Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
61. INT - RUMAH SAKIT JIWA HARAPAN - RUANG PERAWATAN
Devan - POV. GELAP. Kemudian, ada cahaya melalui kedipan mata yang perlahan terbuka hingga menampakkan wajah Prof. Dito.
Devan berbaring di atas ranjang. Sementara Prof. Dito duduk di sampingnya. Sebuah ruangan yang sama persis dengan kamar perawatan milik Devan tiga tahun silam saat sedang menjalani perawatan di rumah sakit ini.
PROF. DITO
Devan berkedip. Dia mencoba untuk duduk, tetapi meringis dan memegangi kepalanya yang terasa pusing.
DEVAN
PROF. DITO
DEVAN
(mengumpat)
PROF. DITO
DEVAN
(menatap Prof. Dito)
PROF. DITO
(mengangguk)
DEVAN
Prof. Dito mengembuskan napasnya.
PROF. DITO
DEVAN
(mengerut)
PROF. DITO
Devan CLOSE - Devan tampak terkejut.
DEVAN
(menggeleng sambil tertawa meremehkan)
PROF. DITO
DISSOLVE TO FLASHBACK:
ESTABLISH : Langit malam di angkasa yang menumpahkan derasnya air hujan. Sebuah rumah dua lantai tampak begitu tenang.
Note: Rumah yang sama saat Devan dan Ayu mencari keberadaan penguntit.
62. INT. RUMAH BAGAS - DAPUR - MALAM
Kita melihat Ayu sedang merapikan meja makan selepas makan malam. Sementara, Ibu mertua Ayu, ENYAK AINI (57) mengangkat piring kotor dan diletakkannya di tempat cucian piring.
Ayu menghampiri.
AYU
ENYAK AINI
(berbicara logat betawi)
Ayu mengangguk dan patuh. Ayu pergi meninggalkan Ibu mertuanya.
CUT TO:
63. INT. RUMAH BAGAS - KAMAR - MALAM
(SFX) Suara deras hujan dan gemuruh petir
Kita melihat suasana kamar yang berantakan oleh mainan milik Devan (5). Meski TV menyala, Devan tampak asyik bermain mobil-mobilan di lantai, seorang diri di samping ranjang.
DEVAN
(menirukan suara jalan mobil)
PEREMPUAN DI TV (OS)
Devan menengok sekilas ke arah TV.
CU : Menampilkan tayangan di TV di mana seorang laki-laki sedang memukul perempuan. Lalu, datang seorang anak perempuan yang memegang sebilah pisau dan menusukkannya pada laki-laki tersebut. Seketika, laki-laki itu tewas di tempat. Perempuan dan si anak berpelukan sambil menangis.
Bagas masuk ke dalam kamar dalam keadaan mabuk. Dia marah saat melihat kamarnya berantakan dan langsung mematikan TV.
BAGAS
(membentak)
Devan CLOSE - Devan tampak ketakutan.
Bagas berjalan sempoyongan menghampiri Devan.
BAGAS
Bagas tak segan memukul Devan.
DEVAN
(menangis)
Bagas tak peduli dengan rintihan Devan dan terus menghukumnya.
Ayu datang dan terkejut melihat Bagas memukul anaknya. Ayu menghampiri dan berusaha menjauhkan Bagas dari Devan.
AYU
Bagas menghentikan memukul, lalu mendorong tubuh Ayu ke belakang.
BAGAS
(ke Ayu)
Bagas kembali memukul tubuh ringkih Devan yang terus menangis. Hingga akhirnya, tubuh Devan tersudut di depan nakas, saat yang sama sebuah gunting terjatuh tepat di sampingnya.
Ayu menggeleng dan kembali berusaha memisahkan Bagas dari Devan.
AYU
(menangis)
Bagas kesal. Dia menghentikan aksi memukul, membalikkan tubuh, lalu beralih menampar Ayu.
BAGAS
(berteriak)
AYU
(membela diri)
Mendengar itu, Bagas kembali menampar Ayu.
Ayu CLOSE — Ayu menangis sambil memegangi pipinya yang telah lebam.
BAGAS
Langkah Ayu mundur ke belakang saat sedikit demi sedikit Bagas maju ke arah Ayu. Sayangnya, pergerakan Ayu harus terkunci di dinding.
BAGAS (CONT’D)
Bagas menarik ikat pinggangnya, lalu tak segan menyabet tubuh Ayu.
AYU
Devan POV - Devan menangis. Dia menoleh ke samping. Mengambil gunting, lalu bangkit dan berjalan menghampiri Bagas dan Ayu dengan gunting di tangannya.
AYU
(kesakitan)
Devan berhenti di belakang tubuh Bagas. Terdiam sesaat, menyaksikan sang ayah yang masih menyiksa Ayu sambil menangis.
DEVAN
(menangis)
BAGAS
AYU
INSERT: Devan teringat adegan seorang anak perempuan yang menusukkan pisau ke arah laki-laki yang ditontonnya tadi.
Perlahan tangan Devan yang menggenggam gunting bergerak. Lalu, dengan gerakan cepat, menusukkan gunting ke arah perut bagian kanan Bagas, dan ….
Bagas CLOSE — Mata Bagas melotot dan langsung menghentikan aksinya.
Melihat ke perut Bagas, sebuah gunting telah berhasil menancap di perutnya dengan sempurna. Darah merembes, dan kemudian Bagas ambruk.
Ayu CLOSE — Ayu tampak terkejut sambil menangkupkan mulut dengan kedua tangannya.
Devan kian menangis kencang.
INSERT : Enyak Aini menaiki anak tangga menuju ke kamar Ayu saat dari dapur mendengar samar-samar keributan dari lantai atas.
ENYAK AINI
Ayu panik dan langsung menoleh ke arah pintu. Cepat-cepat, dia langsung menghampiri Devan, berjongkok dan memeluknya.
AYU
(berusaha tenang)
Devan nurut dengan menghentikan tangisannya.
Ayu melepas pelukannya. Lalu, memegang kedua bahu Devan dan menatap mata sembab anaknya.
AYU
Devan menggeleng.
DEVAN
(bergetar)
INSERT : Enyak Aini sudah di lantai atas. Berjalan ke arah kamar Ayu yang tertutup. Dari dalam sudah tak lagi terdengar suara keributan. Begitu tenang. Aini memegang tuas pintu dan mulai menggerakkannya ke bawah.
Ayu menoleh ke arah pintu dengan panik. Lalu, kembali menatap ke arah Devan.
AYU
(terisak)
Ayu mendorong tubuh Devan hingga terjatuh ke atas lantai. Devan menangis. Ayu bangkit dan buru-buru mengambil gunting yang menancap di perut Bagas.
Enyak Aini CLOSE — Membuka pintu.
ENYAK AINI
Mata Aini melotot dan langsung berteriak histeris saat melihat anaknya telah tewas bersimbah darah di atas lantai. Ditambah lagi, dia melihat tangan Ayu yang memegang gunting berlumur darah.
ENYAK AINI
(menatap Ayu marah)
Ayu CLOSE - Ayu hanya bisa menangis pilu.
Devan berdiri, dia masih menangis. Namun, otaknya terus terngiang ucapan Ayu dan Enyak Aini tadi.
AYU (O.S.)
ENYAK AINI (O.S.)
Suara-suara itu terus terngiang, tumpah tindih sehingga semakin lama terdengar tak jelas.
FADE OUT
64. EXT. RUMAH BAGAS - PEKARANGAN RUMAH
Kita melihat wajah Ayu yang sembap dengan pipi penuh dengan luka lebam. Ayu keluar dari rumah dengan didampingi oleh dua orang polisi menuju ke mobil. Sementara kedua tangan Ayu diborgol.
Banyak tetangga yang menonton dan mengejek Ayu.
TETANGGA 1
TETANGGA 2
TETANGGA 3
(menyahut)
Ayu masuk ke dalam mobil. Melalui kaca jendela, Ayu bisa melihat Devan yang terisak di depan pintu.
AYU
(lirih)
Ayu menitikkan air matanya seiring dengan mobil yang mulai melaju.
FLASH BACK END
CUT BACK TO: