dan Dara.


DIMAS

(menoleh ke Cinta)

Ta, lo mau minum apa?
Kayaknya Lusi ada di dapur.
Gue mau samperin dia sekalian ambil minum.


Cinta menoleh ke arah Dimas yang masih berdiri di muka pintu.


CINTA

(menggeleng)

Enggak usah, Mas.
Gue bawa minum. (memperlihatkan tumbler miliknya)


Dimas mengangguk dan berjalan ke arah dapur.

CUT TO:


12. INT - RUMAH LUSI - DAPUR - SIANG

Terlihat LUSI (20) sedang menutup semua gorden dapur dengan panik. Lalu, beralih ke pintu dapur dan menguncinya.

Dimas datang dan terheran saat melihat suasana dapur yang temaram.


DIMAS

Loh, kenapa semuanya ditutup kayak gini?


Lusi menoleh dan menghampiri Dimas.


LUSI

(menempelkan jari ke depan hidung)

Ssst…
Dari tadi aku liat ada cowok aneh yang liatin aku dari balik pohon sana. 


DIMAS

(terkejut)

Penguntit?


Lusi mengangguk dan memeluk tangan kiri Dimas.


LUSI 

Aku takut, Mas.
Orang itu enggak cuma sekali ke sini.
Beberapa hari yang lalu, semenjak papah sama mamah ke luar kota, aku jadi sering liat dia. 
Awalnya, aku kira dia kamu, karena pakai jaket yang sama persis kayak jaket yang kamu pake ini. (menunjuk ke jaket biru Dimas)


DIMAS

Kenapa kamu enggak kasih tahu aku?


LUSI

Aku enggak mau ganggu waktu nulis kamu, Mas.


DIMAS

(mendesah ringan)

Mana sini, aku mau liat orangnya!


LUSI

Tapi, Mas…


DIMAS

(melepas tangan Lusi)

Udah, enggak apa-apa. Kamu tunggu aja di sini!


Dimas berjalan ke arah jendela. Menyibak gorden dan langsung menemukan seorang cowok yang tampak mencurigakan sedang melakukan sesuaru dari balik pohon pekarangan rumah belakang Lusi.

INSERT: Orang yang mengenakan jaket berwarna biru yang sama persis seperti milik Dimas, lengkap dengan hoodie sedang mengukir sesuatu di badan pohon dengan batu.

INTERCUT TO:


13. EXT. RUMAH LUSI - PEKARANGAN BELAKANG RUMAH - SIANG

Tampak seseorang sedang mengukir sesuatu di badan pohon sambil memperhatikan rumah Lusi dari balik pohon. 

Dimas membuka pintu, lalu berteriak sambil menunjuk ke arah orang itu.


DIMAS

Heh, siapa lo?


Dimas berlari.

Kita melihat orang itu yang tampak panik dan memilih kabur dengan melempar batu kecil yang mengenai tubuh Dimas. Dia pun melompati pagar rumah Lusi.

Dimas berusaha mengejarnya.


DIMAS

Jangan lari!
Berenti lo!


Dimas hendak melompat pagar untuk mengejar orang itu, tetapi panggilan Cinta menghentikannya.


CINTA

(berteriak)

Mas, berhenti!
Enggak usah dikejar!


Cinta dan Lusi tampak berdiri di depan pintu dapur dengan wajah panik. Mereka pun menghampiri Dimas.

Terlihat Dimas berjalan ke arah pohon dan terkejut saat melihat ada sesuatu pada batang pohon tersebut.

Cinta dan Lusi datang.


DIMAS

(ke Lusi)

Kamu kenal sama nama ini? (jari telunjuk menunjuk ke arah batang pohon)


CU : Sebuah tulisan ukir yang bertuliskan “DEVAN PRAKOSO DAN LUSI” 


LUSI

(menggeleng)

Aku enggak kenal sama sekali sama nama itu, Mas.


CINTA

(ke Dimas)

Mungkin dia cuma orang iseng, Mas.
Jadi, lo enggak usah kepancing sama dia!


DIMAS

(menggeleng)

Enggak, lo salah, Ta. 

(beat)

Gue yakin banget kalau cowok itu kenal sama gue dan Lusi.


INSERT: Sekilas bayangan jaket yang dipakai orang itu yang sama persis dengan milik Dimas. Meski wajah orang itu tak terlihat, tetapi Dimas yakin jika cowok itu sedang memperhatikan Lusi.

POV DIMAS: Menatap ke arah Lusi yang tampak ketakutan.


DIMAS

(ke Cinta)

Gue punya firasat buruk sama orang itu.
Gue rasa dia mau berniat jahat ke Lusi.


Dimas CLOSE: Wajah Dimas yang serius, menatap ke depan.


DIMAS

(lirih)

Devan Prakoso, siapa sebenarnya lo?

CUT TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar